Jakarta, CNN Indonesia -- Beban hidup yang menyulitkan, tuntutan pekerjaan yang tinggi, dan keharusan untuk tetap menjalankannya sering dijadikan alasan untuk mengonsumsi zat-zat adiktif seperti rokok, alkohol, dan narkoba. Ketiganya dianggap sebagai 'jalan pintas' untuk menyelesaikan masalah dan beban hidup.
Meski merugikan bagi kesehatan, 'jalan pintas' itu pun terus digunakan sebagai bentuk pelarian dari segala kesulitan. Dokter ahli penyakit dalam, Ari Fahrial Syam, mengatakan, setiap waktu selalu ada korban yang datang ke rumah sakit akibat narkoba. "Bicara soal Narkoba, memang tidak bisa dilepaskan dengan konsumsi alkohol dan rokok. Harusnya pengendalian ketiganya berlangsung satu paket," kata dokter Ari dalam siaran pers yang diterima CNN Indonesia.
Ia menambahkan, rokok, narkoba, dan alkohol, sama-sama membawa dampak buruk bagi kesehatan. Bahkan, lebih jauh lagi dapat menyebabkan kematian. "Rokok, narkoba dan alkohol juga sama-sama bersifat adiksi (ketagihan)," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila sudah ketagihan, sangat sulit untuk melepaskan diri dari ketiga bahan berbahaya ini. "Adiksi terhadap salah satu narkoba akan membuat seseorang pecandu narkoba melakukan aktivitas antisosial demi mendapatkan narkoba," imbuhnya.
Narkoba yang beredar saat ini bukan hanya narkotika, melainkan ada banyak jenis lainnya. Berikut beberapa jenis narkoba dan dampaknya bagi kesehatan, seperti dikutip dari laman BNN DKI
Kokain mempunyai dua bentuk, yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang cenderung tidak berbau dan rasanya pahit.
Nama lain dari kokain kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih.
Penyalahgunaan kokain dilakukan dengan cara menghirup setumpuk kokain yang dibagi menjadi beberapa bagian yang berbaris lurus di atas permukaan kaca atay benda yang mempunyai permukaan datar. Kokain dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Setelah mengonsumsi kokain, efek yang dirasakan adalah keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy). Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks. Penggunaan jangka panjang dapat mengurangi berat badan.
Konsumsi kokain juga sebenarnya bisa mengakibatkan komplikasi pada jantung, paru, ginjal, hati, saluran pencernaan, sistem syaraf otak maupun sistem syaraf lainnya. Gangguan jantung yang terjadi biasanya berupa serangan jantung, gangguan irama jantung, kardiomiopati, dan peradangan otot jantung.
Sementara itu, gangguan saluran pencernaan yang terjadi bisa berupa memperlambat saluran pencernaan dan menutupi selera makan. Lebih jauh lagi bisa terjadi kebocoran saluran cerna, peradangan usus besar dan iskemik usus. Semua efek itu memang tidak terjadi secara langsung, namun terjadi perlahan-lahan, sampai nantinya membawa penggunanya lebih dekat pada kematian.
"Para pecandu bisa mengalami kematian mendadak akibat menggunakan narkoba ini. Selain ini para pencandu kokain ini juga bisa mengalami gangguan seksual dan mengalami gangguan jiwa," ungkap dokter Ari.
Gangguan jiwa yang terjadi antara lain cemas, depresi, paranoid, psikosis. Bahkan, pengguna kokain cenderung untuk melakukan bunuh diri.
Selain itu, penggunaan kokain juga dapat menimbulkan masalah kulit, kejang-kejang, kesulitan bernafas, dan sering mengeluarkan dahak atau lendir. Sementara itu, merokok dengan kokain dapat merusak paru (emfisema).
Selain itu kokain juga dapat memberi efek seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs), gangguan penglihatan (snow light), kebingungan (confuse), dan bicara seperti menelan (slurred speech). Nama generik atau turunan dari amfetamin adalah D-pseudo epinefrin dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Bentuknya berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan.
Ada dua jenis amfetamin, yaitu MDMA (Metil Dioksi Metamfetamin) dan metamfetamin. MDMA biasa dikenal dengan nama ekstasi. Nama lain dari ekstasi ini adalah fantacy pils dan inex.
Sedangkan metamfetamin memiliki nama lain shabu, SS, ice. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat.
Penggunaan amphetamin bisa dilakukan cara diminum (pil), dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung (kristal), atau dibakar dengan memakai botol kaca yang dirancang khusus, yang diberi nama bong. Amphetamin dalam bentuk kristal dapat juga dilarutkan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (intravena).
Efek yang dirasakan akibat penggunaan amphetamin adalah jantung terasa sangat berdebar-debar, suhu badan naik/demam, tidak bisa tidur, merasa sangat bergembira (euforia), menimbulkan hasutan (agitasi), banyak bicara, menjadi lebih berani/agresif, kehilangan nafsu makan, mulut kering dan merasa haus.
