Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj meminta nahdliyin (warga NU) tak hanya fokus pada proses hukum kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ia mengajak seluruh warga NU percaya kepada proses hukum Polri. Sebab Kapolri Jenderal Tito Karnavian, kata Said, telah berjanji menyelidiki kasus Ahok secara terbuka.
"Ada agenda lebih besar dari pada ini. Tantangan ekonomi, tantangan budaya, radikalisme, terorisme. Aduh, jauh lebih besar dari pada satu orang ini (Ahok), lah," kata Said Aqil di Kantor PBNU, Senin (7/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbauan Said Aqil ini sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo yang sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah terus melakukan konsolidasi guna membangun Indonesia.
Konsolidasi itu salah satunya dilakukan bersama NU sehingga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi keumatan serta menangkal radikalisme dan terorisme.
Oknum 4 NovemberSoal 4 November, Said Aqil juga turut menduga ada oknum yang menunggangi demo besar tersebut sehingga berujung ricuh usai salat Isya.
Menurutnya, oknum itu yang merusak tujuan awal aksi menuntut keseriusan pemerintah menuntaskan proses hukum terhadap Ahok.
"Kami tidak yakin dilakukan pengunjuk rasa aksi damai 4 November. Kami menengarai dilakukan kelompok yang ingin merusak kemurnian dan niat suci aksi damai," ujarnya.
Ia mengatakan, NU sudah membatasi warganya dalam berdemo. Warga NU diperbolehkan berdemo asal tidak membawa atribut NU dan tertib seperti yang diinginkan pemerintah dan diatur undang-undang.
Selain itu, kata Said, tak seluruh warga NU, terutama warga di daerah, mengikuti Aksi Bela Islam tiga hari lalu.
"Kalau warga NU demo, tak muat Jakarta. NU didirikan bukan untuk demo, tapi membawa masyarakat," ucapnya.
(wis/rel)