Bila kebanyakan masyarakat Indonesia akrab dengan panganan dari nasi berbungkus daun pisang bernama lontong, maka lapa-lapa bisa disebut lontong versi Wakatobi. Sama seperti soami, lapa-lapa pun terbuat dari singkong.
Selain itu, ada pula yang terbuat dari ubi jalar ungu. Ubi jenis tersebut juga banyak tumbuh di kepulauan karang ini.
CNNIndonesia.com sempat melihat para ibu di Desa Kulati, Pulau Tomia, Kabupaten Wakatobi, membuat lapa-lapa. Para ibu memarut ubi ungu dan singkong hingga halus dengan parutan tangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah halus, ubi atau singkong ini dicampur dengan kelapa parut. Kemudian adonan campuran itu dimasukkan ke dalam wadah lapa-lapa yang terbuat dari susunan berlapis daun kelapa hingga membentuk wadah silinder.
Setelah itu, lapa-lapa dalam wadah dikukus menggunakan tungku kayu bakar, kurang lebih selama satu jam.
Rasa lapa-lapa cenderung gurih berkat kelapa yang terkandung di dalamnya. Namun untuk tekstur, berbeda tergantung bahan utama yang digunakan. Bila terbuat dari singkong, maka lapa-lapa memiliki tekstur lebih kenyal.
Sedangkan bila menggunakan ubi ungu, selain warnanya yang cantik—ungu dengan bercak putih—teksturnya pun lebih padat namun cukup lembut saat digigit. Fungsi lapa-lapa sama seperti soami, biasanya dikonsumsi bersamaan dengan lauk pauk seperti parende.