KLHK Klaim Titik Api Turun 7 Persen

Riva Dessthania, Antara | CNN Indonesia
Selasa, 12 Jul 2016 12:40 WIB
Titik api dilaporkan bermunculan di beberapa wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Masyarakat berupaya memadamkan titik api di Riau. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat adanya penurunan titik api sekitar 7-8 persen pada semester pertama 2016 dibandingkan periode sama tahun lalu. Catatan ini berdasarkan evaluasi kinerja satuan tugas pemadam kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di daerah-daerah rawan.

“Evaluasi rutin dilakukan untuk meminimalisir terjadinya peningkatan titik api guna mengoptimalkan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan,” ujar Menteri KLHK, Siti Nurbaya di kantor KLHK pada Selasa (12/7).

Setiap satu semester, tutur Siti, satgas-satgas terpadu di daerah-daerah dievaluasi berdasarkan hasil monitoring pemerintah daerah dan juga KLHK sendiri. Setiap semesternya, pemerintah memberikan penghargaan dan juga koreksi kepada setiap satgas yang ada.
Selain itu, Siti menyatakan, KLHK terus menguatkan koordinasi bersama pihak-pihak terkait dalam menangani persoalan kebakaran hutan. Khususnya, tutur Siti, memperkuat koordinasi KLHK bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam hal persamaan data terkait titik hotspot dan strategi penanganan kebakaran hutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti sejak libur kemarin kami merasa ada sedikit miskomunikasi antara KLHK dengan BNPB mengenai peningkatan titik hotspot. Kami langsung koordinasi dengan BNPB dan lakukan koreksi," kata Siti.

Lebih lanjut, sebelumnya Siti telah menghimbau kepada otoritas daerah dan lembaga-lembaga terkait untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem regulasi tata air di masing-masing wilayah sebagai upaya pencegahan peningkatan titik api dan kebakaran pada lahan serta hutan.

Untuk itu, Siti menghimbau Dinas Pengairan di setiap daerah untuk dilibatkan secara aktif dalam mengoptimalkan strategi penanganan kebakaram hutan pada masing-masing daerah rawan kebakaran hutan.

Titik api di beberapa wilayah terutama Sumatera dan Kalimantan mulai mencemaskan. Pemerintah perlu serius mengantisipasi kebakaran hutan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Yulizar Dinoto mengatakan, ada beberapa titik api yang tersebar di kabupaten Sumsel. Titik api itu antara lain berada di kabupaten Muaraenim, Banyuasin termasuk Penungkal Abab Lematang Ilir.

“Kami waspada dan segera memadamkan apabila ada titik api,” kata Yulizar, Selasa (12/7) seperti dilaporkan Antara.

Pemantauan dan pemadaman titik api kini menggunakan bantuan helikopter untuk memantau dari udara. Selain itu ada tim darat diantaranya anggota TNI, Polri dan Manggala Agni dalam mengantisipasi agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Sementara itu Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menyatakan menemukan titik api di sejumlah titik antara Kabupaten Katingan hingga Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Saya lihat titik Api itu ketika saya menggunakan pesawat dari Palangka Raya menuju Pangkalan Bun di lebaran pertama, Rabu (6/7). Saya belum tahu titik api itu di lahan perusahaan atau masyarakat," tambahnya.

Dia meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng agar segera berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk mencari dan segera memadamkan titik api tersebut.

Berdasarkan prediksi Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada Juli 2016 Provinsi nomor dua terluas di Indonesia ini akan mengalami kemarau serta rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan. (yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER