Setelah 12 Jam Berada di Titik Teror Air Keras Novel Baswedan

CNN Indonesia
Rabu, 12 Apr 2017 07:22 WIB
Jalan Deposito dan Masjid Al Ihsan jadi saksi bisu penyerangan Novel Baswedan. Warga di kawasan itu 'kenyang' dengan kegiatan mencurigakan orang-orang tertentu.
Jalan Deposito dan Masjid Al Ihsan jadi saksi bisu penyerangan Novel Baswedan. Saat malam, sebagian kawasan itu gelap, macam pengungkapan teror kali ini. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Abdurrahim Hasan kaget mendengar teriakan di sebelah Masjid Al Ihsan pada subuh kemarin. Ada yang berteriak minta tolong saat itu. Waktu menunjukkan 05.10 WIB, beberapa jemaat masih menghabiskan waktunya beribadah di masjid itu.

“Kami di masjid mendengar orang teriak-teriak. Kami pikir ada yang kecelakaan,” kata Hasan. “Ada pula yang berteriak ‘Pak Novel, Pak Novel.”

Warga akhirnya mengetahui Novel Baswedan baru saja disiram cairan keras yang membuat panas wajahnya. Salah seorang jemaat sempat
mengguyurkan air ke wajah penyidik KPK tersebut pada pagi itu.
“Dia sampai menabrak pohon untuk mencari air, kembali ke masjid,” kata Hasan, yang juga adalah imam masjid tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Novel tinggal di Jalan Deposito Nomor T8, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dia mulai bekerja di KPK sejak 2007 dan kerap menangani kasus-kasus besar macam korupsi simulator SIM hingga yang terbaru, e-KTP.

Dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Novel memberikan kesaksian sejumlah nama anggota DPR yang mengancam saksi perkara tersebut. Mulai dari Azis Syamsuddin, Bambang Soesatyo, Desmon Mahesa hingga Masinton Pasaribu.
Masjid Al Ihsan memang tak jauh dari rumah Novel.

Dia juga menjadi pengurus masjid dan memegang jabatan Wakil Bidang Dakwah dan Peribadahan Masjid Al Ihsan. Dan peristiwa Selasa subuh lalu membuat kaget jemaat masjid tersebut. Namun, kata Hasan, teror macam ini bukanlah yang pertama kalinya.

“Sudah kenyang. Warga sering lihat ada orang yang enggak dikenal,” katanya. “Di sekitar masjid, sudah sering.”

Novel Baswedan juga menjadi salah satu pengurus Masjid Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan, Kelapa Gading.Novel Baswedan juga menjadi salah satu pengurus Masjid Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan, Kelapa Gading. (CNN Indonesia/Anugerah Perkasa)

Kami bertemu pada pukul 08.05 WIB atau sekitar tiga jam usai peristiwa penyerangan itu. Hasan saat itu berbaju dan memakai peci putih. Dia duduk di depan rumah Ketua RT 03 RW 10, Wishnu Broto. Pohon nangka yang ditubruk Novel juga sudah diolah oleh aparat kepolisian untuk kepentingan penyelidikan.

Warga lainnya, Yasri Yudha menceritakan bagaimana Novel kesakitan saat dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, sesaat setelah kejadian. Dia mengeluhkan panas di mukanya. Sekitar 05.30 WIB, Yasri sampai di rumah sakit tersebut dan Novel mendapatkan pertolongan pertama—untuk menghilangkan perih di mukanya.

“Saya melaporkan kasus itu ke Polsek Kelapa Gading,” kata Yasri. “Kami ingin perkara ini diungkap.”

Dia juga menjadi salah satu saksi yang diperiksa kepolisian. Kini kasus itu ditangani oleh Polres Jakarta Utara dan menggandeng Puslabfor Mabes Polri untuk tahu jenis cairan yang digunakan untuk menyerang Novel.
Sedikitnya ada 14 saksi yang diminta keterangannya oleh penyidik. Mulai dari petugas keamanan, perempuan yang menjadi jemaat Masjid Al Ihsan, hingga warga yang menolong Novel.

Kasus ini menimbulkan gelombang kecaman. Baik di kalangan pemerintah maupun masyarakat sipil.

“Ibarat harimau terluka, tambah ngamuk,” kata Boyamin Saiman, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).

“Ini penyerangan balik gerakan pemberantasan korupsi,” kata Agus Sarwono, Transparency International Indonesia.
Novel akhirnya dibawa ke Jakarta Eye Center (JEC) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Dia akan mendapatkan operasi terkait dengan masalah dengan kornea matanya. Ketika berkunjung ke rumah sakit, Abdurrahim Hasan menyatakan Novel sama sekali tak mengeluh dan tak manja.

“Insya Allah saya tetap sabar,” kata Hasan, menirukan ucapan Novel di rumah sakit.

Novel Baswedan mendapatkan perawatan usai penyiraman air keras ke wajahnya.Novel Baswedan mendapatkan perawatan usai penyiraman air keras ke wajahnya. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Namun, temuan awal Tim Investigasi Masyarakat Sipil mungkin penting diperhatikan. Koordinator tim tersebut, Haris Azhar mengatakan penyerangan Novel diduga diarahkan secara spesifik: muka dan mata.

Dia mengatakan para penyerang diduga telah mendalami aktivitas Novel secara mendetail. Hal itu, kata Haris, juga dilakukan secara berlapis dan profesional—sebelum penyerangan dilakukan.

“Penyerang memiliki informasi yang sangat detail,” kata Haris. “Sampai ke aktivitas personal.”

Saksi- Saksi yang Bicara

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER