Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa satu dari enam spesies hewan di Bumi terancam punah akibat pemanasan global yang semakin parah.
Penelitian yang dipublikasikan di dalam jurnal Science itu menunjukan suhu Bumi akan naik sekitar 4,3 derajat Celsius lebih tinggi dari sebelumnya. Akibatnya, tim peneliti memperhitungkan akan ada sebanyak 16 persen spesies yang bersemayam di penjuru dunia terancam mati.
Penulis penelitian, Mark Urban yang juga seorang ahli biologi mengatakan, walau untuk saat ini risiko kepunahan spesies 'hanya' 2,8 persen, angka tersebut tentu akan meningkat seiring suhu Bumi memanas kian harinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesepakatan industrial secara global memang menetapkan dalam satu tahun kenaikan suhu tidak boleh melebihi dua derajat Celsius. Menurut Urban tetap saja hal ini mendukung kepunahan spesies yang bisa meningkat jadi 5,2 persen.
Bahkan dalam skenario yang lebih 'realistis' sekalipun, apabila Bumi semakin hangat tiga derajat Celsius, perkiraan spesies yang punah mencapai 8,5 persen.
Mengutip laporan
Los Angeles Times, maka dari itu risiko kepunahan spesies secara global bisa menyentuh angka 16 persen, atau paling tidak satu dari enam spesies bakal mati.
Kepunahan tak merataAncaman kepunahan tersebut nyatanya tak terjadi secara merata di seluruh negara.
Dari hasil penelitian Urban, kepunahan di kawasan Amerika Utara hanya sekitar 5 persen, walaupun angka tersebut masih tetap bergantung pada suhu Bumi.
Benua Eropa akan menghadapi kepunahan sekitar enam persen spesies.
Kawasan yang seharusnya waspada adalah Amerika Selatan, karena menurut Urban, setidaknya ada 23 persen spesies di sana terancam punah. Hal ini disebabkan oleh area itu sangat rentan dan tak cukup luas sebagai ruang gerak para spesies di sana.
Sementara di Australia dan Selandia Baru ada sebanyak 14 persen spesies yang terancam bakal binasa.
Bagaimana dengan kawasan Asia? Di dalam hasil penelitian, kawasan Asia kemungkinan juga bakal menghadapi risiko besar, namun sayangnya masih dibutuhkan riset yang lebih mendalam untuk lebih tahu informasi ancaman spesiesnya.
(eno/eno)