Jakarta, CNN Indonesia --
Para peneliti menemukan dan mengangkat sejumlah virus 'zombie' dari dalam lapisan es permafrost, salah satunya hampir berusia 50 ribu tahun. Simak rinciannya berikut.
Virus-virus itu terkurung beku di dalam tanah atau dasar sungai Arktik yang dingin selama ribuan tahun. Para ahli kemudian membangkitkannya kembali dan, hidup! Itulah kenapa dijuluki virus zombie.
Dikutip dari situs NASA, permafrost merupakan tanah yang tetap benar-benar beku (0°C) atau lebih dingin setidaknya selama dua tahun berturut-turut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanah yang beku permanen ini umumnya ada di daerah dengan pegunungan tinggi dan di garis lintang bumi yang lebih tinggi, dekat Kutub Utara dan Selatan.
Namun, temuan ini meningkatkan kekhawatiran soal bangkitnya mikroba-mikroba yang kini masih terpenjara di bawah lapisan es. Pemanasan global jadi pemicunya. Jika bebas, patogen yang tidak diketahui dapat menginfeksi manusia atau hewan.
"Risiko ini pasti akan meningkat dalam konteks pemanasan global, di mana pencairan lapisan es akan terus meningkat, dan lebih banyak orang akan menghuni Kutub Utara," kata Jean-Michel Claverie, ahli biologi komputasi di Universitas Aix-Marseille di Prancis yang mempelajari virus purba dan eksotis, dikutip dari CNN.
Sejauh ini, para ilmuwan hanya mempelajari virus permafrost yang menginfeksi organisme bersel tunggal yang disebut amuba, karena virus ini tidak berbahaya dan memberikan model yang baik untuk virus lain yang mungkin bersembunyi di bawah es.
"Kami tidak akan pernah mengambil risiko mengisolasi virus yang pada akhirnya mampu menginfeksi mamalia modern," kata Claverie.
"Kami tidak memiliki bukti formal bahwa virus selain virus spesifik amuba dapat bertahan hidup selama ini, tapi tidak ada alasan mengapa tidak, karena semua virus pada dasarnya memiliki sifat yang sama, yaitu menjadi partikel tidak aktif ketika berada di luar sel inangnya."
"Kami tidak ingin mengambil risiko besar untuk memulai pandemi baru dengan virus 'zombie' yang tidak dikenal dari masa lalu hanya untuk menunjukkan bahwa kami benar." tambahnya.
Virus-virus ini berasal dari gumpalan wol mammoth hingga partikel yang bersembunyi di usus serigala Siberia yang membatu.
Berikut delapan virus yang berhasil diangkat oleh para ilmuwan dari lapisan permafrost:
1. Pithovirus sibericum
Pithovirus sibericum adalah salah satu virus terbesar yang pernah ditemukan. Dengan panjang sekitar 1,5 mikrometer, virus ini seukuran bakteri kecil dan termasuk dalam kelompok yang dikenal sebagai "virus raksasa" atau virus DNA beruntai ganda yang dapat dilihat di bawah mikroskop cahaya.
P. sibericum memiliki bentuk seperti oval berdinding tebal dengan bukaan di salah satu ujungnya dan ditutup oleh struktur seperti gabus dan sarang lebah.
Para ilmuwan yang sedang mencari patogen yang belum diketahui menemukan P. sibericum di dalam inti lapisan es Siberia kuno yang diekstraksi pada tahun 2000 di Kolyma, di Timur Jauh Rusia.
Mereka membangkitkan virus berusia 30 ribu tahun itu dengan mengekspos sampel lapisan es pada amuba, yang merupakan satu-satunya inang P. sibericum yang diketahui.
"Protokol kami adalah menempatkan kultur amuba (di laboratorium) dalam kontak dengan berbagai sampel, dengan harapan sampel-sampel tersebut mengandung virus yang mampu menginfeksi amuba," kata Claverie, dikutip dari LiveScience.
Para peneliti menamai virus tersebut dengan kata Yunani "pithos," yang mengacu pada wadah besar, atau amphora, yang digunakan oleh orang Yunani kuno untuk menyimpan anggur dan makanan. Mereka mempublikasikan hasil penelitian mereka dalam sebuah studi pada 2014 di jurnal PNAS.
Delapan 'virus zombie' lainnya di dua halaman berikutnya...
2. Mollivirus sibericum
Mollivirus sibericum ditemukan membeku dalam sampel permafrost Siberia berusia 30 ribu tahun yang sama dengan P. sibericum.
Partikel M. sibericum lebih kecil daripada P. sibericum dengan panjang hanya 0,6 hingga 1,5 mikrometer. Mereka juga dapat dilihat di bawah mikroskop cahaya dan memenuhi syarat sebagai virus raksasa.
Virus yang berbentuk bulat kasar ini dikelilingi oleh lapisan pelindung berbulu dan dapat menghasilkan dan melepaskan 200 hingga 300 partikel virus baru dari setiap amuba yang diinfeksinya.
Meskipun M. sibericum tidak menimbulkan bahaya bagi manusia dan hewan lain, penemuan dua virus purba dalam satu sampel menunjukkan patogen yang tidak aktif mungkin sering mengintai di lapisan es.
"Kami tidak dapat mengesampingkan bahwa virus yang jauh dari populasi manusia (atau hewan) Siberia kuno dapat muncul kembali ketika lapisan es Arktik mencair dan/atau terganggu oleh kegiatan industri," tulis mereka dalam studi tersebut.
3. Pithovirus mammoth
Pithovirus mammoth adalah jenis Pithovirus kedua yang tercatat dan diekstraksi dari gumpalan wol mammoth yang membatu berusia 27 ribu tahun yang ditemukan di tepi Sungai Yana di Timur Jauh Rusia.
P. mammoth memiliki partikel besar dan memanjang dengan panjang 1,8 mikrometer dan memiliki struktur seperti gabus yang mirip dengan P. sibericum. Amuba adalah satu-satunya inang virus ini.
4. Pandoravirus mammoth
P. mammoth adalah jenis dari keluarga virus Pandoraviridae yang menjadi mayoritas virus yang diangkat dari permafrost. Pandoravirus adalah virus raksasa yang menginfeksi amuba dan memiliki partikel besar berbentuk amphora yang panjangnya mencapai 1,2 mikrometer.
Para peneliti menemukan P. mammoth dalam sampel beku wol mammoth berusia 27 ribu tahun dari tepi sungai Yana dan isi perut mammoth yang membatu berusia 28.600 tahun di Kepulauan Lyakhovsky di lepas pantai timur laut Rusia.
Tim peneliti kemudian menaruh jenis Pandoravirus yang baru ditemukan pada amuba, serta sel manusia dan tikus, yang merupakan protokol standar untuk memverifikasi virus tidak dapat menginfeksi sel mamalia.
5. Pandoravirus yedoma
Pandoravirus yedoma adalah virus tertua yang dibangkitkan dari lapisan es hingga saat ini. Para peneliti menemukan patogen berusia 48.500 tahun ini di endapan es di bawah danau di Yukechi Alas, di Timur Jauh Rusia.
P. yedoma yang menjadikan amuba sebagai salah satu inangnya adalah salah satu dari 13 virus "zombie" yang dijelaskan dalam penelitian yang diterbitkan pada 18 Februari di jurnal Viruses. Virus ini memiliki partikel besar berbentuk telur dengan panjang 1 mikrometer.
Para peneliti memperkirakan umur virus dengan menggunakan penanggalan radiokarbon. Namun, pada sampel yang berusia lebih dari 50.000 tahun, jumlah karbon radioaktif yang tersisa sangat kecil sehingga teknik saat ini tidak dapat usia virus secara akurat.
Tiga virus lainnya di halaman berikut...
6. Megavirus mammoth
Megavirus mammoth adalah virus pertama yang ditemukan di permafrost. Virus ini termasuk dalam keluarga Mimiviridae.
Mimivirus adalah virus pertama yang diklasifikasikan oleh para peneliti sebagai virus raksasa setelah para peneliti menemukannya di dalam air menara pendingin di Bradford, Inggris, pada 1992.
Ia menginfeksi amuba dan memiliki partikel berdiameter 0,5 mikrometer dan terbungkus dalam kapsul dengan 20 sisi segitiga yang identik. Megavirus, seperti M. mammoth, termasuk dalam subfamili Mimiviridae dan memiliki karakteristik yang sama.
Para peneliti mengekstrak jenis yang baru ditemukan ini dari gumpalan es dan wol mammoth berusia 27.000 tahun yang ditemukan di tepi sungai Yana, bersama dengan P. mammoth dan P. mammoth.
7. Pacmanvirus lupus
Pacmanvirus adalah kelompok virus yang menginfeksi amuba yang berkerabat jauh dengan virus demam babi Afrika dari keluarga Asfarviridae. Para ilmuwan menamai mereka dengan nama permainan video "Pac-Man" karena, ketika dipecahkan, cangkang proteinnya terlihat seperti mulut yang menganga.
Pacmanvirus lupus adalah anggota ketiga yang tercatat dalam kelompok ini dan jenis pertama yang diangkat dari permafrost, khususnya, dari sisa-sisa usus serigala Siberia (Canis lupus) yang telah membeku selama 27.000 tahun.
Dia diklasifikasikan sebagai virus raksasa, tapi jenis yang baru ditemukan ini hanya berukuran 0,2 mikrometer dan tidak terlihat di bawah mikroskop cahaya.
[Gambas:Infografis CNN]
8. Cedratvirus lena
Cedratvirus adalah virus raksasa yang menginfeksi amuba dan termasuk dalam subkelompok keluarga Pithovirus, yang meliputi P. sibericum dan P mammoth. Para ilmuwan menemukan tiga jenis Cedratvirus yang sebelumnya tidak dikenal di lokasi berbeda di Timur Jauh Rusia.
Para peneliti mengekstraksi Cedratvirus lena dari lapisan es di tepi Sungai Lena yang berlumpur di Timur Jauh Rusia.
Virus yang baru ditemukan ini memiliki partikel memanjang berukuran 1,5 mikrometer yang menyerupai P. sibericum, tetapi memiliki dua struktur seperti gabus di setiap ujungnya, bukan hanya satu.
Tim peneliti kemudian menemukan dua strain Cedratvirus lainnya di Timur Jauh Rusia, yakni C. kamchatka, di tanah beku di Semenanjung Kamchatka; dan C. duvanny, dari lumpur yang mengalir ke Sungai Kolyma sebagai hasil dari pencairan permafrost yang berasal dari berbagai zaman.