Memasuki Desember, sebuah berita menghebohkan dunia maya yaitu kabar seorang remaja bunuh diri karena alergi dengan sinyal yang dihasilkan WiFi. Kabar ini menjadi pembicaraan mengingat banyaknya masyarakat saat ini yang bergantung dengan teknologi internet.
Konon, sang anak yang alergi tersebut mengalami sakit kepala, kelelahan, sulit konsentrasi, dan bermasalah di bagian kandung kemih. Semua gejala tersebut ada ketika ia berada di daerah yang masuk dalam pancaran WiFi. Begitu berada di luar daerah pancaran WiFi, kondisinya membaik.
Kondisi yang dialami anak tersebut dinamakan electro-hypersensitivity syndrome (EHS). Akan tetapi banyak perdebatan mengenai EHS ini. Seorang dosen psikologi dari Inggris mengatakan bahwa sejatinya orang yang mengaku mengalami EHS adalah sakit, namun bukan disebabkan oleh gelombang elektromagnetik seperti yang dituduhkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT