Eropa Ingatkan Facebook cs Soal Ujaran Kebencian

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Senin, 05 Des 2016 14:45 WIB
Hate speech atau ujaran kebencian ternyata menjadi momok menakutkan juga bagi Eropa, khususnya yang terjadi di Facebook, Twitter dan YouTube.
Ilustrasi (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota eksekutif Uni Eropa melayangkan ancaman kepada perusahaan teknologi untuk bertindak lebih cepat membasmi ujaran kebencian yang beredar di internet. Jika tak dituruti dalam waktu singkat, Uni Eropa akan mengganjar mereka dengan hukuman.

"Jika Facebook, Youtube, Twitter, dan Microsoft ingin meyakinkan saya dan menteri lain bahwa cara di luar parlemen bisa berjalan, mereka harus bertindak cepat dan berusaha keras di bulan-bulan ke depan," tegas Komisioner Kehakiman Uni Eropa Vera Jourova kepada Financial Times seperti yang dilaporkan Reuters.

Peringatan keras ini muncul setelah sejumlah perusahaan teknologi menandatangani kepatuhan mengatasi kekhawatiran yang dipicu serangan teror dan krisis pengungsi. Namun setelah enam bulan berlalu, upaya mereka dinilai masih sangat minim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesepakatan yang sudah dibuat, Uni Eropa meminta perusahaan Amerika Serikat tadi untuk mencabut atau melumpuhkan akses ke konten ujaran kebencian. Uni Eropa juga menginstruksikan mereka bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah untuk menetralisir serangan kebencian di internet.

Melihat temuan itu, Uni Eropa mengaku tidak puas dengan kinerja Google dkk.

"Dalam praktiknya, mereka butuh waktu lebih lama dan belum mencapai target. Mereka baru menangani 40 persen kasus yang tercatat dalam waktu kurang dari 24 jam," ujar Jourova.

"Setelah 48 jam angka yang tercapai lebih dari 80 persen. Ini menunjukkan target kita realistis dan bisa dicapai, tapi perusahaan TI tersebut perlu kerja ekstra,” tambahnya.

Sebenarnya perusahaan-perusahaan tadi telah menerapkan sejumlah cara untuk menangkal ujaran kebencian yang kian merebak secara global misalnya dengan menciptakan fitur "report". Dengan fitur itu, pengguna cukup melaporkan konten negatif untuk menghentikan persebarannya.

Kekhawatiran Jourova atas kinerja Google dkk. tercermin dari konten rasis yang terblokir tidak merata. Dari 28 negara, tingkat blokir konten rasis di Jerman dan Prancis mencapai 50 persen, sedangkan di Austria dan Italia hanya 11 dan 4 persen.

Menanggapi hal itu, menteri-menteri Uni Eropa akan bertemu di Brussels dengan tujuan mendesak perusahaan teknologi tadi dalam menangani propaganda teroris.

(tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER