Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah insiden bagai mimpi buruk bagi yang mengalaminya. Mereka yang selamat masih harus berjibaku dengan trauma pasca insiden. Nasib hilangnya pesawat AirAsia memang belum diputuskan. Masih ada harapan bahwa pesawat itu akan ditemukan dalam kondisi selamat. Namun kondisi kedaruratan yang dialami baik pesawat yang hilang atau keluarga yang masih berharap-harap cemas bisa membutuhkan beberapa waktu untuk pulih.
Sejatinya, tidak semua yang trauma butuh penanganan profesional. Jika mengalaminya, Anda bisa memulihkan diri sendiri. Intinya, Anda perlu membiarkan emosi apa pun keluar. Bersikap terlalu keras terhadap diri sendiri juga memperlambat proses pemulihan. Anda juga butuh berbicara pada seseorang, atau satu komunitas.
Mengutip situs
Help Guide, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memulihkan trauma pasca insiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anda butuh sesegera mungkin kembali ke keluarga. Mereka akan menjadi lingkungan terbaik untuk pemulihan trauma, karena akan memberi dukungan dan tempat paling nyaman.
Selain dari keluarga, Anda juga masih bisa mencari dukungan dari sahabat atau kelompok lain. Anda butuh teman bicara. Hubungi kembali teman-teman Anda, mereka pasti khawatir dan akan memberi dukungan sepenuhnya untuk Anda.
Jika itu susah, masuklah dalam komunitas yang masing-masing anggota diberi kesempatan untuk mencurahkan pikiran. Grup seperti itu biasanya memberi dukungan hangat dan tulus. Cara ini juga bisa membuat suasana terasa normal. Seperti tidak ada yang berubah pada dunia Anda. Anggaplah insiden yang baru saja terjadi hanya mimpi buruk semalam yang tidak mengganggu hidup Anda. Tetap bekerja, mencari kesibukan, akan membuat Anda lupa soal insiden.
Untuk menghindari rasa bersalah setelah insiden, terutama jika ada orang dekat yang meninggal sementara Anda selamat, bisa diatasi dengan mencari kesibukan dengan mendukung orang lain. Libatkan diri Anda pada kegiatan sosial seperti donor darah, beramal pada anak yatim, dan sebagainya. Itu akan membuat hati Anda lega.
Sebuah insiden besar, kecelakaan pesawat misalnya, tentu tidak akan luput dari pemberitaan media. Itu akan menjadi berita utama selama berhari-hari. Anda juga pasti akan diusik sebagai korban selamat, misalnya.
Jika peristiwa itu masih membayangi Anda, jauhkan televisi, surat kabar, radio, dan internet. Apalagi jika Anda punya anak-anak. Anda tetap perlu memantau perkembangan berita tentang suatu insiden yang melibatkan diri Anda. Tapi tak perlu terus-terusan berada di depan televisi. Itu akan membuat Anda teringat peristiwa mengerikan.
Batasi terpaan informasi Anda. Kepada media, Anda juga bisa menolak dengan halus. Tapi jika Anda merasa berbicara dengan media bisa meringankan beban, silakan saja.
Khusus untuk kasus kriminalitas, jika merasa belum aman hidup sendiri, katakan terus terang pada pihak berwajib. Katakan bahwa Anda butuh dilindungi, tetapi jangan jadikan itu hanya alasan bermalas-malasan.
Seperti disinggung sebelumnya, untuk melewati suatu trauma Anda harus menerima dan meluapkan segala perasaan terlebih dahulu. Jangan bersikap terlalu keras pada diri Anda. Mungkin itu akan membuat Anda kuat di luar, tapi di dalam Anda sesungguhnya akan sangat lemah.
Jangan paksakan diri Anda untuk terlihat kuat. Sesekali menangis atau butuh orang untuk berbicara pun tak apa-apa. Luapkan segala emosi, lalu belajar lah untuk menerima kenyataan. Jangan terlalu keras kepala karena itu bisa berbahaywa.
Perasaan sedih, takut, atau marah yang Anda rasakan jika dipendam terlalu lama akan meluap di saat yang tidak tepat. Misalnya, Anda jadi pemarah, sadistis, dan sebagainya. Itu justru akan melukai orang lain yang mungkin Anda cintai, seperti keluarga atau sahabat dekat.
Lakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menurunkan tingkat stres. Itu akan membantu Anda melewati trauma. Daripada termenung terus dan mengingat-ingat hal yang telah berlalu, sebaiknya lepaskan diri Anda pada hal-hal yang Anda sukai. Yoga atau meditasi bisa sangat membantu.
Atau, Anda juga bisa melakukan hobi lama seperti menggambar, menulis, melukis, memancing, dan sebagainya. Tentu saja, jangan dulu melakukan hobi yang berbahaya atau berkaitan dengan trauma Anda. Misalnya, setelah kecelakaan pesawat Anda justru melakukan paralayang. Itu sama saja membuat trauma Anda lebih buruk. Coba alihkan ke olahraga yang lain.
Bermusik, menonton film, membaca buku, dan menulis bisa menjadi pelampiasan yang baik. Saat terpuruk karena ditinggal istrinya meninggal dunia, mantan presiden BJ Habibie nyaris gila. Ia menulis buku, mengenang hidup bahagia bersama istrinya, yang kemudian dijadikan film laris Habibie & Ainun untuk memulihkan diri. Itu bisa Anda coba.
Atau, hal lebih sederhana yang Anda bisa lakukan adalah tidur. Istirahat cukup bisa membantu mengurangi stres. Awalnya mungkin sulit, karena Anda akan digantui mimpi buruk. Tapi kurang tidur efeknya jauh lebih buruk, untuk mental maupun fisik Anda. Itu juga bisa mengacaukan emosi Anda.
Bagaimana agar Anda tidur nyenyak? Atur jam biologis tubuh. Paksa tubuh untuk tidur di jam yang sama setiap hari, sehingga ia terbiasa. Jangan minum beralkohol. Itu mungkin membantu melupakan masalah sejenak, tapi dampaknya lebih buruk. Lebih baik lakukan sesuatu yang menenangkan sebelum tidur, seperti mendengarkan musik atau membaca.