Jakarta, CNN Indonesia -- Ada banyak makanan sehat yang dipercaya dapat meningkatkan kemampuan otak, dengan meningkatkan kewaspadaan, memori, dan bahkan produksi sel otak. Namun, tanpa sadar banyak orang yang justru mengonsumsi makanan ‘bodoh’ yang bisa merusak kemampuan otak.
Beberapa makanan tertentu dapat menjadi racun bagi sel-sel otak, bahkan dalam dosis kecil dapat memengaruhi kewaspadaan, memori, suasana hati, dan sistem saraf.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa makanan yang bisa merusak otak dan kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak orang yang mengandalkan kopi sebagai stimulan agar dapat berstamina menjalankan aktivitas sepanjang hari. Namun, ternyata kafein yang terkandung di dalam kopi bisa memberikan efek tak baik pada otak.
Ketika mengonsumsi kafein, tubuh akan menyerapnya dengan cepat dan disalurkan ke otak, menurut Medline. Zat tersebut kemudian akan dikeluarkan melalui urine beberapa jam kemudian.
Meskipun tidak terkait dengan kerusakan otak, psikolog Dr Lauren Napolitano dari Bryn Mawr Hospital, Pennsylvania, percaya kafein bisa memberikan dampak yang jelas pada kesehatan mental dasar seseorang.
“Hal nomor satu yang harus dihindari oleh orang dengan masalah kesehatan mental adalah kafein,” kata Napolitano. “Banyak orang minum kafein dalam rangka memerangi gejala depresi (kelesuan, anhedonia), tapi tidak sengaja menceburkan diri ke dalam manic episode atau serangan panik.”
Cobalah untuk mengurangi jumlah kafein yang Anda minum setiap hari. Pada orang yang sudah kecanduan, berhenti mengonsumsi kafein umumnya bisa menimbulkan gejala efek balikan atau sakau, seperti sakit kepala. Tapi kondisi tersebut biasanya hanya berlangsung satu atau dua hari.
Jika Anda berhasil melaluinya, tubuh cenderung merasa lebih baik tanpa kafein.
Bagi beberapa orang, konsumsi makanan yang mengandung MSG bisa menyebabkan sakit kepala, sesak di dada, atau bahkan mimpi aneh. MSG merupakan zat aditif atau bahan tambahan makanan yang digunakan koki untuk meningkatkan rasa. Sayangnya, zat ini dapat mendatangkan malapetaka untuk kesehatan otak, terutama menyerang batang otak.
Sebagai excitotoxin, MSG dapat menstimulasi reseptor neuron secara berlebihan, menyebabkan serangan impuls (rangsangan), membuatnya sangat lelah, dan mati beberapa jam kemudian.
Dr Chad Laurence, seorang corrective chiropractic dari Delaware, memperingatkan bahwa setiap MSG bisa berdampak negatif pada otak. “MSG tersembunyi dalam berbagai sumber, termasuk bumbu instan, hydrolyzed protein, autolyzed yeast extract, sodium caseinate, bouillons, soy protein isolate,” kata Laurence.
Jenis makanan olahan dapat menstimulasi produksi dopamin — neurotransmitter ‘bahagia’ — secara berlebihan. Makanan olahan umumnya mengandung pengawet, zat aditif, pewarna, dan rasa buatan yang memiliki kemampuan untuk memengaruhi perilaku dan fungsi kognitif.
“Makanan olahan dan setiap makanan hiper-alergi dapat merusak kesehatan otak,” kata Brandon Mentore, sports nutritionist, dan functional medicine practitioner, kepada Medical Daily.
“Semakin kimia dan sintetis senyawa dalam makanan, semakin sulit mereka dicerna dan bisa menyebabkan detoksifikasi.”
Sebuah studi 2012 yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Investigation, menemukan konsumsi makanan olahan tinggi lemak dapat menyebabkan kerusakan pada hipotalamus pada otak. Daerah tersebut bertanggung jawab untuk mengatur rasa lapar dan haus, serta ritme dan siklus alami tubuh.
Tak mengherankan bila konsumsi makanan yang tinggi garam dapat berakibat negatif pada kesehatan, termasuk kesehatan mental, karena fungsi garam adalah membantu transmisi impuls saraf dan migrasi air masuk dan keluar dari sel.
“Asupan garam yang tinggi terutama garam meja dapat menyebabkan aktivasi sel menjadi hipertonik, yang sebenarnya dapat menjadi hal yang baik. Tetapi dengan berjalannya waktu, kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan dan transmisi saraf dapat menurun,” kata Mentore.
Sebuah studi 2011 yang diterbitkan dalam Neurobiology of Aging menemukan, kesehatan vaskular yang buruk — terkait dengan diet tinggi natrium (garam) dan kurang olahraga — mungkin berhubungan dengan penurunan kognitif yang cepat di usia tua.
Responden dengan asupan natrium harian tertinggi — 3091 miligram per hari atau lebih — cenderung menunjukkan penurunan nilai tes fungsi kognitif selama periode tiga tahun dibandingkan dengan rekan-rekan mereka.
Mengonsumsi makanan olahan juga dapat meningkatkan risiko demensia atau kepikunan, karena makanan tersebut biasanya mengandung banyak natrium.
Jika Anda terus-menerus mengonsumsi gula, kesehatan mental Anda dalam bahaya. Mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi selama jangka waktu panjang dapat menyebabkan masalah neurologis, mulai dari berkurangnya memori hingga kemampuan belajar.
Terlalu banyak gula dalam darah dapat memperlambat penggunaan sel-sel otak oleh insulin untuk memecah gula yang membantu proses berpikir dan emosi.
“Kemampuan tubuh untuk memantau ini biasanya ditangani oleh insulin, tetapi jika konsumsi gula terlalu tinggi dapat menyebabkan peradangan di beberapa titik di otak,” kata Mentore.
Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam Journal of Physiology menemukan, fruktosa dapat memperlambat fungsi otak dan memori pada tikus. Sirup jagung yang tinggi fruktosa banyak digunakan di Amerika Serikat, dapat mengubah kemampuan otak untuk belajar dan mengingat informasi.
Lemak trans dikenal dapat meningkatkan LDL atau kolesterol jahat dan menurunkan HDL atau kolesterol baik. Konsumsi makanan tinggi lemak trans juga dapat menyebabkan penyusutan otak.
Lemak trans sistesis meningkatkan jumlah oksidasi dalam tubuh dan membuat kekakuan arteri. “Semua ini menyebabkan vaskularisasi dan plastisitas otak dan transmisi saraf. Hal ini dapat meningkatkan peradangan dan mengganggu otak,” kata Mentore.
Sebuah studi tahun 2012 yang dipublikasikan dalam Neurology menemukan, asupan tinggi lemak trans terkait dengan penyusutan otak. Orang-orang yang mengonsumsi lemak trans dalam jumlah tinggi juga berisiko mengalami penyakit Alzheimer.