Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengaku enggan menaikkan target investasi meski Indonesia telah lengkap mengantongi peringkat layak investasi (
investment grade) dari tiga lembaga pemeringkat utang internasional.
Namun, Thomas yakin BKPM bisa mencapai target realisasi investasi Rp 670 triliun di tahun 2017, dan Rp 840 triliun pada tahun 2018. Nilai investasi itu merupakan target yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo
"Selama ini belum perlu merevisi target. Karena target yang sudah ada pun sudah setengah mati. Jadi dengan kenaikan
rating ini hanya mempermudah tugas kami untuk meraih target investasi yang amat sangat luar biasa itu," ujar Thomas di kantor BKPM, Rabu (31/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thomas menyebut, pengakuan layak investasi teranyar yang disematkan oleh Lembaga Pemeringkat Standard's and Poor (S&P) memang menjadi sentimen positif. Peringkat tersebut pun diyakini dapat menarik lebih banyak modal masuk ke Indonesia, terutama dari investor yang selama ini belum melirik Indonesia lantaran belum meraih layak investasi dari S&P.
"Tentunya sekarang kami di BKPM keliling dunia, jualan jadi lebih gagah dengan S&P naikkan peringkat Indonesia kembali menjadi layak investasi. Ini pertama kali dalam 20 tahun," ujarnya.
Thomas sebelumnya memprediksi bahwa kenaikan peringkat utang dari S&P dapat mendatangkan aliran dana sebesar US$5 miliar hingga US$10 miliar dalam 12 bulan mendatang, atau setara Rp65 triliun hingga Rp130 triliun.
Adapun sebelumnya, Bank Indonesia mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia melalui investasi portofolio hingga akhir pekan lalu sudah mencapai Rp108 triliun. Jumlah tersebut naik 74,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang hanya mencapai Rp62 trilun.