Sempat Berhenti Kamisan Karena Percaya Jokowi

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2015 18:20 WIB
"Aksi berlangsung setengah jam, disuruh pergi. Lalu kami pulang, tapi saya nangis. Rasanya kayak diusir benar-benar."
Sumarsih, ibu dari mahasiswa Universitas Atma Jaya Bernardus Realino Norma Wirawan atau Wawan, yang merupakan korban tewas tragedi Semanggi 1, melakukan tabur bunga di halaman Kampus Atma Jaya, Jakarta, Kamis (13/11). Tragedi yang telah 16 tahun berlalu itu hingga kinibelum ada kejelasan hukumnya. (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)
Pernah diusir ketika melakukan aksi Kamisan?
Kami sudah berkali-kali diusir. Kalau ada tamu negara disuruh minggir; pernah dorong-dorongan sampai banyak payung patah; ada presiden lewat disuruh minggir dulu. Waktu mau 17 Agustus, pas hari Kamis, juga enggak boleh. Pernah dulu sudah bawa tumpeng pelanggaran HAM, hiasannya kasus-kasus pelanggaran. Ada yang bawa pepes, ayam goreng, masak bareng. Ingin memperingati 17an, itu 2009.

Sebelumnya ditelpon dari Polda enggak boleh Kamisan, karena di sekitar Istana sudah steril. Kalau tetap nekat aksi, kepolisian tidak bertanggungjawab atas keselamatan ibu. Aksi berlangsung setengah jam, disuruh pergi. Lalu kami pulang, tapi saya nangis. Rasanya kayak diusir benar-benar.

Baru pertama itu. Kamisan yang berjalan setengah jam itu dua kali. Yang satu lagi, hujan besar, petir, angin, daripada kita sakit, kita berhenti. Refleksinya di bawah pohon. Walaupun hujan angin, tetap aksi. Kita pakai payung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca: Poliri Larang Aksi Kamisan Mulai Hari Ini)

Ibu aktif berorganisasi sejak dulu?
Enggak. Saya pegawai DPR yang lebih mengutamakan masa depan anak. Kalau karier ada kesempatan, tapi yang berkarier suami. Saya mengurusi anak. Saya mencari sekolah yang bagus. Saya ditempatkan di Fraksi, kalau lagi reses, enggak ngantor, jemput anak-anak.

Kalau pekerjaan bisa dikerjakan di rumah, saya pulang. Begitu wawan enggak ada, sunyi. Saya kerjaannya nangis, baca kitab suci. Bapaknya Wawan kerjaannya baca. Irma kalau sudah selesai belajar, nonton televisi. Penembakan wawan itu tidak bisa dielak. Harus kita terima. Dan untuk menerima itu juga perlu proses. 

Ibu pernah absen Kamisan?
Kelihatannya saya enggak datang Kamisan itu 20 kali. Saya sempat secara resmi bilang, saya mau berhenti. Waktu itu pemilihan presiden 9 Juli hari Rabu. Kamis, tanggal 10. Saya yang minta refleksi Kamisan. Saya bilang, hari ini menurut Quick Count Jokowi yang menang.

(Baca: Sempat Adu Otot dengan Polisi, Aksi Kamisan Tetap Berjalan)

Dari visi, misi, dan program aksi, saya menaruh harapan dengan Jokowi-JK. Oleh karena itu saya akan tidak selalu datang di Kamisan. Atau mungkin saya akan berhenti Kamisan. Akhirnya menyebar. Ada juga anak-anak 98 yang datang ke sini. Ada diskusi kecil. Perjuangan belum selesai, kita jangan terlalu menaruh harapan yang besar kepada Jokowi. Akhirnya saya datang lagi ke Kamisan.

Berhenti Kamisan Karena Jokowi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER