Bukan hanya ketidakterlibatan publik dan terutama nelayan yang menjadi sorotan utama para pakar. Yudi juga heran ketika perdebatan wacana reklamasi 17 pulau mencuat tahun 2005: apakah Jakarta kekurangan pulau hingga harus menguruk pantai untuk dijadikan daratan?
“Apakah Pemprov lupa bahwa Jakarta punya seribu pulau di depan? Apakah kurang sampai mau bikin 17 pulau lagi?” kata Yudi.
Yudi meminta Pemprov Jakarta mengajak para investor untuk membangun Kepulauan Seribu dan memanfaatkan potensi alam yang ada di kawasan tersebut, alih-alih memusingkan upaya reklamasi. Di kawasan itu, Pemprov Jakarta bisa membangun dermaga, memanfaatkan potensi laut, mendirikan bandara, dan mengembangkan resort.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudi menyebut, ada yang tidak tepat dengan cara berpikir Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Yang dimaksud Yudi yaitu seolah-olah melakukan reklamasi adalah hal yang mendesak hanya karena bisa mengantongi kontribusi 5 persen dan kontribusi tambahan 15 persen.
Persoalan cara berpikir Ahok lainnya, lanjut Yudi, adalah upaya untuk melengkapi reklamasi dengan tanggul untuk air baku bersih. “Padahal Jakarta punya 13 suang, kenapa sampahnya enggak diolah dulu agar sungai itu dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya?” tutur Yudi.
(rdk)