Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan penambahan helikopter pemboman air (water bombing) untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Operasi pemadaman kali ini merupakan yang terbesar dibandingkan tahun 2014.
"Operasi udara ini adalah yang terbesar dibandingkan tahun 2014 dalam mengatasi karhutla. Pada 2014, operasi udara didukung 12 heli dan 3 pesawat hujan buatan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya kepada media, Senin (28/9).
(Lihat Juga: Kebakaran Hutan Berpotensi Meningkat Hingga Akhir November)Sutopo mengatakan, saat ini ada 21 pesawat dan helikopter
water bombing untuk operasi udara, dengan rincian 19 heli
water bombing, 2 pesawat Air Tractor
water bombing, dan 4 pesawat hujan buatan. Sebanyak 19 heli saat ini tersebar di Riau 3 unit, Jambi 4 unit, Sumatera Selatan 5 unit, Kalimantan Barat 2 unit, Kalimantan Tengah 3 unit, dan Kalimantan Selatan 2 unit.
(Baca Juga: Menteri Siti Kerahkan 183 Personel Verifikasi Pembakar Hutan)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, dua pesawat Air Tractor dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga dikerahkan dan ditempatkan di Sumsel. Sementara itu, 4 pesawat hujan buatan ditempatkan di Riau, Sumsel, Kalbar dan Kalteng.
Selain pengerahan heli dan pesawat, penanganan kabut asap dari karhutla juga dilakukan dari darat. Sutopo mengatakan, BNPB telah membentuk tim gabungan terdiri dari Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Kepolisian RI, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api dan lainnya yang berjumlah 20.837 personel.
"Sebanyak 3.773 personil TNI dari pusat diperbantukan di Riau 1.444 personil, Sumatra Selatan 1.294 personil, Kalimantan Tengah 500 personil, dan Kalimantan Selatan 535 personil," ujarnya.
Selain itu, Sutopo juga menyampaikan, Polri dari satuan Brigade Mobil dan Penyidik dari pusat juga mengerahkan 770 personilnya untuk mempercepat proses hukum terhadap pelaku dan perusahaan yang bertanggungjawab atas karhutla ini.
Sebelumnya, Kepala Staf Presiden Teten Masduki tak heran apabila negara-negara tetangga Indonesia marah akibat asap kebakaran hutan RI. Meski demikian, Teten tak mau Indonesia sepenuhnya disalahkan atas bencana kabut asap yang menyebar ke Singapura dan Malaysia itu.
“Asap kebakaran lahan sangat meluas, tapi Singapura harus memahami kesulitan kita untuk memadamkannya karena ini bukan satu hal yang sederhana,” kata Teten di Jakarta, Senin (28/9).
Menteri Luar Negeri Singapura menyebut Indonesia tak memikirkan keselamatan warga Singapura maupun warga Indonesia sendiri soal bencana kabut asap yang menyelimuti Sumatera dan Kalimantan.
Pernyataan pedas Singapura itu keluar setelah Jumat kemarin Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di negeri itu mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun ini, yakni 341. Padahal dua pekan lalu, saat Singapura mulai menunjukkan kejengkelannya saat ISPU di sana berada di angka 211.
(utd)