Makanan yang satu ini punya nama dan bentuk yang sama-sama unik. Berbagai varian soami banyak ditemukan di Wakatobi, dari soami yang hanya terbuat dari singkong, hingga soami yang dikombinasikan berbagai bahan baku, tergantung daya kreativitas ibu-ibu setempat.
Soami pada dasarnya terbuat dari singkong yang dikupas, lalu diparut dan diperas sarinya hingga kering. Singkong parut itu kemudian diangin-anginkan semalaman.
Setelah itu, singkong parut dihaluskan, kemudian dipadatkan di cetakan khusus berbentuk tumpeng yang terbuat dari anyaman daun kelapa. Saat inilah beberapa versi soami dibuat. Ada yang mirip belahan ketupat, dan ada juga yang mirip risol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soami, yang seutuhnya terbuat dari singkong, dicetak dalam wadah seperti tumpeng disebut soami tugu. Bila adonan singkong dicampur kelapa, maka disebut soami kaluku, sedangkan soami yang lebih lembut disebut soami pepe.
Adonan singkong soami dalam wadah cetak kemudian dikukus hingga matang. Pembedaan matang atau tidak, menurut Purnamawati, warga Desa Adat Lya Togo Pulau Wangi-wangi kepada CNNIndonesia.com, adalah aroma singkongnya.
Bila aroma saat dikukus masih seperti singkong mentah, maka itu tanda adonan belum matang. Sedangkan bila aroma sudah lebih 'gurih,' maka soami sudah masak.
Tekstur soami tugu mirip tiwul namun versi lebih padat, sedikit lengket dan cenderung hambar. Ini karena soami memang berperan sebagai pengganti nasi dan dikonsumsi bersama lauk atau sayur.
Beberapa jenis soami juga sering dikreasikan dengan berbagai teknik masak dan campuran, tergantung kreativitas sang juru masak.
 Soami, yang seutuhnya terbuat dari singkong, dicetak dalam wadah seperti tumpeng disebut soami tugu. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo) |