Jakarta, CNN Indonesia -- "Terobosan yang menarik dan cerdik," ujar Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber sekaligus CEO Vaksincom, mengomentari langkah Presiden Joko Widodo memberikan bantuan non-tunai setiap bulan lewat kartu SIM ponsel kepada warga yang kurang mampu.
Kartu SIM ponsel itu terintegrasi sebagai nomor rekening perbankan berbasis telepon seluler (atau populer disebut rekening ponsel). Layanan perbankan yang digunakan dalam program ini adalah E-cash dari Bank Mandiri.
Salah satu tujuan penggunaan kartu SIM ponsel sebagai tabungan elektronik ini, dimaksud memberantas aksi korupsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya bantuan uang untuk rakyat memakai pihak perantara, entah itu kepala desa atau siapapun, dengan menggunakan elektronik, nominalnya akan jelas," tutur Alfons saat dihubungi
CNN Indonesia, Selasa (4/11).
Menurutnya, melalui proses elektronik ini bisa lebih efektif karena jumlah uang yang tertera akan selalu bisa dipantau. Cara elektronik ini sekaligus menghilangkan perantara.
"Korupsi berawal dari perantara karena mereka bisa mengurangi anggaran tanpa diketahui," lanjut Alfons.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, menyatakan, pemberian bantuan dalam bentuk non-tunai atau simpanan elektronik ini bertujuan meminimalisir risiko adanya kebocoran dana bansos seperti yang selama ini dikhawatirkan masyarakat. Masyarakat, katanya, juga bisa mengawasi sendiri saldo bantuan melalui pengecekan dengan telepon selular.
"Metode penyaluran bantuan sosial seperti ini diharapkan mencegah bantuan agar tidak kesasar, dan tepat sasaran kepada mereka yang benar-benar membutuhkan atau
reaching the invisible people," katanya.
Namun, bantuan non-tunai lewat kartu SIM ini sempat dipertanyakan lantaran tidak semua masyarakat memiliki ponsel, apalagi melek teknologi.
Bambang Widianto selaku Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan survei sebelum melaksanakan program ini. Survei mencatat tujuh dari sepuluh kepala keluarga yang menerima bantuan sudah memiliki ponsel.
"Kenapa pakai ini (ponsel)? Karena penyalurannya lebih mudah,” ucap Bambang saat jumpa pers Jakarta, Selasa (4/11).
Bagaimana jika ada kasus seorang penerima tidak memiliki ponsel, apakah ia tidak bisa mencairkan dana? Dalam kasus ini, Bambang mengatakan orang yang bersangkutan cukup membawa kartu SIM itu ke agen atau kantor Pos Indonesia. Petugas akan membantu memasukkan kartu SIM ke ponsel yang telah disediakan dan mencairkan dana.
Agen yang dimaksud Bambang adalah pihak seperti warung, toko pulsa, atau toko waralaba, yang ditunjuk resmi oleh pemerintah untuk mencairkan dana bantuan non-tunai. Agen seperti itu dipercaya bisa blusukan sampai tempat terkecil.
Solusi bagi yang tak punya rekening bankSistem rekening perbankan berbasis nomor ponsel ini telah sukses dilakukan di Kenya dan Bangladesh. Di Kenya, bank yang sukses memberi layanan macam ini adalah M-Pesa, sementara di Bangladesh adalah bKash.
Menurut Dosen Institut Teknologi Bandung, Dimitri Mahayana, nilai transaksi harian rekening ponsel di Kenya mencapai Rp 575 miliar pada 2013, dengan mayoritas transaksi dijalankan melalui SMS. Pendapatan tahunan mencapai Rp 2,83 triliun. Sementara itu, jumlah agen keliling mencapai 65.547 orang.
Dimitri berpendapat, rekening ponsel bisa menjadi alternatif untuk menyimpan tabungan bagi mereka yang tak memiliki rekening bank. Menurut data Sharing Vision, lembaga riset yang didirikan Dimitri, mencatat bahwa 68 persen dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia tidak memiliki rekening bank di tahun 2013.
Program kartu SIM ponsel oleh pemerintah Presiden Jokowi ini disebut Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS) yang rencananya akan diberikan kepada 15,5 juta warga kurang mampu.
Saat ini, KSKS baru menjangkau 1 juta warga, sedangkan 14,5 juta lainnya diberi simpanan giro pos. Di tahun 2015, secara bertahap KSKS akan diberikan kepada 14,5 juta warga.
Untuk membuat kartu SIM ponsel, program ini bekerjasama dengan tiga operator seluler yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata.
Kartu SIM ponsel ini aktif selama lima tahun meskipun masyarakat tidak melakukan isi ulang pulsa. Jika diisi pulsa, maka kartu SIM bisa dipakai untuk melakukan panggilan telepon, mengirim SMS, dan mengakses internet.
Jika kartu ponsel hilang atau rusak, warga bisa menggantinya di gerai resmi dari ketiga operator seluler yang jadi mitra pemerintah. Uang elektronik yang tersimpan tidak hangus karena datanya terekam di Bank Mandiri.