Concorde bisa terbang hingga Mach 2, atau sekitar 1.300 mph, jelas ditunjukkan oleh pengukur kecepatan dan ketinggian besar yang ditempatkan secara mencolok di sekat (tidak ada layar sandaran kepala atau sistem hiburan).
Tetapi yang lebih nyata adalah pengalaman terbang di ketinggian yang lebih tinggi daripada jet biasa: 18 ribu kilometer dari tanah.
"Pada ketinggian itu, Anda bisa melihat kelengkungan Bumi," kata Azerrad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anda berada di tepi troposfer, langit berwarna hitam. Pola cuaca sangat terlihat. Dan persepsi dunia di bawah Anda jauh lebih gamblang daripada di pesawat biasa."
Concorde bukan satu-satunya jet penumpang supersonik yang pernah terbang.
Tupolev Tu-144 buatan Soviet - yang terlihat sangat mirip tetapi "tidak memiliki keanggunan Concorde," menurut Azerrad - memiliki tugas komersial singkat pada akhir 1970-an.
Boeing juga memiliki rencana untuk pesawat supersoniknya sendiri, yang dibatalkan sebelum tahap prototipe.
Sekarang, beberapa proyek sedang berlangsung untuk membawa kembali perjalanan supersonik, beberapa di antaranya berjanji akan terwujud pada pertengahan 2020-an.
Sayangnya, pandemi virus corona membuat "angsa-angsa besi" nan tampan ini belum bisa keluar kandangnya.
(ard)