Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pemerintah telah keliru memprediksi ancaman El Nino pada tahun 2015. Kekeliruan ini, kata Luhut, kini memaksa pemerintah bekerja lebih keras dalam menangani kebakaran hutan di tujuh provinsi.
"Saya tidak malu mengakui, ramalan kami keliru. Kami tidak tahu El Nino akan lebih parah dibandingkan tahun 1997. Kami melakukan kesalahan prediksi di sini," kata Luhut di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Rabu (28/10).
Luhut menuturkan, Maret lalu pemerintah sebenarnya sudah mendapatkan informasi bahwa badai El Nino akan menerpa Indonesia. Namun saat itu pemerintah tidak mengetahui jika badai tersebut ternyata menyebabkan kebakaran hutan menyebar ke berbagai wilayah dan menimbulkan bencana kabut asap.
Hingga hari ini, ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, sudah 19 warga meninggal akibat terpapar asap. Lima korban berasal dari Kalimantan Tengah, lima dari Sumatra Selatan, lima dari Riau, satu Jambi, dan tiga lainnya dari Kalimantan Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui
teleconference di Kantor BNPB, Khofifah meminta Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menginstruksikan Badan Pembangunan Daerah Riau memperbarui data indeks standar pencemaran udara (ISPU) setiap 30 menit.
"Kalau asap sudah menebal dan menguning, langsung dikomunikasikan ke Radio Republik Indonesia," tutur Khofifah.
Khofifah juga meminta Andi –sapaan Arsyadjuliandi Rachman– memerintahkan setiap kepala daerah dan pejabat di tiap tingkatan administratif daerah untuk mendengarkan informasi dari RRI. Ia berkata, data yang dipublikasikan oleh RRI harus menjadi dasar keputusan evakuasi warga.
Apabila ISPU sudah melewati ambang batas normal, Khofifah meminta pemerintah setempat untuk segera memindahkan warga ke tempat evakuasi sementara seperti ruangan ber-AC yang ada di rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Secara terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau meminta pemerintah pusat terus berupaya memadamkan api di Sumatra Selatan dan Jambi bersama pemerintah daerah kedua provinsi tersebut.
“Riau hari ini cerah karena sebagian besar wilayah kami kemarin sore diguyur hujan hampir dua jam. Langit jernih. Jarak pandang 1.500-2.000 meter. Titik api nol. Tapi kalau titik api di Sumsel tak tuntas dipadamkan, dua hari ke depan Riau kolaps lagi,” kata Kepala BPBD Riau Edward Sanger kepada CNN Indonesia.
Edward ragu cuaca cerah di Riau dapat bertahan sepekan penuh, sebab titik api di Sumsel berjumlah 400 lebih. Api di provinsi tetangga itu menyebabkan kabut asap terbawa sampai ke Riau mengikuti arah angin.
(agk)