-- Bila Anda pencinta kuliner jajanan, terutama makanan khas nusantara, maka Anda perlu mencicipi beberapa makanan yang menjadi andalan baik di tingkat nasional ataupun internasional.
Beberapa makanan di bawah ini sudah menjadi pusat perhatian dalam World Street Food Congress 2015 yang berlangsung di Singapura pada 8 - 12 April yang lalu. Tak disangka, gudeg yang menjadi makanan khas Jawa menjadi primadona di lidah para pencinta kuliner international.
Gudeg ini tak ada bedanya dengan gudeg basah pada umumnya. Gudeg buatan Jeffry Sie ini mengambil resep dari rekan kerjanya yang berasal dari Gunung Kidul, Yogyakarta. Resep yang digunakan pun merupakan resep warisan dari buyut, namun telah diakui kelezatannya di World Street Food Congress di Singapura kemarin.
Yang unik dari gudeg ini adalah proses pembuatannya yang sangat memakan waktu. Kepada CNN Indonesia, Jeffry mengatakan ia membutuhkan setidaknya tiga hari untuk memasak gudeg, sehari untuk memasak telur dan aneka bacem.
"Saya mempertahankan filosofi dalam memasak gudeg, hingga benar-benar gudegnya terasa," kata Jeffry.
Rasa yang ditawarkan Gudeg Yu Nap pun terbilang sama dengan gudeg pada umumnya, namun dengan rasa yang tidak terlalu manis dan lebih empuk. Hampir tidak tampak dalam bentuk nangka yang utuh.
Telur dan ayam bacem yang dijaja juga memiliki kemanisan kecap yang pas. Tidak berlebihan, tidak kemanisan, tidak pula kurang rasa, namun memiliki warna yang cukup membuat tangan iseng untuk mencuil.
Gudeg Yu Nap biasa dijual dengan harga kisaran Rp 35 ribu untuk satu porsi dan dapat diperoleh di Jalan Cipta Graha Raya No 1 Gunung Batu, Bandung, Jawa Barat.
Sekilas makanan ini mengingatkan dengan ketoprak namun dengan porsi yang lebih sedikit dan tanpa bihun. Dari sekian banyak kupat tahu yang ada di Indonesia, banyak yang menjadikan Kupat Tahu Gempol sebagai legenda kuliner nusantara dan menjadi rebutan di World Street Food Congress 2015.
Kupat Tahu Gempol biasa ditemukan di Jalan Gempol Kulon No 53 Bandung, Jawa Barat. Kupat tahu ini berisi tahu kuning goreng, ketupat, tauge, dan disiram dengan saus kacang serta diberi tambahan kerupuk.
Tahu yang digunakan dalam kupat tahu ini adalah tahu kuning Bandung yang terkenal dengan kelembutannya dan digoreng dengan minyak sedikit tanpa membentuk kulit sehingga kelembutannya masih terjaga. Potongan ketupatnya yang pulen dan gemuk, cukup membuat perut menjadi kenyang.
Yang menjadi jagoan dalam Kupat Tahu Gempol ini adalah saus kacangnya yang lembut dan manis. Gurih pun terasa dari kacang yang dilumat menjadi sangat halus.
Paduan saus dengan kecap menjadikan sensasi gurih dan manis menyatu berputar dalam lidah. Ditambah dengan kerupuk dan sedikit sambal, cukup membuat penikmatnya ingin menambah satu porsi lagi kupat tahu yang dijual hanya dengan harga belasan ribu rupiah tersebut.
Ayam Taliwang adalah jenis makanan yang sudah terkenal kelezatannya di Indonesia. Pedas dan segar, itu yang terasa ketika sambal tomat dengan terasi masuk ke dalam mulut.
Ayam bakarnya terlihat pedas, namun tidak terlalu ketika sudah disantap. Secara umum ayam bakar ini tidak memiliki keistimewaan dengan ayam bakar pada umumnya, bumbu pun dirasa masih kurang meresap ke dalam daging.
Sayuran yang disajikan cukup segar dan terlihat meyakinkan ketika sudah direbus dan disajikan.
Ayam Taliwang Bersaudara ini ada di Jalan Panglima Polim IV No 125 dan Jalan Tebet Raya No 10 A. Di Daerah Bandung, dapat ditemukan di Jala Citarum dan Jalan Buahbaty. Sedangkan di Bali dapat ditemukan di Jalan Imam Bonjol dan di Lombok berada di Jalan Langko, Mataram.
Nasi krawu merupakan makanan khas yang berasal dari Gresik, Jawa Timur. Nasi ini disajikan beralaskan daun pisang dengan menu berupa suwiran daging sapi, semur daging, jeroan, sambal terasi, dan juga serundeng.
Tampilan dari nasi krawu memang dapat dikatakan biasa saja. Untuk memakannya membutuhkan keinginan dan niat jika memang baru pertama kali.
Namun, berhati-hatilah dengan sambal yang tak tampak seperti sambal dalam makanan ini. Sambal dalam Nasi Krawu Gresik Buk Tiban ini sekilas mirip dengan bumbu tambahan. Namun ketika dicoba, rasa pedasnya sanggup membuat badan terkejut-kejut. Rasa pedas yang keluar setidaknya cukup membuat badan menjadi berkeringat.
Nasi krawu ini dapat ditemukan di Gresik, yaitu di Jalan KH Abdul Karim dan Jalan Veteran, sedangkan di Surabaya dapat ditemukan di Jalan Praban No 44.
Seperti pecel pada umumnya, Pecel Pincuk Bu Ida ini sekilas tak ada bedanya. Sayuran rebus, bumbu kacang, alas daun pisang, peyek kacang, dan menu seperti gorengan. Namun untuk bagi lidah Jawa Timur, setidaknya pecel ini sanggup membuat rasa melanglang buana pergi ke kampung halaman.
Kunci pecel adalah berada di sambal kacangnya. Penentuan pecel Jawa Tengah dengan yang ada di Jawa Timur terletak pada rasa dari sambal kacang pecel yang khas. Pun dengan kekentalan dan paduan pedas serta asin juga menjadi penanda enaknya rasa pecel. Bila bumbu kacang enak, maka pecel akan enak. Jika tidak, bisa-bisa justru enek.
Bumbu kacang yang ada di Pecel Pincuk Ibu Ida ini cukup menggambarkan khasnya pecel Jawa Timur, yang juga punya ciri lain seperti pecel Madiun. Namun pecel asli Gresik ini dapat menjadi menu makan siang yang tidak ingin terlalu banyak dan merindukan nuansa kampung halaman.
Selain pecel, tempat makan yang memiliki banyak cabang ini juga menjual rawon, urap, dan rujak cingur yang merupakan khas dari Jawa Timur.
Jika penasaran, Anda dapat menikmatinya di Jalan Alternatif Cibubur depan Masjid Al Muhajidin, Pasar Moderen Bintaro Ruko PB 08 Pintu Barat, Jalan Boulevard Utama Kota Wisata Ruko Senkom Amsterdam, dan juga di Jalan Margonda Raya No 461, Depok.