Melalui Aplikasi Chat ALIA Nadia Amalia yang merupakan lulusan finance dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) adalah CEO dan Co-Founder Chat Alia.
Selama studinya, wanita berumur 25 tahun ini menemukan sebanyak 60 persen orang Indonesia masih awam dalam mengatur keuangan pribadi mereka, terutama para Milenial Indonesia yang rata-rata melakukan overspend hingga 20 persen.
Pada tahun lalu, Nadia dan timnya menyadari betapa pentingnya masalah tersebut untuk diselesaikan. Hal ini mendukung Nadia Amalia untuk meluncurkan aplikasi Chat Alia di tahun 2021 ini, yang bertujuan untuk menyediakan platform manajemen keuangan pribadi pertama dengan menggunakan Artificial Intelligence.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chat Alia menyediakan pelacakan anggaran otomatis dan rekomendasi keuangan yang dipersonalisasi berdasarkan data untuk membantu Milenial dan Gen Z mencapai tujuan keuangan mereka.
Adi Arriansyah adalah seorang pengusaha teknologi asal Indonesia. Pemuda kelahiran kabupaten Semarang berusia 30 tahun ini adalah seorang pendiri dan Chief Executive Officer PT. Sagara Asia Teknologi.
Seperti diketahui, Adi Arriansyah mendirikan Sagara Technology pada bulan November 2014. Ia menyatakan bahwa perusahaan tersebut awalnya dibentuk sebagai kontribusi untuk tanah air dibidang teknologi.
Berawal dari sering mengerjakan proyek pembuatan software yang diberikan dosen saat kuliah di Telkom University, Adi Arriansyah pun akhirnya memutuskan untuk mendirikan Sagara Technology pada bulan November 2014.
Dalam perjalanan karirnya, Adi telah membantu ratusan klien dari berbagai korporasi dan startup yang berkontribusi cukup kuat di industri pengembangan teknologi Indonesia.
Adi melayani berbagai proyek software mulai dari bank ke korporasi besar, startup ke UMKM, dan dari fintech sampai ke marketplace. Adi juga merupakan lulusan dari program pelatihan entrepreneur Founder Institute. Ia juga menempuh pendidikan Executive Education di Harvard Business School tahun 2020.
Ryan Gondokusumo merupakan sosok dibalik Sribu.com dan Sribulancer. Sejauh ini ia sudah memiliki tiga startup yaitu Sribu.com, Sribulancer. Com, dan Halo Diana.
Lahir ahir di Jakarta pada tanggal 16 Januari 1985, Ryan menyelesaikan kuliahnya di Universitas Purdue, Indiana, Amerika Serikat. Langkah awal memasuki dunia kerja di Jakarta, Ryan bergabung dengan sebuah perusahaan teknologi informasi. Hanya bertahan satu tahun, kemudian dia pindah ke sebuah perusahaan travel.
Di sana dia mengetahui bahwa perusahaan di mana dia bekerja membutuhkan banyak sekali kebutuhan akan desain grafis. Entah untuk logo, brosur, kalender, banner, dan lain sebagainya.
Kesulitan penyediaan barang-barang tersebut oleh desainer grafis yang dimiliki perusahaan sendiri, membuat Ryan berpikir untuk mendirikan sebuah perusahaan yang dapat membantu menyediakan jasa desain bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Sampai saat ini Sribu.com telah menjadi naungan dari 40.000 desainer dan 1.500 klien. Sementara portofolio yang dikumpulkan di Sribu.com mencapai 40.000 portofolio.