Menteri BUMN Sesumbar Wujudkan Swasembada Gula di 2018

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Senin, 18 Apr 2016 19:45 WIB
Pemerintah menargetkan produksi gula nasional mencapai 3,2 juta ton pada 2018, naik 32 persen dibandingkan produksi tahun 2015.
Pekerja merapihkan tumpukan karung gula pasir di Pasar Jatinegara, Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan Indonesia akan mencapai swasembada beras pada 2018 mendatang, dengan total produksi di dalam negeri mencapai produksi 3,2 juta ton.

Guna mencapai target tersebut sekaligus menyelesaikan persoalan yang dihadapi industri gula nasional, Menteri BUMN Rini Soemarno mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) di kantornya Senin (18/4).

"Pertemuan ini untuk membahas bagaimana sinergi yang akan dijalankan semua pihak untuk menyelesaikan semua persoalan pergulaan nasional," ujar Rini seperti dikutip Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pantauan di kantornya, para pemangku kepentingan yang hadir dalam acara tersebut meliputi, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), Perum Bulog, dan Asosiasi Petani Tebu Ralyat Indonesia (APTRI).

Tak hanya itu, beberapa Direksi Bank BUMN, berikut Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Ikatan Ahli Gula, hingga Serikat Pekerja pabrik gula juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.

"Persoalan mendasar saat ini adalah jumlah areal tanaman tebu terus berkurang yang mengakibatkan pendapatan petani terus merosot. Ditambah dengan pabrik-pabrik gula milik pemerintah (PTPN) juga banyak yang berusia tua, sehingga kapasitas produksi juga menurun," sela Rini.

Seperti diketahui, program revitalisasi pabrik gula milik pemerintah telah berlangsung sejak 2015 dengan memberikan pemodalan.

Namun realisasinya, ekspetasi tersebut memakan waktu sekitar dua tahun atau baru terasa pada 2017.


Untuk itu Rini bilang sebagai implementasinya petani tebu akan mendapat pendanaan dari Bank BUMN, bibit dari BUMN Sang Hyang Seri, dan pupuk dari Pupuk Indonesia.

"Dengan begitu petani tebu dapat mengambil pinjaman dengan avalis pabrik gula, tanpa ada agunan," imbuhnya. 

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Ralyat Indnesia (APTRI) Arum Sabil mengatakan pertemuan seluruh pihak dengan Menteri BUMN Rini Soemarno merupakan langkah konkrit pemerintah dalam menyelesaikan persoalan pergulaan nasional.

Meski begitu, Arum berpandangan sudah seyogyanya pemerintah menyelaras=kan kebijakan atau regulasi terutama di luar kewenangan Menteri BUMN seperti alokasi pupuk dan tata niaga yang terkait dengan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan.

"Masalah yang dihadapi petani saat ini adalah soal rendemen. Karena itu perlu solusi menyeluruh bagaimana mengelola tebu petani," ujar Arum.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Gula Indonesia Agus Pakpahan mengatakan, Menteri BUMN yang penting saat ini adalah bagaimana pemerintah sudah memiliki fondasi berpikir demi kepentingan nasional.

"Kalau kita letakkan kebutuhan gula demi kepentingan nasional, maka sebelum target tercapai daya saing perlu ditingkatkan. Dengan ukuran itu, maka impor gula harus berdasarkankebutuhan, bukan berdasarkan kapsitas terpasnag," tegas Agus.

Untuk itu ia mengusulkan dua target Asosiasi Gula Indonesia kepada Pemerintah, yaitu bisa harga gula di konsimen tidak boleh lebih tinggi dari harga tertentu, dan peningkatan target produksi dalam negeri.

"Di tataran niaga, Asosiasi Gula Indonesia mengusulkan penataan kembali sistem produksi dalam negeri, dimana dilakukan berlandaskan pada kebijakan nasional nasional sehingga swaswmbada gula dalam 2 hingga 3 tahun ke depan bisa tercapai," tandas Agus.

Seperti diketahui, tahun lalu produksi gula nasional baru mencapai 2,5 juta ton dengan besaran gula putih impor di angka 200 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan di 2016.
(dim/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER