KONFLIK ISRAEL-PALESTINA

Gadis Kecil Palestina Jadi Pewarta

CNN Indonesia
Selasa, 25 Nov 2014 18:11 WIB
Seorang gadis Palestina berusia delapan tahun berinisiatif menjadi pewarta dengan merekam bentrokan antara warga desanya dengan tentara Israel di Tepi Barat.
Aksi demonstrasi warga desa menentang pembangunan permukiman Yahudi yang berlangsung setiap pekan setelah selesai sholat Jumat. (Reuters/Mussa Qawasma)
Tepi Barat, CNN Indonesia -- Jana Tamimi, seorang gadis Palestina berusia delapan tahun, punya cara sendiri untuk menentang pendudukan Israel di desanya. Dengan menggenggam sebuah telepon seluler, Jana Tamimi merekam sejumlah bentrokan antara warga desa Nabi Saleh dan tentara Israel, dan langsung mengunggah video tersebut ke internet.

Salah satu bentrokan yang Tamimi rekam adalah aksi demonstrasi warga desa menentang pembangunan permukiman Yahudi yang berlangsung setiap pekan setelah selesai sholat Jumat.

"Tidak banyak juru foto ketika kami memulai aksi demonstrasi. Sehingga saya punya ide untuk mendokumentasikan semuanya dan menyampaikan pesan kami kepada dunia," kata Tamimi, seperti ditulis Reuters, Selasa (25/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tamimi menyatakan tujuan dia mendokumentasikan seluruh kegiatan demonstrasi adalah agar dapat membuka seluruh mata dunia terhadap apa yang terjadi di desanya.

Dia berharap memperoleh lebih banyak dukungan internasional agar seluruh warga Palestina, termasuk anak-anak, dapat hidup bebas dan mendapatkan hak mereka.

Desa tempat Tamimi tinggal, Nabi Saleh, berpenduduk sekitar 600 orang. Aksi demontrasi di desa ini telah berlangsung selama lima tahun terakhir. 

Warga menyatakan 60 persen wilayah desa, termasuk sebuah mata air setempat, telah dikuasai Israel untuk pembangunan permukiman. Warga pun tak bisa mengakses mata air tersebut.

"Pendudukan Israel telah merampas hak kami yang paling penting, yaitu hak untuk hidup. Kami ingin merasa aman, tanpa perlu takut terkena peluru pasukan Zionis ataupun ditabrak oleh warga Yahudi," kata Tamimi.

Tamimi mengaku dia dan sejumlah anak lain selalu terlambat tiba di sekolah karena terhalang barikade Israel di desa mereka.

Ibu Tamimni, Nawal Tamimi, menyatakan inisiatif putrinya tersebut merupakan pengaruh lingkungan tempat dia tumbuh yang dikelilingi oleh konflik .

"Aksi demonstrasi terjadi sejak dia berumur tiga tahun. Rumah kami terletak di pintu masuk desa, sehingga dia tumbuh dengan melihat bentrokan, penembakan gas air mata dan granat," kata Nawal.

Saat ini, sekitar 500 ribu warga Israel tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur bersama 2,4 juta warga Palestina.

Pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebenarnya telah menuai kecaman dari dunia internasional.

Namun, warga Yahudi tak memperdulikan kecaman tersebut. Dengan mengutip ayat Alkitab, warga Yahudi menyatakan mereka bisa hidup di mana saja di Tepi Barat.

Baca juga: Netanyahu Ingin Jadikan Israel Negara Yahudi
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER