SENGKETA PERBATASAN

Mendagri Diminta Perhatikan Warga Perbatasan

CNN Indonesia
Senin, 17 Nov 2014 09:26 WIB
Warga tiga desa di Nunukan, Kalimantan Utara, disebut mengantongi kartu tanda penduduk Malaysia. Pemerintah RI membantah. DPR meminta perbatasan diperhatikan.
Mendagri Tjahjo Kumolo diminta menjadikan penanganan wilayah perbatasan sebagai prioritas. (CNN Indonesia/Arie Riswandy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota DPR Tubagus Hasanuddin menyatakan masalah perbatasan tak bisa diselesaikan secara parsial. Dikabarkan ratusan warga dari tiga desa di Nunukan, Kalimantan Utara, kini memegang kartu indentitas Malaysia sehingga timbul dugaan bahwa Malaysia akan mengklaim ketiga desa itu sebagai wilayah mereka.

Meski kabar tersebut telah dibantah oleh pemerintah, Hasanuddin meminta persoalan perbatasan diperhatikan serius oleh pemerintah. “Penyelesaian masalah perbatasan harus komprehensif karena di dalamnya mencakup masalah ekonomi, sosial, dan kebangsaaan,” kata Hasanuddin di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (17/11).

Perekonomian warga Nunukan harus digerakkan dan diberdayakan. Masalah sosial di sana juga perlu dibereskan. Untuk itu Hasanuddin meminta sejumlah kementerian untuk berkoordinasi. Selain Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar, persoalan perbatasan pun harus ditangani Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kan ada badan percepatan pembangunan wilayah perbatasan yang dipimpin Mendagri. Di situ terlibat beberapa kementerian,” ujar Hasanuddin.

Berdasarkan informasi yang didapat Hasanuddin dari pemerintah daerah setempat, warga Nunukan yang menyeberang ke Malaysia sesungguhnya bukan pindah atau eksodus. Mereka memang warga Malaysia. “Di tiga kampung itu, banyak warga negara Malaysia. Mereka sejak kecil di sana karena daerah itu hanya tiga kilometer dari Malaysia,” ujar Wakil Ketua Komisi I DPR periode 2009-2014 tersebut.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoo mengatakan pergerakan WNI dari Nunukan ke Malaysia terjadi karena ada acara keluarga. “Kebetulan saja ada acara keluarga di sebelah (Malaysia), jadi mereka geser ke sebelah. Nanti setelah selesai, geser lagi ke kita (Indonesia),” kata dia.

Hal tersebut diamini oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno. “Jika ada kegiatan, mereka (warga Nunukan) biasa bergerak satu rombongan secara bersama-sama. Di perbatasan sana kan tidak dipagari, hanya ada patok-patok kayu,” ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER