21 Fenomena Langit Maret 2021: Ada Hujan Meteor Gamma Normid

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mar 2021 08:00 WIB
Ilustrasi fenomena langit Maret 2021. (dok. NASA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan rentetan fenomena langit di Indonesia yang terjadi pada bulan Maret 2021. Berikut 21 fenomena langit yang dapat dilihat dengan mata telanjang dan alat bantu teleskop dari Bumi pada bulan Maret 2021, yang dikutip dari situs resmi LAPAN:

1. Konjungsi Mars-Pleiades 27 Februari-9 Maret

Planet Mars telah mengalami konjungsi dengan Pleiades yang merupakan gugus bintang letaknya berada di konstelasi Taurus sejak 27 Februari hingga 9 Maret mendatang. Fenomena ini dapat disaksikan dari arah barat laut ketika awal senja hingga terbenam di arah barat laut, sekitar pukul 22.42 waktu setempat dengan durasi 4 menit.

2. Triple konjungsi Merkurius- Jupiter- Saturnus

Pada awal awal Maret hingga 17 Maret Merkurius akan mengalami triple konjungsi dengan Jupiter dan Saturnus. Mulanya sudut pisah Merkurius-Jupiter sebesar 2,78 derajat dan semakin mengecil hingga puncak konjungsi Merkurius-Jupiter dengan sudut pemisah sebesar 0,41 derajat.

Fenomena ini dapat disaksikan dari arah timur hingga tenggara ketika fajar astronomis.

3. Perige Bulan

Fenomena Perige Bulan merupakan konfigurasi ketika Bulan terletak paling dekat dengan Bumi. Hal ini disebabkan oleh orbit Bulan yang berbentuk elips dengan bumi yang letaknya di salah satu titk fokus orbit tersebut.

Periage Bulan terjadi dua kali di bulan Maret, yakni 2 maret pada pukul 12.26 WIB, sedangkan periage Bulan kedua terjadi pada 30 Maret.

Periage Bulan pada awal maret terjadi selama dua hari, yaitu 1 Maret pada pukul 20.15 waktu setempat, dan esok harinya terjadi pada pukul 02.10 dini hari. Pada 2 Maret terjadi pada pukul 21.00 waktu setempat yang bisa disaksikan dari arah timur.

4. Oposisi solar vesta

Vetsa merupakan objek terbesar kedua di sabuk asteroid, yang memiliki diameter sebesar 530 kilometer. Asteroid ini ditemukan oleh astronom Jerman Heinrich Wilhelm Olbers pada 29 Maret 1807.

Vesta akan mengalami oposisi solar pada pukul 06.58 WIB pada 5 Maret yang letaknya dekat konstelasi Leo. Oposisi solar adalah konfigurasi yang objeknya berada di sisi yang berlawanan dengan Matahari. Sebagaimana ketika fase Bulan purnama.

Fenomena ini dapat disaksikan menggunakan binokular dan teleskop 10 sentimeter sejak malam pukul 20.00 waktu setempat dari arah timur laut.

5. Fase Bulan perbani akhir di simpul menurun

Fase perbani akhir adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi dan Bulan membentuk sudut siku-siku dan terjadi setelah fase bulan purnama.

Puncak fase ini terjadi pada pukul 08.30 WIB, namun Bulan perbani akhir baru dapat disaksikan ketika terbit sekitar tengah malam dari arah timur-tenggara, yang berkulminasi di arah selatan menjelang terbit Matahari.

6. Elongasi barat maksimum Merkurius

Elongasi barat merupakan konfigurasi dimana sudut yang terbentuk antara Bumi, Matahari dan Merkurius mencapai nilai maksimalnya. Puncak elongasi barat maksimum Merkurius terjadi pada 6 Maret 2021 pada pukul 17.59 WIB. Namun baru dapat disaksikan keesokan pagi sejak Merkurius terbit pada pukul 04.10 WIB.

7. Kuartet konjungsi Bulan- Saturnus- Jupiter- Merkurius

Setelah Merkurius membentuk konfigurasi triple konjungsi dengan dua planet gas raksasa, Jupiter dan Saturnus sejak awal bulan Maret. Planet Bulan turut menghampiri ketiga planet ini sehingga membentuk konfigurasi kuartet konjungsi .

Fenomena ini dapat disaksikan ketika fajar bahari (22 menit sebelum terbit Matahari) dari arah timur-tenggara. Konfigurasi ini juga disebut sebagai 'Keris Lintang' karena menyerupai keris yang mana pada tanggal 10 Maret mengarah ke nadir. Sedangkan pada 11 dan 12 Maret mengarah ke atas.

Kejadian ini pernah terjadi pada 2020 lalu pada 14-17 April. Diprediksi akan terulang pada 25 atau 28 April 2022 mendatang.

8. Konjungsi solar Neptunus


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :