Soal Asap, RI Tegaskan Belum Butuh Bantuan Luar Negeri

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Jumat, 18 Sep 2015 17:53 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan armada yang ada masih memadai untuk menanggulangi masalah asap.
Pengendara sepeda motor melintas di jalan yang dipenuhi kabut asap kebakaran lahan di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Minggu (13/9). Pemerintah Propinsi Riau terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan agar kabut asap tidak terus meluas. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia kembali menegaskan sikap terkait upaya pemadaman asap kebakaran hutan dan lahan, yang kini merambah ke wilayah negara tetangga. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan armada yang ada masih memadai untuk menanggulangi masalah asap.

"Kami menghargai ada kerja sama tapi kami lihat kami masih belum butuh bantuan luar negeri," kata Siti di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jumat (18/9). (Lihat Juga FOKUS Siapa di Balik Kebakaran Hutan?)

Lebih jauh, mengenai keputusan menerima tawaran bantuan negara lain, Siti mengatakan hal itu akan dibicarakan terlebih dahulu bersama Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Lihat Juga: Daftar Hitam Perusahaan Pembakar Hutan Rampung Desember)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu bantuan bukan Menteri KLH yang putuskan. Saya harus koordinasi juga dengan Presiden dan Menteri Luar Negeri," ujar Siti.

Siti menjelaskan saat ini pemerintah mengerahkan 24 pesawat dengan berbagai fungsi seperti untuk pemboman air (water bombing), angkut personel, dan rekayasa cuaca seperti hujan buatan. Untuk pesawat water bombing tersedia 10 pesawat dengan kapasitas 5 ribu liter air. Sedangkan sisanya digunakan untuk hujan buatan dengan kapasitas 3.200 dan 500 liter air.

"Kami tambah 20 pesawat lagi. Kemarin Singapura mau kasih satu pesawat dengan kapasitas 5000 liter air. Kalau dia (Singapura) mau kirim 40 pesawat baru boleh dibantu," kata Siti.

Pemerintah Singapura telah menawarkan bantuan melalui menterinya sebanyak dua kali. Pertama, tawaran bantuan disampaikan melalui Menteri Pertahanan mereka, Ng Eng Hen. Menhan Singapura tersebut menghubungi langsung Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu, untuk menawarkan bantuan fasilitas pemadam kebakaran.

"Kementerian Pertahanan (MINDEF) dan Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) sudah menyiagakan pesawat C-130 untuk operasi modifikasi cuaca, satu helikopter Chinook dengan penampungan air untuk pemadaman api dari udara dan dua pesawat C-130 untuk mengangkut tim pemadam kebakaran dari Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF)," tulis MINDEF dalam pernyataan resmi mereka.

Selain Menhan, bantuan juga ditawarkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Vivian Balakrishnan. "Tidak ada komplain. Dia menawarkan bantuan tapi saya katakan kami sedang berusaha. Dia juga bilang terimakasih," kata Siti di Kantor Kepresidenan, Kamis (17/9).

Berdasarkan data terakhir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan yang dihimpun melalui satelit hingga 9 September 2015, luas area lahan pemanfaatan yang terindikasi kebakaran di Sumatera dan Kalimantan mencapai 190.993 hektar. Selain itu, sebanyak 114 perusahaan terindikasi melakukan pembakaran hutan dan lahan.

Dari 114 perusahaan yang berada di 8 provinsi di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang terindikasi melakukan pembakaran hutan dan lahan, perusahaan yang berada di Sumatera Selatan mempunyai jumlah paling banyak dengan 19 perusahaan, diantaranya PT BMH, PT RHM, PT SWI, PT BAP, PT BPU, PT GAL, PT WLM, PT CMB, PT TPJ, PT DGS, PT RPP, PT IAL, PT BKI, PT BSC, PT SAM, PT RE, PT DAS, PT CT dan HGU. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER