-- Aksi teror yang melanda Perancis berakhir setelah pasukan anti-terorisme negara itu menyerbut dua lokasi yang dikuasi oleh tiga orang tersangka yang akhirnya pun tewas.
Insiden ini dimulai pada Rabu (7/1) ketika dua orang bersenjata otomatis dan mengenakan penutup muka menyerang kantor majalah mingguan satire Charlie Hebdo, menewaskan 12 orang.
Kedua tersangka kemudian melarikan diri dan menguasai satu toko percetakan di kota kecil Dammartin-en-Goelle.
Kemudian, terjadi penembakan seorang polwan oleh tersangka lain yang kemudian menyandera satu swalayan Yahudi atau Kosher di Paris timur.
Pada Jumat (9/1) polisi melakukan penyerbuan yang hampir bersamaan ke kedua lokasi itu.
Tiga tersangka tewas, sementara empat sandera di toko kosher dibunuh pelaku sebelum polisi menyerbut.
Berikut ringkasan fakta yang diketahui dan fakta lain yang belum diketahui.
Yang diketahui: Penyanderaan di swalayan kosher di Porte de Vincennes, daerah pemukiman di Paris timur, berakhir pada pukul 17.00 waktu setempat setelah polisi menyerbu.
Pihak aparat mengatakan empat sandera dan satu tersangka tewas dalam insiden ini.
Amedy Coulibaly, penyandera dan tersangka pembunuhan polwan di Montrouge, tewas. Polisi memburu Coulabi dan seorang perempuan yang tinggal bersamanya bernama Hayat Boumeddiene, 26 tahun, yang juga tersangka dalam pembunuhan polwan itu.
Juru Bicara Serikat Polisi Pascal Disant mengatakan Boumeddiene kemungkinan ada di dalam swalayan tersebut tetapi tidak ditangkap polisi. Kementerian dalam negeri Perancis belum mengkonfirmasi keberadaan Hayat di salam toko.
Hingga kini dia masih menjadi buronan polisi.
Presiden Perancis Francois Hollande menyebut insiden ini sebagai satu “serangan anti-Semit.”
Dissant mengatakan sejumlah petugas polisi luka-luka ketika melakukan penyerbuan.
Aparat mengatakan Coulibaly membawa berbagai senjata dan memasang jebakan berupa bahan peledak di dalam toko tersebut.
Seorang pria yang mengaku Coulibaly mengatakan kepada stasiun televisi BFMTV bahwa dia anggota ISIS dan CNN tidak bisa mengkonfirmasi keaslian rekaman percakapan telepon ini.
Yang tidak diketahui: Dimana Boumeddienne? Apakah dia berada di dalam toko kosher itu? Seberapa banyak sandera yang berhasil melarikan diri?
Yang diketahui: Pasukan keamanan menewaskan Said dan Cherif Kouachi, dua tersangka pembantaian di kantor majalah satire Charlie Hebdo, di depan satu toko percetakan di daerah industri kota Dammartin-en-Goele.
Kota ini terletak sekitar 40 kilometer sebelah timur laut Paris.
Seorang pria yang pada awalnya disebut sebagai sandera selamat, akan tetapi stasiun televisi BFMTV mengatakan kedua bersaudara yang menjadi tersangka itu tidak mengetahui keberadaannya.
Kouachi bersaudara lari keluar toko percetakan dan melepas tembakan ke arah polisi sebelum ditembak mati oleh aparat.
Sekitar pukul 17.00 waktu setempat terdengar suara tembakan senjata otomatis dan setidaknya tiga ledakan dari lokasi.
Satu helikopter mendarat di gedung sebelah toko percetakan itu dan tayangan langsung televisi memperlihatkan sejumlah orang berada di atap toko.
Anggota Parlemen dari daerah pemilihan wilayah ini, Yves Albarello, mengatakan tersangka berbicara dengan polisi melalui sambungan telepon dan menegaskan ingin mati syahid.
Yang tidak diketahui: Polisi belum mengkonfirmasi apakah mereka bergerak setelah tersangka melepas tembakan. Atau apakah orang yang diselamatkan itu sandera. Belum juga diketahui mengapa para tersangka memilih kota ini sebagai tempat persembunyian.
Yang diketahui: Sekitar 11.30 waktu setempat pada Rabu (7/1), satu mobil berhenti di depan kantor Charlie Hebdo di Paris. Dua orang keluar dari mobil itu, mereka mengenakan pakaian hitam dan membawa alat yang mirip seperti senjata otomatis.
Wajah mereka tertutup rapat.
Kedua orang ini bertanya kepada pegawai perawatan lokasi kantor majalah itu, dan melepas tembakan sehingga salah satu pegawai ini tewas.
Mereka masuk ke kantor majalah yang terletak di lantai dua dan langsung menuju ruang redaksi. Para editor Hebdo sedang mengadakan rapat redaksi siang ketika pelaku menerobos masuk.
Tembakan dilepas dan 10 orang tewas, termasuk para editor dan seorang polisi yang bertugas menjaga mereka.
Seorang dokter yang merawat korban yang luka mengatakan kedua penembak secara khusus menanyai nama-nama korban sebelum membunuh mereka.
Dr. Gerald Kierzek mengatakan penembak memisahkan antara pria dan wanita sebelum melepas tembakan. Dia mengatakan tembakan itu bukan tembakan acak, tetapi lebih mirip eksekusi yang tepat sasaran.
Kedua pelaku keluar dari gedung dengan mengendarai mobil bersama tersangka ketiga, dan tiga kali terlibat tembak menembak dengan polisi.
Seorang polisi yang berada di luar gedung tertembak dan dibunuh dari jarak dekat sebelum pelaku kemudian melarikan diri.
Yang tidak diketahui: Para penyelidik masih mencoba merinci insiden di dalam kantor Charlie Hebdo.
Serangan ini tampak sangat terorganisasi, hingga rencana melarikan diri. Belum jelas apakah pelaku mendapat bantuan lain.
Perdana Menteri Manuel Valls mengatakan pada malam itu aparat melakukan “beberapa penangkapan” terkait penembakan tersebut, tanpa merinci jumlah orang yang ditangkap.
Yang kita ketahui: Dua bersaudara yang dituduh melakukan serangan di Charlie Hebdo, Cherif dan Said Kouachi, tewas di tangan aparat. demikian juga tersangka yang melakukan aksi penyanderaan di toko kosher, Ahmed Coulabaly.
Pascal Disant dari serikat polisi mengatakan ketiga orang ini anggota kelompok jihadis yang sama.
Sementara jaksa penuntut kota Paris Francois Molins mengatakan isteri Cherif Kouachi dan pacar Amedy Coulibaly, Boumedienne, saling menelpon sebanyak 500 kali pada 2014.
Lebih jauh lagi, isteri Cherif mengatakan kepada penyidik bahwa suaminya dan Coulibaly sangat akrab.
Perdana Menteri Perancis mengatakan pada Kamis (8/1) bahwa tersangka “bukan orang asing bagi dinas keamanan.” Kakak beradik Kouachi masuk dalam basis data AS teroris internasional yang diketahui, atau TIDE, dan juga masuk daftar “larangan terbang” selama beberapa tahun.
Cherif Kouachi, 32 tahun, dijatuhi hukuman pada 2008 karena menjadi anggota lingkaran rekrutmen jihad di Paris yang mengirim pejuang ke perang di Irak.
Seorang sumber yang dekat dengan dinas kemanan Perancis mengatakan bahwa para penyelidik masih mecnari bukti apakah Cherif pernah pergi ke Suriah, dan bahwa dia kembali ke Perancis pada Agustus 2014.
Tidak banyak informasi mengenai Said Kouachi, tetapi stasiun televisi BFMTV melaporkan bahwa kartu tanda pengenalnya ditemukan ketika polisi menyisir lokasi kejadian serangan di Charlie Hebdo sehingga mereka bisa menetapkan tersangka.
Menurut para pejabat AS, selama beberapa bulan Said tinggal di Yaman untuk mendapat pelatihan senjata dan bekerja dengan kelompok afiliasi al Qaeda yaitu al Qaeda di Semenanjung Arab atau AQAP.
Periode ini menempatkan dia berada di Yaman ketika tokoh senior AQAP, Anwar al-Awlaki, masih hidup.
Al-Awlaki tewas pada Septemberi 2011 akibat serangan pesawat tanpa awak AS.
Meski belum pasti, Amerika yakin bahwa sangat mungkin Said Kouachi dan Awlaki berada di tempat yang sama pada periode yang sama, meski tidak diketahui mereka berinteraksi dalam waktu yang panjang.
Tersangka ketiga dalam serangan Charlie Hebdo, Hamyd Mourad, 18 tahun, menyerahkan diri ke polisi pada Rabu (7/1). Namun keterlibatannya masih belum bisa dipastikan.
Sejumlah pakar memperingatkan bahwa keahlian penyerang dalam memegang senjaga, menyembunyikan identitas mereka dan rute melarikan diri, membedakan mereka dengan serangan-serangan “lone wolf’.
Letnan Jenderal Mark Hertling, mantan komandan militer AS di Eropa, menyebut para pelaku serangan itu terlihat sangat terlatih.
 Coulibaly dan pacarnya Hayat Boumeddienne kenal dekat dengan Cherif Kouachi. (Paris Prefecture de Police/Handout/Reuters) |
Terkait Coulibaly, seorang sumber intelijen Barat mengatakan kepada CNN bahwa dia memiliki nama lain Doly Gringny. Sumber ini mengatakan Coulibaly adalah teman dekat Cherif Kouachi dan pada 2010 keduanya terlibat dalam upaya membebaskan seorang warga Aljazair yang dipenjara karena megebom jaringan kereta bawah tanah Paris pada 1995.
Coulibaly ditangkap pada Mei 2010 bersama dengan 240 set amunisi senapan Kalashnikov.
Dia juga berfoto dengan Djamel Beghal, warga Perancis keturunan Aljazair yang sempat dikenal sebagai perekrut utama al-Qaeda di Eropa yang telah dinyatakan bersalah dalam tuduhan bersekongkol menyerang Kedutaan Besar AS di Paris.
Coulibaly dijatuhi hukuman dalam kasus pembebasan narapidana terosis itu, tetapi tidak ada bukti cukup untuk mendakwa Cherif Kouachi, yang sering mengunungi Coulibaly ketika ditahan sebelum persidangan.
Coulibaly tinggal bersama dengan pacarnya Boumeddiene dan kedua orang ini pernah berkunjung ke Malaysia.
Yang tidak diketahui: FBI dan badan-badan intelijen AS masih memetakan hubungan para tersangka untuk mencari petunjuk. Mereka memasukkan nama-nama tersangka ke dalam basis data untuk melihat hubungan dengan ISIS dan al Qaidah. Para penyelidik masih mencoba mencari jawaban apakah penembakan di Paris ini bagian dari strategi yang terkordinasi.
Masih belum jelas apa peran Mourad dalam serangan itu. Laporan-laporan di media Perancis menyebutkan dia berada di sekolah di Perancis timur laut ketika serangan terjadi.
Yang kita ketahui: Jaksa penutut Perancis mengatakan bahwa ketika penembakan terjadi, para pelaku berteriak “Allahu akbar” dan kata-kata bahwa mereka membalas untuk Nabi Muhammad.
Charlie Hebdo memiliki sejarah yang kontroversial karena menggambarkan Nabi Muhammad, seringkali dalam situasi yang tidak baik, dan membuat marah banyak umat Muslim di dunia.
Tiga tahun lalu terjadi protes dan kantor majalah ini dilempar bom api sehingga terbakar karena kartun-kartun tentang Nabi Muhammad.
Cuitan terakhir akun Charlie Hebdo sebelum serangan hari Rabu itu adalah gambar ketua ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang menyampaikan selamat tahun baru dengan kata-kata, “Dan, yang paling penting, kesehatan!”
Yang tidak diketahui: FBI dan badan-badan intelijen AS masih memetakan hubungan para tersangka untuk mencari petunjuk. Mereka memasukkan nama-nama tersangka ke dalam basis data untuk melihat hubungan dengan ISIS dan al Qaidah. Para penyelidik masih mencoba mencari jawaban apakah penembakan di Paris ini bagian dari strategi yang terkordinasi.
Satu siaran radio ISIS pada Kamis (8/1) memuji serangan tersebut dan menyebut pelakunya “jihadis pemberani.” Tetapi siaran itu tidak mengatakan apakah mereka memiliki hubungan dengan kelompok militan di Perancis ini.