Sekitar pertengahan tahun, Korea Selatan diguncang wabah penyakit pernapasan akut asal Timur Tengah, MERS-CoV. Kasus MERS-CoV yang menyerang pada akhir Mei lalu merupakan pertama kalinya bagi Negeri Gingseng.
Virus diduga pertama kali datang dari seorang pria 68 tahun yang baru saja pulang dari Timur Tengah. Gejala MERS-CoV baru terdeteksi sepekan kemudian dan menyebar dengan cepat merenggut banyak korban dan ribuan orang harus dikarantina.
Pemerintah Korsel pun segera bertindak. Melalui tindakan pencegahan dan penanganan, penyebaran virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut dapat dikendalikan dengan terpusat di lingkungan rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang terkena imbas dari serangan virus MERS-CoV ini adalah industri pariwisata Korea Selatan. Ribuan wisatawan dari berbagai dunia, termasuk Indonesia, membatalkan kunjungannya melihat negeri K-Pop.
Middle East respiratory syndrome (MERS) adalah kumpulan gejala penyakit pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus. Penyakit ini pertama kali muncul pada 2012 di Arab Saudi, dan pernah ditemukan di berbagai belahan dunia seperti Afrika, Eropa, Asia, dan Amerika serikat.
MERS-CoV memiliki gejala demam, batuk, sesak napas, mual, muntah, dan diare, bahkan dapat menyebabkan radang paru atau pneumonia.
Pengobatan MERS-CoV diutamakan menghilangkan gejala dengan istirahat cukup, pemberian cairan, penghilang rasa sakit, dan terapi oksigen. Orang lanjut usia, diabetes, berpenyakit paru dan dengan sistem imun rendah sangat rendah terkena penyakit ini.