ANALISIS

Mencermati Saham Barang Konsumsi dan Ritel Usai Lebaran

CNN Indonesia
Senin, 10 Jul 2017 12:07 WIB
Pertumbuhan penjualan ritel sepanjang Ramadan tahun ini lebih rendah dari tahun sebelumnya. Indeks saham sektor barang konsumsi dan perdagangan jasa terkoreksi.
Sejumlah analis sepakat emiten sektor barang konsumsi dan ritel masih akan mengalami koreksi pada pekan ini. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Sejumlah analis sepakat emiten sektor barang konsumsi dan ritel masih akan mengalami koreksi pada pekan ini. Terlebih lagi, IHSG yang masih dinilai terlalu tinggi berpotensi mendorong pelaku pasar melakukan aksi ambil untung lanjutan pada pekan ini.

Namun begitu, Christine memastikan, prediksi penurunan yang terjadi pada kedua sektor tersebut bersifat terbatas atau tidak akan lebih dalam dari besaran pelemahan pekan lalu.

"Karena turunnya pekan sudah terlalu dalam kemarin," tutur Christine.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, kinerja keuangan pun dinilai akan melemah pada kuartal III karena penjualan pada periode tersebut umumnya tidak bisa melebihi total penjualan pada kuartal II, di mana terdapat momen Ramadan dan Lebaran.

"Lebaran kan tinggi banget, jadi kuartal III turun drastis," imbuh Christine.

Lebih lanjut ia menjelaskan, meski kinerja saham dan keuangan emiten sektor barang konsumsi dan ritel belum akan membaik, tetapi terdapat beberapa saham emiten dua sektor tersebut yang menarik bagi pelaku pasar untuk pekan ini.

Christine menyebut, pelaku pasar dapat melakukan akumulasi beli pada saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Hal ini disebabkan, harga saham Tiga Pilar yang sudah turun cukup dalam sebelumnya, sehingga secara teknikal memiliki potensi untuk bangkit.

Untuk emiten ritel sendiri, saham yang dinilai menarik untuk dikonsumsi, antara lain PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES). Menurutnya, saham Mitra Adiperkasa akan terkena sentimen positif dari anak usahanya, PT MAP Boga Adiperkasa Utama Tbk (MAPB) yang baru melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).

"Kemudian salah satu merek yang dipegangnya, Starbucks lagi oke, lagi pemulihan juga isi gerai-gerai yang tidak menguntungkan pada ditutup," jelas Christine.

Adapun, Nafan merekomendasikan beli (buy) untuk PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sepanjang pekan ini. Menurutnya, emiten tersebut dipandang positif dari sisi teknikal dan fundamental.

Seperti diketahui, pada kuartal I 2017 Indofood Sukses Makmur meraup laba bersih sebesar Rp1,2 triliun, atau naik 11 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,09 triliun.

Di sisi lain, analis Oso Securities Riska Afriani berpendapat, daya beli pada semester II akan membaik seiring dengan pemberian gaji ke-13 untuk seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada awal Juli. Dengan demikian, belanja yang sempat tertahan pada Ramadan atau libur Lebaran kemarin bisa dilakukan setelah gaji itu diraih oleh PNS.

"Kemudian juga pemerintah akan meningkatkan belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) nya," terang Riska.

Untuk itu, ia menilai, saham emiten barang konsumsi dan ritel menarik untuk investasi jangka panjang. Beberapa emiten direkomendasikannya, seperti Unilever Indonesia, Mayora Indah, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER