Polisi bergerak cepat melacak massa misterius yang disebut memicu rusuh di Tanah Abang.
Tito mengatakan, polisi menemukan sejumlah amplop berisi uang usai pembubaran paksa massa di sekitar Bawaslu. Total uang dalam amplop-amplop itu berjumlah Rp6 juta.
Namun Tito tak menjelaskan detail amplop-amplop berisi uang itu ditemukan dari mana. Dia juga tak secara tegas menyatakan keterkaitan amplop itu terkait aksi yang berakhir rusuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan lain adalah tumpukan batu di dalam mobil ambulans milik sebuah partai politik. "Ada satu ambulan ya, saya tidak akan sebutkan itu ambulansnya ada partainya itu penuh dengan batu," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Mohammad Iqbal di Kemenko Polhukam.
Namun Iqbal enggan menyebut parpol apa pemilik mobil ambulan tersebut. Tidak dijelaskan Iqbal apakah batu-batu dan sejumlah benda di dalam ambulan itu digunakan sebagai 'amunisi' bagi massa menyerang aparat. Yang jelas mobil ambulan tersebut sudah diamankan oleh pihak kepolisian.
Seperti Tito, Iqbal juga tak enggan merinci partai yang memiliki ambulans tersebut. Sementara secara terpisah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyatakan tidak terkait kerusuhan Selasa malam hingga Rabu dini hari.
Juru bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan pihak yang harus bertanggung jawab adalah para provokator aksi.
"Yang bertanggung jawab adalah tentu mereka-mereka yang lakukan provokasi mereka yang lakukan kekerasan," kata Dahnil ditemui di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Demo di Bawaslu memang tak lepas dari polemik hasil Pilpres 2019. Massa yang datang ke Gedung Bawaslu berunjuk rasa menuntut penyelidikan terhadap dugaan kecurangan pemilu.
Selain itu, mereka menuntut hasil KPU sebagai penyelenggara pemilu mendiskualifikasi pasangan Jokowi-Ma'ruf yang diduga sebagai pelaku kecurangan.
Aksi ini tak lepas dari pernyataan politikus PAN, Amien Rais, yang mengancam akan mengerahkan massa menuntut soal kecurangan pemilu. Awal, Amien menyebutnya sebagai people power. Dia lantas mengubahnya menjadi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat.
Selain didukung PAN, kubu Prabowo-Sandi didukung oleh PKS, Partai Berkarya, Demokrat, dan Gerindra. Pasangan nomor urut 02 itu juga disokong oleh sejumlah ormas Islam, termasuk oleh Front Pembela Islam.
FPI mengakui ikut mengerahkan massa saat aksi di Bawaslu. Tetapi massa dari FPI diklaim melakukan aksi secara damai. Adapun terkait massa yang merusuh pada Selasa malam, FPI mengaku tidak terlibat.
"Kenapa peristiwa semalam lama-lama dikerucutkan kepada FPI. Ini merupakan skenario untuk menghabisi FPI," kata Dewan Pembina Pimpinan Pusat FPI, Habib Muhsin Alatas dalam konferensi pers di Rumah Perjuangan Rakyat, Jakarta Pusat.
Terlepas dari berbagai bantahan itu polisi terus melakukan penyelidikan dan mengumpulkan barang bukti. Penyelidikan dilakukan termasuk dengan meminta keterangan dari ratusan orang yang berhasil ditangkap saat melakukan kekerasan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan polisi mengejar aktor intelektual yang diduga berada di balik kericuhan antara massa dan aparat keamanan saat aksi unjuk rasa di sekitar Gedung Bawaslu dan Pasar Tanah Abang.
"Tentunya, nanti para saksi yang mengetahui itu akan dimintai keterangan. Kalau ada keterlibatan partai politik akan didalami terus, siapa aktor intelektual di balik itu semua," ujar Iqbal di Mabes Polri.
(wis/wis/sur)