Camat Mampang Prapatan Djaharuddin , Kapolsek Mampang Prapatan dan beberapa personel Satpol PP berjalan menuju sebuah gerai penjual pizza Italia di kawasan Kemang, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Jumat (18/6). Saat itu, waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB.
Ketika mereka hendak membuka pintu, salah seorang karyawan gerai tersebut cepat-cepat menghampiri dan membukakan pintu.
Djaharuddin pun menanyakan kenapa gerai tersebut masih menerima pelanggan untuk makan di tempat. Pasalnya, saat ini DKI Jakarta Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pegawai gerai tersebut terlihat bingung menjawab Djaharuddin. Tak lama, Dhajaruddin memberikan peringatan kepada pihak gerai untuk segera menutupnya.
"Ditutup saja," ucap Djaharuddin.
"Matiin aja lampunya," saut salah satu petugas satpol PP.
Djaharuddin dan rombongan langsung meninggalkan gerai tersebut tanpa memastikan gerai benar-benar tutup.
Ia mengatakan pihaknya ingin melakukan pendekatan persuasif. Sehingga, pihaknya tak meminta gerai tersebut harus benar-benar tutup saat itu juga.
"Dia last order ya. Pasti disuruh keluar lah, kita suruh matiin lampu. Kita ini lah, persuasif,"ucap Djaharuddin kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/6).
Lebih dari 10 menit setelah diperingati oleh Djaharuddin, lampu gerai tersebut masih menyala. Beberapa karyawannya juga masih berada di sana.
Sementara itu, rombongan camat lanjut mengunjungi gerai makan lain yang tak jauh dari gerai puzza Italia tersebut. Di sana tampak sepi, hanya ada beberapa pelanggan berdiri sedang memesan makanan yang akan dibawa pulang.
Rombongan camat dan Satpol PP sama sekali tak menegur. Djaharuddin mengatakan gerai-gerai makanan atau kafe boleh buka sampai pukul 23.00 WIB. Namun, gerai tersebut tak boleh menerima pelanggan yang ingin makan di tempat.
"Kalau makan di tempat, di atas 21.00 WIB enggak boleh. Kalau takeaway boleh sampai jam 23.00 WIB,"
Sementara itu, di salah satu gerai burger yang tak jauh dari lokasi gerai pizza Italia masih ramai didatangi oleh anak muda.
Salah satu karyawan mengatakan gerai sudah tak menerima pesanan makan di tempat sejak pukul 20.00 WIB. Namun, pada beberapa orang masih berada di dalam gerai tersebut.
Mereka tampak sedang mengobrol tanpa memakai masker usai menyantap burger yang telah dipesannya. Beberapa orang juga tampak duduk berdekatan. Mereka adalah pelanggan terakhir yang pesan sebelum pukul 20.00 WIB.
Sementara itu, di luar gerai masih banyak orang mengantre menunggu pesanannya datang untuk dibawa pulang. Salah satu pelanggan yang mengantre itu bernama Ryan.
Ryan mengaku takut karena covid-19 di DKI Jakarta kembali melonjak. Namun, ia tak bisa menahan keinginannya untuk membeli burger.
"Ini karena pengen aja," ucap dia.
Selain Ryan, pelanggan lain yang rela antre juga, Irma mengatakan hal yang sama. Irma mengaku sedang ingin makan burger.
Irma tinggal di Bandung. Namun, ia sering bolak-balik ke Jakarta karena urusan kerjaan. Setiap ke Jakarta ia kerap kali mendatangi gerai ini.
Irma mengaku was-was dengan adanya lonjakan Covid-19. Namun, selama taat prokes, menurutnya tidak apa-apa untuk makan di luar. Selain itu ia juga mengatakan sudah divaksinasi.
"As long as prokes (protokol kesehatan) ya, tapi kalau kitanya memang disiplin sih nyantai aja," ucap dia.
Dia juga merasa lebih aman untuk keluar di Jakarta ketimbang di Bandung. Pasalnya, ia menilai warga Jakarta lebih taat prokes.
"Bandung agak ngaco sih prokesnya, jujur saja. Makanya juga lagi naik banget," ucapnya.
Sebagai informasi, DKI Jakarta kembali mencatat rekor penambahan kasus positif harian sebanyak 4.737 kasus pada Jumat (18/7). Kasus tersebut merupakan yang terbanyak dari sehari sebelumnya sebanyak 4.144 kasus.
Anies mengatakan mulai Jumat (18/6) malam, pihaknya akan menegakkan aturan protokol kesehatan tanpa kompromi. Ia menyatakan akan menindak tegas setiap kegiatan atau usaha yang melebihi batas maksimal di atas pukul 21.00 WIB.
(yla/sfr)