Jakarta, CNN Indonesia -- Masjid Asy Syuhada yang berlokasi di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, disebut dijadikan tempat propaganda penyebaran ajaran kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS. Namun tudingan tersebut tak tampak dalam khotbah salat Jumat (26/2).
Seperti tata cara salat Jumat, sebelum penceramah naik mimbar, pengurus masjid mengumumkan nama penceramah yakni Abdul Roziq. Setelah namanya disebut, Roziq naik mimbar dan mengumandangkan azan zuhur.
Suasana di dalam masjid pun tak berbeda dengan masjid-masjid lain. Jemaah tampak saling bercengkerama saat azan berkumandang. Anak-anak kecil terlihat berlarian ke sana ke mari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai Roziq mengumandangkan azan, dia melanjutkannya dengan ceramah. Ketika azan selesai berkumandang, para jemaah telah memenuhi lantai satu dan dua masjid.
Isi dari ceramah Roziq tak ada satupun yang menyinggung masalah ISIS. Roziq memberikan ceramah mengenai kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang melafalkan istigfar sebanyak 70 kali dalam semalam.
“Mari meningkatkan ketakwaan kita dengan meneladari Rasulullah,” kata Roziq.
Roziq tampak mengikuti perkembangan zaman. Selama berceramah dia menggunakan telepon seluler pintar untuk melihat hadis yang dia jadikan rujukan.
Setelah salat Jumat selesai, tak ada aktivitas aneh yang dilakukan para jemaah. Semua jemaah berbondong-bondong pulang dan tak ada sedikit pun kata "ISIS" keluar dari mulut mereka.
Sebelumnya Media Australia, ABC, mengklaim menyaksikan pertemuan rahasia simpatisan ISIS di sebuah masjid di Jakarta Pusat yang diyakini merupakan wadah perekrutan militan di ibu kota.
Awak media Australian Broadcasting Corporation (ABC) mengklaim pertemuan rahasia itu terjadi di masjid Asy Syuhada yang terletak di sebuah jalan yang tidak cukup besar untuk dimasuki mobil. Lokasi masjid tidak disebutkan dengan jelas.
Juru kamera ABC yang merupakan seorang warga negara Indonesia, memperoleh akses ke pertemuan itu. Meskipun terdapat upaya untuk menghentikannya merekam pertemuan itu, wartawan ABC itu berhasil mendapatkan rekaman yang cukup jelas.
"Mereka menyatakan bahwa wilayah itu merupakan wilayah Negara Islam [ISIS] di mana hukum Allah ditegakkan sepenuhnya, dan di mana tidak ada intimidasi dari negara-negara asing," ujar ulama garis keras bernama Syamsudin Uba dalam pertemuan itu, dikutip dari ABC.
Kepada CNNIndonesia.com, Syamsudin Uba, membantah berita yang ditulis media ABC. Menurutnya, artikel yang bercerita tentang rekrutmen kader ISIS di masjid Jakarta, tak benar.
"Itu bohong," ujar Syamsudin.
Syamsudin mengatakan majelis taklim yang dia pimpin tidak berafiliasi dengan ISIS. Pengajaran yang disampaikan, kata dia, fokus pada kajian strategis kepemimpinan (khilafah) dalam menguasai dunia demi menghapus penjajahan.
"Kami bicara khalifah, tidak bicara ISIS," kata Syamsudin.
(yul)