Pasien positif Covid-19 dengan di atas 60 tahun memiliki risiko kematian tertinggi, terutama pasien laki-laki.
Hal itu terungkap melalui analisis data Covid-19 milik Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional atau Satgas Covid-19 yang dirilis pada Rabu (18/11).
Data #SatgasCovid19 menunjukkan bahwa sampai dengan Minggu (15/11), sebanyak 6.447 pasien positif Covid-19 di kelompok usia lebih dari 60 tahun meninggal dunia. Jumlah ini setara dengan 13,84 persen dari keseluruhan pasien positif Covid-19. Dari jumlah meninggal tersebut, lebih dari 50 persen di antaranya merupakan pasien laki-laki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasien positif Covid-19 dengan rentang usia antara 46 tahun - 59 tahun juga merupakan kelompok dengan risiko kematian yang tinggi. Data menunjukkan bahwa paparan virus SARS Cov-2 telah menyebabkan sebanyak 5.678 pasien berusia 46 tahun - 59 tahun meninggal dunia.
Sebagaimana yang terjadi pada kelompok pasien berusia lebih dari 60 tahun, sebagian besar kasus meninggal dunia pada kelompok usia 46 tahun - 59 tahun juga didominasi oleh pasien laki-laki.
Data menunjukkan bahwa semakin muda usia pasien, maka semakin baik daya tahan tubuhnya terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini. Hal itu terbukti melalui catatan Satgas yang menyebutkan bahwa sebanyak 1.915 kasus yang meninggal akibat Covid-19 berasal dari kelompok umur 31 tahun - 45 tahun. Selanjutnya, sebanyak 510 pasien meninggal berasal dari kelompok umur 19 tahun - 30 tahun.
Meskipun tidak setinggi angka kasus kematian yang menimpa pasien-pasien dewasa dan berusia lanjut, angka kasus kematian yang menimpa pasien positif Covid-19 balita dan anak-anak cukup memprihatinkan.
Data #SatgasCovid19 sampai dengan Minggu (15/11) mencatat sebanyak 118 pasien yang meninggal berasal dari kelompok usia 6 tahun - 18 tahun dan 112 pasien merupakan bayi hingga berusia lima tahun.
Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo menegaskan bahwa kelompok lansia merupakan kelompok yang sangat berisiko apabila terpapar Covid-19. Selain lansia, lanjutnya, kelompok orang dengan penyakit penyerta atau komorbid juga berisiko tinggi apabila terkena Covid-19.
"Angka kematian lansia dan komorbid sangat tinggi sekali. Jika terkena [Covid-19], bisa berakibat fatal [pada kelompok tersebut]," ujar Doni.
Oleh karena itu, Doni meminta kelompok berisiko tinggi seperti lansia dan penderita komorbid untuk sejak awal menyadari kondisi tubuh mereka. Kelompok ini, sedari awal sudah harus diketahui jika mereka positif mengidap Covid-19.
"Intinya, mereka yang secara risiko tinggi, itu harus lebih awal diketahui. Kalau sudah positif covid, maka penanganannya harus sedini mungkin. Jadi jangan sampai terlanjur masuk kepada fase yang sedang dan berat. Jangan menunggu parah. Lebih cepat penanganan akan lebih baik, sehingga bisa lebih cepat diselamatkan," paparnya.
Doni juga mendorong masyarakat untuk saling bahu membahu patuh terhadap protokol kesehatan guna melindungi diri sendiri dan mereka yang rentan terkena paparan virus.
Ia menegaskan bahwa semakin kita disiplin menerapkan protokol kesehatan, sebenarnya kita telah bisa lebih banyak menyelamatkan anggota masyarakat. Protokol kesehatan 3M telah menjadi satu paket gerakan yang perlu dilakukan bersama-sama yakni #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan.
"Demikian juga harus selalu ingat, masker tidak boleh dilepas. Kemudian cara menggunakan masker juga harus tepat. Jenis masker yang digunakan juga, terutama saat di daerah rawan harus diperhatikan," kata Doni.
(ang/fjr)