Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana kembali melelang 15 Wilayah Kerja (WK) migas pada helatan Indonesia Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition 2017. Tahun lalu, pemerintah telah melelang 14 WK migas, dimana hingga saat ini hanya satu WK yang laku ditawar investor.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja menjelaskan, 15 WK tersebut terdiri dari 10 WK konvensional dan 5 WK non-konvensional. Sepuluh WK konvensional itu kemudian terbagi dari tujuh blok yang akan dilelang melalui penawaran langsung dan tiga blok yang akan dilelang secara reguler.
Adapun tujuh blok migas yang akan dilelang secara penawaran langsung adalah blok Andaman I, Andaman II, South Tuna, Merak, Pekawai, West Yamdena, dan Kasuri III. Sementara itu, tiga blok migas yang akan dilelang secara reguler adalah Durian, East Tanimbar, dan Memberamo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, lima WK non-konvensional yang akan dilelang terdiri dari blok Raja, Bungamas, West Air Komering, Jambi I, dan Jambi II. Tiga blok yang disebutkan pertama merupakan blok penghasil gas metana batu bara
(Coal Bed Methane) dan dua blok yang disebut belakangan adalah WK yang memproduksi minyak gas batuan dangkal
(shale hydrocarbon)."Yang akan kami lelangkan semester I 2017 ini ada sekitar 15 WK," papar Wiratmaja, Selasa (11/4).
Menurutnya, akan ada banyak perubahan di dalam lelang blok migas tahun ini. Pertama, seluruh WK-WK tersebut akan ditawarkan skema kontrak bagi hasil produksi
(Production Sharing Contract/PSC) gross split, menyusul terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2017. Di lelang tahun sebelumnya, skema PSC masih menganut sistem
cost recovery di mana angka bagi hasilnya
(split) ditentukan dengan penawaran terbuka dari peserta lelang
(open bid split).Kedua, peserta lelang kini boleh menawar angka bonus tandatangan
(signature bonus) dengan skema penawaran terbuka
(open bid). Angka
signature bonus yang ditawarkan tentunya harus mendekati ekspektasi pemerintah
(owner's estimation). Ketentuan ini berbeda dibandingkan dengan lelang tahun lalu, di mana angka
signature bonus disamakan antar blok.
"Nanti angka
signature bonus akan disesuaikan dengan jenis bloknya. Kalau ukuran bloknya besar, cadangan besar ya
signature bonus-nya juga besar. Kalau dulu kan angkanya disamakan," tuturnya.Wiratmaja juga menjelaskan, dua dari lima blok non-konvensional merupakan limpahan dari blok WK non-konvensional yang tidak laku pada lelang tahun lalu, yaitu blok Bungamas dan blok Raja. Namun, pemerintah saat ini belum memasukkan WK migas konvensional yang tidak laku pada lelang tahun kemarin.
Saat ini, menurut dia, pemerintah tengah mengevaluasi kelayakan lelang ulang bagi WK migas yang tidak laku tersebut. Jika evaluasi ini selesai, dia berharap lelang WK tersebut akan dilakukan pada semester II mendatang.
"Untuk WK limpahan lelang tahun lalu masih kami evaluasi," terangnya.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM mulai melelang 14 WK konvensional sejak IPA Convex tahun lalu. Lelang ini terdiri dari tujuh WK yang dilelang secara terbuka dan tujuh WK yang ditawarkan secara langsung.
Ketujuh WK yang dilelang secara penunjukkan langsung terdiri dari Bukit Barat, Batu Gajah Dua, Kasongan, Ampuh, Ebuny, Onin, dan West Kaimana. Sementara itu, WK yang tengah dilelang secara terbuka terdiri dari Kasuri II, Munakarra Mamuju, South Coastal Plain Pekanbaru, Suremana I, South East Mandar, Oti, dan North Aguni.
Sayangnya, hingga awal Maret lalu, pemerintah mengaku hanya satu WK yang diminati investor. Sisanya, masih terdapat 13 blok migas disimpan pemerintah.