Adapun efek lainnya dapat menyebabkan berkeringat, tekanan darah meningkat, mual dan merasa sakit, sakit kepala, pusing, tremor atau gemetar, timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari, gigi rapuh, dan gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
"Pada komplikasi kronis, gangguan kesehatan yang terjadi juga mirip dengan narkoba lain yaitu menyebabkan gangguan berbagai organ, antara lain gangguan jantung, sistim pernafasan, sistem syaraf, gangguan pencernaan dan juga dapat menyebabkan gagal ginjal. Sama dengan kokain, amphetamin juga bisa menyebabkan gangguan jiwa," ujarnya. Opiat atau opium disebut juga sebagai candu. Obat ini merupakan golongan narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi).
Penggunaannya dapat menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation) dan semangat yang menggebu-gebu. Penggunanya juga merasakan waktu berjalan lambat, pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk, birahi meningkat, dan timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
Sedangkan morfin merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10 persen morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena)
Penggunaan morfin akan menimbulkan euforia, mual, muntah, sulit buang air besar, kebingungan, dan berkeringat. Bahkan lebih lanjut, penggunaannya dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar, gelisah, perubahan suasana hati, mulut kering dan warna muka berubah.
Golongan narkotika semisintetis ini dihasilkan atas pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80 persen hingga 99 persen.
Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin. Heroin umumnya digunakan dengan cara disuntik atau dihisap.
Sementara itu, penggunaannya dapat menimbulkan rasa kesibukan yang sangat cepat (rushing sensastion) (kurang lebih 30-60 detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati. Pengguna heroin juga selalu selalu ingin menyendiri untuk menikmatinya.
Efek samping dari digunakannya heroin adalah denyut nadi melambat, tekanan darah menurun, otot-otot menjadi lemas atau relaks, diafragma mata (pupil) mengecil (pin point), dan mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
Pengguna heroin juga cenderung membentuk dunia sendiri (dissosial), tidak bersahabat, suka berbohong, menipu, mencuri, dan melakukan tindak kriminal. Ketergantungan terhadap kokain dapat terjadi dalam waktu beberapa hari.
Efek lainnya dapat menimbulkan kesulitan dorongan seksual, kesulitan buang air besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, dan mengalami gangguan kebiasaan tidur. Jika sudah toleransi, akan semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek euforia semakin ringan atau singkat. Ganja berasal dari tanaman cannabis sativa dan cannabis indica. Tanaman ini mengandung tiga zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
Penggunaan ganja akan menimbulkan denyut jantung atau nadi lebih cepat, mulut dan tenggorokan kering, merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
Sementara itu, penggunanya akan mengalami efek sulit mengingat sesuatu kejadian, kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan koordinasi. Gangguan kebiasaan tidur, sensitif dan gelisah, berkeringat, berfantasi, dan selera makan bertambah.
Kadang-kadang pengguna ganja juga menjadi agresif bahkan cenderung melakukan tindak kekerasan. Jika penggunaannya dihentikan akan menyebabkan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih atau capek. LSD termasuk golongan halusinogen (membuat khayalan). LSD biasanya ditemukan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam.
Penggunaan LSD dapat menimbulkan rasa yang disebut tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktu. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya. Halusinasinya bisa jadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).
Efek samping dari LSD akan menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat, diafragma mata melebar, demam, disorientasi, depresi, pusing, panik dan rasa takut berlebihan. Selain itu, dapat juga menyebabkan penggunanya mengingat masa lalu, gangguan persepsi, seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan. Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur) memiliki nama lain BDZ, BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik intravena, dan melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet sekaligus. Sayangnya, dosis mematikan atau letal tidak diketahui dengan pasti.
Bila BDZ dicampur dengan zat lain seperti alkohol atau putauw bisa berakibat fatal karena menekan sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya, misalnya aprazolam, Xanax, Alviz.
Efek penggunaan BDZ akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan, menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah risiko terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B dan C akibat pemakaian jarum bersama.
Sementara itu, obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat yang dapat disalahgunakan adalah seconal.
Penggunaannya akan menyebabkan gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan, menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension), berperilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir, nampak bahagia dan santai, bicara seperti sambil menelan (slurred speech), jalan sempoyongan, dan tidak bisa memberi pendapat dengan baik. Inhalasia atau solven adalah uap dari bahan yang mudah menguap yang dihirup. Contohnya aerosol, lem yang mengandung toluen, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner, uap bensin. Umumnya digunakan oleh anak di bawah umur atau golongan kurang mampu/anak jalanan. Penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem dapat menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan otak.
Pada awal penggunaannya akan menimbulkan rasa sedikit terangsang, dapat menghilangkan pengendalian diri atau fungsi hambatan, lambat dan sulit bernapas, tidak mampu mengambil keputusan, terlihat mabuk dan jalan sempoyongan, menjadi lambat.
Efek penggunaannya akan menyebabkan mual, batuk, dan bersin-bersin. Selain itu juga menyebabkan kehilangan nafsu makan, halusinasi, perilaku agresif/berani atau bahkan cenderung melakukan tindak kekerasan, dan bahkan bisa terjadi henti jantung (cardiac arrest).
Pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan syaraf otak menetap, keletihan otot, gangguan irama jantung, radang selaput mata, kerusakan hati dan ginjal dan gangguan pada darah dan sumsum tulang. Tanda lainnya adalah terjadi kemerahan yang menetap di sekitar hidung dan tenggorokan.