Kode Rahasia dan Rayuan Soekarno di Lukisan-Lukisan Kuno

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Rabu, 03 Agu 2016 10:44 WIB
Ada kisah-kisah seru di balik sejumlah lukisan yang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, sepanjang Agustus 2016.
Lukisan Memanah karya Henk Ngantung di pameran lukisan bertajuk 17/71: Goresan Juang Kemerdekaan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (1-30/8). (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)
Karya yang tak kalah menarik adalah milik S. Sudjojono berjudul Kawan-Kawan Revolusi. Lukisan ini dibuat oleh Sudjojono begitu ditantang oleh kritikus seni, Trisno Sumardjo, untuk melukis cepat.

Trisno menilai kemampuan melukis realis Sudjojono masih lambat. Lalu, ia menantang, dan Sudjojono menerima dengan sigap. Ia mengerjakan lukisan tersebut saat tengah berada di sanggar Seniman Indonesia Muda cabang Solo, Jawa Tengah.

Di lukisan ini, terlihat ada sejumlah wajah tokoh-tokoh penting di Indonesia, baik dari kalangan pejuang maupun simpatisan pejuang, tak terkecuali pelukis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudjojono pun memulai lukisan itu dengan membuat wajah salah seorang pejuang bernama Dullah. Ia sangat kagum pada sosok Dullah yang heroik. Kabarnya, Dullah pernah berhasil mengebom empat tank serdadu Belanda.

Selain itu, ada wajah anak pertama Sudjojono yang saat itu masih berusia dua tahun, bernama Tedja Bayu. Ada pula wajah Trisno, sang kritikus yang menantangnya.

Beberapa wajah lain yang menghiasi lukisan tersebut adalah Mayor Sugiri, Basuki Resobowo, Soerono, Ramli, Suromo, Nindyo, Kasno, Oesman Effendi, Soedibio, Yudhokusumo, dan Kartono Yudhokusumo. Lukisan ini dikabarkan selesai dalam waktu satu hari.

Kisah lain yang menyertai lukisan ini terjadi pada 1947. Saat itu, Kawan-Kawan Revolusi sempat dipajang di Yogyakarta dalam pameran bertajuk Perjoeangan. Di pameran tersebut sekitar 100 karya dipajang, salah satunya karya Sudjojono.

Satu tahun setelahnya, terjadi Agresi Militer yang membuat keadaan sangat genting. Beberapa fasilitas rusak, termasuk lukisan-lukisan yang sedang dipamerkan.

Beruntung, lukisan Kawan-Kawan Revolusi dan beberapa lainnya berhasil terselamatkan. Sebelum terjadi Agresi Militer, Presiden Soekarno terlebih dahulu membeli dan memboyongnya ke Istana.

Meski begitu, lukisan ini pun sempat tertusuk bayonet. Tepatnya, di bagian atas lukisan wajah Bung Dullah. Namun sobekan bayonet itu berhasil direstorasi, walaupun bekasnya masih terlihat. Begitu pun di bagian belakang lukisan, sobekan terlihat jelas. Dullah, sang pelukis Istana, diperkirakan menambal sobekan itu.

Selain penuh kisah, lukisan 'tambal sulam' ini juga menjadi salah satu lukisan kesukaan Soekarno. Sejak 1950, lukisan ini diboyong ke Jakarta dan sempat dipamerkan di hadapan kesebelasan sepak bola asal Uni Soviet, Lokomotif.

Dengan bersemangat, Soekarno menjelaskan perjuangan Bung Dullah di depan pimpinan rombongan, Bubukin. Ini membuat Bubukin dan rombongannya terenyuh dan mereka pun mengheningkan cipta di depan lukisan tersebut.

'Kode Rahasia' Lukisan Diponegoro

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4 5 6
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER