Misteri Massa Perusuh 22 Mei Usai Aksi Damai di Bawaslu

CNN Indonesia
Rabu, 22 Mei 2019 17:07 WIB
Kapolri menyebut massa perusuh tadi malam berbeda dengan aksi damai di Bawaslu beberapa jam sebelumnya. Menkopolhukam menyebut massa adalah preman bayaran.
Polisi mengamankan aksi massa di depan Gedung Bawaslu yang disusul kerusuhan di kawasan tersebut, Rabu (22/5) dini hari. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kerusuhan pecah di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Selasa (21/5) malam hingga Rabu (22/5) pagi, tak lama setelah unjuk rasa damai ribuan orang di depan kantor Bawaslu.

Bentrok massa dan polisi yang berlangsung maraton selama tujuh jam lebih itu telah menimbulkan kerusakan dan korban di kedua belah pihak. Pelaku kerusuhan masih menjadi misteri yang tengah diusut oleh pihak kepolisian.

Polisi menyatakan pelaku kerusuhan bukan bagian dari massa yang berunjuk rasa di depan kantor Bawaslu, sejak Selasa siang. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut ribuan orang yang berunjuk rasa di Bawaslu itu menggelar aksi secara damai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepanjang siang hingga sore hari memang tidak ada ketegangan berarti antara massa aksi di Bawaslu dengan aparat.

Kata Tito, situasi terkendali hingga Selasa pukul 22.00 WIB malam. Polisi bahkan sebelumnya mengizinkan massa melakukan salat tarawih di jalan raya di depan Bawaslu.

Bibit-bibit kerusuhan mulai muncul usai massa membubarkan diri secara damai setelah melakukan tarawih berjamaah.

Menurut versi kepolisian, benih kerusuhan muncul setelah ratusan pemuda mendatangi kembali lokasi unjuk rasa. Massa, menurut Tito, tidak menggelar aksi, melainkan memprovokasi aparat.

"[Setelah] Selesai [aksi pertama] Jam 9 (malam), yang datang bukan unjuk rasa, langsung anarki. Mereka sudah perusuh. Menciptakan kejahatan. Menyerang petugas," tegas Tito.

Misteri Massa Perusuh Usai Aksi di BawasluKapolri Jenderal Tito Karnavian memamerkan senapan yang ditemukan polisi menyusul rusuh di Jakarta pada Rabu (22/5) dini hari. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Atas hal itu Tito meminta agar dibedakan aksi damai di depan kantor Bawaslu sepanjang siang hingga pukul 22.00 WIB malam, dengan aksi yang dilakukan ratusan orang usai massa bubar.

Hal serupa juga ditegaskan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan HAM Wiranto. Dia menyebut pelaku kerusuhan dini hari tadi adalah preman bertato yang dibayar.

"Itu perusuh, bukan pendemo. Yang serang adalah preman bertato yang dibayar," kata Wiranto saat konferensi pers.

Pantauan CNNIndonesia.com saat kerusuhan terjadi, memang ada perbedaan antara massa aksi di Bawaslu dengan massa yang terlibat bentrok dengan polisi sepanjang Selasa malam hingga Rabu pagi.

Jika massa aksi di Bawaslu mayoritas mengenakan baju putih, tidak demikian dengan massa yang terlibat bentrok. Mereka mengenakan pakaian bebas.

Kerusuhan sendiri berlangsung sengit. Polisi dan massa beberapa kali saling mendesak. Upaya polisi merangsek dan memecah konsentrasi massa memang cukup berhasil.

Misteri Massa Perusuh Usai Aksi di BawasluUnjuk rasa kembali di gelar Rabu (22/5) pagi, di depan Gedung Bawaslu Jakarta, menuntut soal kecurangan pemilu. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Polisi, misalnya, mampu mendesak mundur massa ketika kerusuhan pecah di Jalan Wahid Hasyim, dekat Gedung Bawaslu. Mereka didesak mundur ke Jalan KH Mas Mansur.

Namun, desakan itu tak mengakhiri rusuh. Bentrok hanya bergeser dari Wahid Hasyim ke KH Mas Mansur.

Massa pun bertambah sengit melawan. Mereka membalas lemparan gas air mata dari polisi dengan batu dan petasan.

Kerusuhan di Mas Mansur berlangsung cukup lama. Kobaran api bahkan terlihat di beberapa titik, termasuk di dalam kompleks Pasar Tanah Abang, tepatnya di Blok A.

Tembakan gas air mata dan petasan saling sahut menyahut. Asap putih mengepul di Jalan KH Mas Mansur tepat di depan Pasar Tanah Abang.

Suasana di sekitar Tanah Abang dan Wahid Hasyim pun mencekam sejak Rabu dini hari hingga menjelang pagi. Tak ada satupun kendaraan berani melintas. Bahkan, kerusuhan sempat pecah juga di kawasan Sabang.

Polisi baru bisa mengendalikan situasi di sana saat fajar. Korban-korban yang berjatuhan pun baru diketahui tak lama setelah situasi mulai kondusif.

Sedikitnya enam orang tewas dalam kerusuhan itu. Semua dari pihak sipil. Sementara korban luka berjumlah sekitar seribuan orang, termasuk dari aparat kepolisian.

Buru Aktor Intelektual

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER