Jakarta, CNN Indonesia --
Pada bulan Maret 1969, hanya beberapa bulan sebelum Neil Armstrong berjalan di bulan, Concorde melakukan penerbangan perdananya. Pesawat supersonik mewujudkan visi masa depan yang sama beraninya dengan Apollo 11 -- tetapi jauh lebih rupawan.
Tidak ada pesawat yang menangkap imajinasi publik seperti Concorde, meskipun hanya 20 unit yang pernah dibuat, dan mereka diterbangkan hanya oleh dua maskapai penerbangan.
Sejak diciptakan pada 53 tahun lalu, Concorde masih berdiri sebagai salah satu pencapaian teknik dan desain yang paling luar biasa yang pernah diciptakan umat manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kini banyak desain pesawat yang terinspirasi dari Concorde," kata Lawrence Azerrad, penulis buku 'Supersonic: The Design and Lifestyle of Concorde' saat diwawancara oleh CNN pada 2018.
"Concorde sangat futuristik pada saat itu, tetapi desainnya sekarang nampak seperti nostalgia.
"Tapi entah bagaimana, desain Concorde masih tetap futuristik, meskipun dibuat pada awal 1960-an. Ini adalah visi masa depan kita dari masa lalu kita."
Pesawat yang dirancang oleh fisika
Dalam dunia pesawat penumpang yang homogen secara estetika, Concorde adalah pengalih perhatian yang menakjubkan.
Bentuknya tampak berbeda dari pesawat lain, dengan sayap berbentuk segitiga dan hidung runcing seperti jet tempur, keduanya berfungsi baik untuk perjalanan supersonik.
"Desain untuk Concorde semuanya disusun dari ilmu fisika," kata Azerrad.
"Hasil akhirnya sebenarnya cukup indah, tapi itu bukan motivasi di balik bentuk pesawat. Jadi, luar biasa bahwa, tanpa desain tambahan apa pun, ia akhirnya terlihat seperti angsa yang cantik."
Concorde terbang secara komersial selama 27 tahun, dari 1976 hingga 2003, dan dapat melakukan perjalanan antara London dan New York dalam waktu kurang dari empat jam.
Dirancang oleh perusahaan asal Inggris-Prancis, pesawat ini menjadi incaran banyak maskapai, termasuk Pan Am, Continental, American Airlines, Japan Airlines, Lufthansa dan Qantas.
"Concorde awalnya tidak ditujukan hanya untuk orang berduit atau terkenal," kata Azerrad.
"Setelah pesawat baling-baling dan era jet, supersonik hanyalah langkah masuk akal berikutnya. Semua maskapai memiliki pesanan untuk pesawat supersonik."
 Pesawat Concorde (Dok. commons.wikimedia.org) |
Sebagian besar pesanan dibatalkan setelah krisis minyak tahun 1973. Hanya British Airways dan Air France yang pernah mengoperasikan Concorde, dengan hanya dua maskapai lain - Singapore Airlines dan Braniff International Airways (yang sekarang sudah tidak beroperasi) - menyewakannya untuk beberapa penerbangan.
"Angsa besi" Concorde "disuntik mati" pada 25 Juli 2000, ketika sebuah Concorde milik Air France yang berangkat dari Paris terbakar saat lepas landas dan menewaskan 113 orang.
Kecelakaan yang "langka" itu memaksa British Airways dan Air France untuk mengandangkan armada dan menghabiskan jutaan euro untuk peningkatan keselamatan.
Layanan Concorde akhirnya dilanjutkan pada November 2001, meskipun Concorde tidak mampu bertahan dari dampak 9/11 terhadap industri penerbangan sampai besarnya biaya perawatan, yang membuat Concorde tidak menguntungkan.
Penerbangan terakhir Concorde mendarat di Bandara Heathrow, Inggris, pada 24 Oktober 2003.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Sendok pun diincar
Azerrad, seorang desainer grafis berbasis di Los Angeles, menggunakan bukunya untuk memamerkan koleksi pribadinya yang mengesankan dari memorabilia Concorde.
Label bagasi, mainan, peralatan makan, pembuka botol, korek api, tatakan gelas, perlengkapan rias, dompet, dan bahkan botol cognac -- Concorde sendiri adalah merek yang menelurkan barang dagangan yang masih memiliki harga tinggi di situs jual beli eBay.
Membawa pulang barang bermerek adalah bagian dari pengalaman naik Concorde. Apa pun yang bisa dikeluarkan dari pesawat akan dibawa oleh penumpang sebagai suvenir. Beberapa dari barang-barang ini sangat dicari, seperti yang dirancang oleh Raymond Loewy, bapak desain industri yang menciptakan interior kabin untuk Air France.
"Dia menggunakan pendekatan futuristik yang sangat berpikiran maju untuk saat itu, hingga ke desain kursi, sandaran kepala, kain dan, mungkin lebih terkenal, sendok garpu stainless steel, yang diduga "dicuri" Andy Warhol," kata Azerrad.
"Ada cerita di mana (Warhol) bertanya apakah orang yang duduk di sebelahnya akan menggunakan sendok garpunya. Saat sang penumpang bilang tidak, ia langsung mengambil set peralatan makan tersebut."
Klub sosial di langit
Pengalaman naik Concorde dimulai di ruang tunggu khusus, bahkan sebelum penumpang naik ke pesawat.
Dengan hanya sekitar 100 kursi, dan harga tiket lebih tinggi daripada terbang kelas satu di tempat lain, pesawat dengan cepat membentuk aura eksklusivitas.
Jika Anda punya banyak uang, Anda belum tentu bisa naik, kecuali Anda "orang penting".
"Naik Concorde seperti masuk ke klub sosial di langit," kata Azerrad.
"Anda bisa bertemu Paul McCartney, Phil Collins, Paus sampai Ratu Inggris di kabinnya."
Jendelanya kecil, untuk menghindari retakan di badan pesawat, dan badan pesawat yang sempit membuat kabin pesawat ini agak kecil, dengan lorong tunggal dan hanya empat kursi di setiap baris.
"Tapi karena itu seolah-olah jet tempur yang membawa 100 penumpang, ukurannya sebenarnya luar biasa. Ini benar-benar tentang kecepatan, jadi itu lebih seperti mobil sport kecil di langit, " kata Azrad.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Concorde bisa terbang hingga Mach 2, atau sekitar 1.300 mph, jelas ditunjukkan oleh pengukur kecepatan dan ketinggian besar yang ditempatkan secara mencolok di sekat (tidak ada layar sandaran kepala atau sistem hiburan).
Tetapi yang lebih nyata adalah pengalaman terbang di ketinggian yang lebih tinggi daripada jet biasa: 18 ribu kilometer dari tanah.
"Pada ketinggian itu, Anda bisa melihat kelengkungan Bumi," kata Azerrad.
"Anda berada di tepi troposfer, langit berwarna hitam. Pola cuaca sangat terlihat. Dan persepsi dunia di bawah Anda jauh lebih gamblang daripada di pesawat biasa."
Concorde bukan satu-satunya jet penumpang supersonik yang pernah terbang.
Tupolev Tu-144 buatan Soviet - yang terlihat sangat mirip tetapi "tidak memiliki keanggunan Concorde," menurut Azerrad - memiliki tugas komersial singkat pada akhir 1970-an.
Boeing juga memiliki rencana untuk pesawat supersoniknya sendiri, yang dibatalkan sebelum tahap prototipe.
Sekarang, beberapa proyek sedang berlangsung untuk membawa kembali perjalanan supersonik, beberapa di antaranya berjanji akan terwujud pada pertengahan 2020-an.
Sayangnya, pandemi virus corona membuat "angsa-angsa besi" nan tampan ini belum bisa keluar kandangnya.