Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mendorong peningkatan efisiensi operasional perbankan untuk menekan suku bunga kredit.
"Kalau inflasi sudah turun, bank bisa menurunkan bunga deposito, tetapi kalau biaya operasional di luar bunga belum turun maka bunga kredit masih terhambat," ujarnya.
Efisiensi perbankan bisa tercermin dari rasio biaya operasional perbankan dibandingkan dengan pendapatan (CIR) maupun aset perbankan (
cost to asset ratio). Saat ini, kedua rasio tersebut masih relatif tinggi di industri perbakan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mirza menyebutkan, CIR perbankan di Indonesia masih ada di kisaran 50 persen. Sementara, di negara tetangga kawasan ASEAN ada di level 40 persen.
Kemudian, biaya operasional terhadap aset perbankan di Indonesia rata-rata masih tiga persen atau di atas industri perbankan negara tetangga yang ada di bawah dua persen.
"Kalau biaya operasional bank bisa lebih rendah tentu harapannya bunga kredit bisa lebih turun," ujarnya.
Menurut Mirza, salah satu cara untuk menekan biaya operasional adalah memanfaatkan teknologi dalam memberikan pelayanan kepada nasabah.
Selain itu, bank juga harus mampu mengelola risiko kredit dengan cara mengurangi rasio kredit bermasalah. Per Juni 2017, rasio NPL industri perbankan di Indonesia masih di level tiga persen.
Melihat kondisi di atas, nampaknya masyarakat masih perlu bersabar untuk menikmati suku bunga kredit yang lebih rendah pasca BI memangkas suku bunga acuannya.