Jakarta, CNN Indonesia -- Uber, perusahaan jasa pemesanan transportasi, menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan sejumlah pendekatan kepada pemerintah DKI Jakarta, terkait operasional bisnis mereka di Jakarta. Mereka menegaskan bahwa bisnisnya murni aplikasi
smartphone, bukan perusahaan taksi.
“Saya tidak tahu sudah seberapa jauh, tapi ingin bertemu dengan pemerintah untuk mendiskusikan bagaimana kita bisa bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang inovatif dan lebih aman bagi masyarakat Indonesia,” kata Karun Arya, Communication Lead South Asia Uber, kepada CNN Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/11).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pernah meminta Uber tak beroperasi dulu sebelum jelas model bisnis dan perusahaannya. Dia khawatir layanan Uber akan mematikan jasa taksi di ibukota atau tak memenuhi kewajiban membayar pajak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi Arya mengatakan telah terjadi kesalahpahaman. Dia bilang mereka bukanlah perusahaan taksi, melainkan perusahaan teknologi aplikasi yang bertujuan untuk menyediakan transportasi yang aman dan cepat, seperti yang dibutuhkan orang di kota besar.
“Kami bukan perusahaan transportasi, kami tak punya armada, hanya aplikasi di
smartphone,” kata Alan Jiang, International Launcher Uber, di kesempatan yang sama.
Tapi Jiang bilang bahwa pihaknya selalu berusaha memenuhi ketentuan hukum di sebuah kota atau negara, tempat mereka berbisnis. Saat ini di Jakarta Uber sudah memiliki kantor pemasaran.
Uber di Jakarta beroperasi dengan menggandeng sejumlah perusahaan rental mobil. Pengguna harus mengunduh aplikasi Uber terlebih dahulu dan mendaftar. Setelah itu pemesanan kendaraan bisa dilakukan dengan beberapa klik di tombol aplikasi.
Jaminannya adalah, pengguna bisa mengetahui rute perjalanan yang ditempuh, estimasi biaya, profil pengemudi, sehingga lebih merasakan kenyamanan dan keamanan. Semua dilakukan tanpa duit tunai, melainkan pembayaran via kartu kredit di aplikasi.
Jiang mengatakan mereka sedang mengupayakan estimasi waktu dari pemesanan sampai kendaraan tiba di tempat pemesan adalah 10 menit. Setelah itu tercapai, barulah mereka memikirkan ekspansi bisnisnya di Jakarta.
Tapi Jiang dan Karun enggan mengungkapkan pencapaian bisnis Uber sejak diluncurkan di Jakarta beberapa waktu lalu. Mereka hanya mengatakan bahwa pencapaiannya bagus dan lebih baik dibandingkan saat di awal-awal Uber didirikan di Amerika.
Skema pembagian pendapatannya adalah 20 persen untuk Uber dan 80 persen untuk perusahaan rental. Jiang mengatakan, kehadiran mereka sebetulnya akan memberikan peluang bagi pengemudi mendapatkan penghasilan lebih. “Daripada mobil rental
idle, kan lebih baik dia bisa beredar,” tuturnya.