Sempat Berhenti Kamisan Karena Percaya Jokowi

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2015 18:20 WIB
"Aksi berlangsung setengah jam, disuruh pergi. Lalu kami pulang, tapi saya nangis. Rasanya kayak diusir benar-benar."
Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan melakukan aksi Kamisan ke-420 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 19 November 2015. Aksi kamisan kali ini menolak kejadian pada minggu lalu, dimana pihak kepolisian memaksa pindah lokasi aksi dengan alasan melanggar UU No.9 Tahun 1998 dan terbitnya Pergub DKI Jakarta No 228/2015 yang berisi pengaturan lokasi demonstrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Bagaimana Ibu memandang pelaksanaan janji dua presiden selama Kamisan?
Semua presiden berjanji untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM. SBY sempat membuat Tim Penyelesaian Kasus-kasus Pelanggaran HAM Berat masa lalu. Sampai SBY habis masa periodenya enggak ada perkembangan. Pak Jokowi komitmennya belum ada setahun sudah berubah. Butir empat Nawacita, mau menegakan hukum supaya bermartabat dan terpercaya. Tapi sudah rekonsiliasi nasional. Tanpa UU KKR, rekonsiliasi sama saja abai terhadap penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu. Sama saja jadi komoditas politik lagi.

Ibu pernah merasa lelah dengan aksi Kamisan?
Lelah sih iya. Sering. Tetapi kemudian cinta saya kepada Wawan itu yang selalu menyemangati. Dari awal, kami serumah itu tahu yang dilakukan masing-masing anggota keluarga. Di meja makan, kalau makan malam selalu bareng. Obrolan dari soal reformasi sampai soal besok masak apa.

Kami serumah tahu enam agenda reformasi. Saya juga melarang Wawan untuk demo. Wawan mengadakan ruang dialog, seminar, diskusi publik, sarasehan supaya tindak penembakan seperti di Trisakti. Setelah Wawan meninggal, April 1999 saya ingin mewujudkan agenda reformasi yang diperjuangkan oleh Wawan dan kawan-kawannya, yang sampai saat itu belum terwujud dan sampai sekarang. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(rdk)

HALAMAN:
1 2 3 4
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER