Krisis Narkoba di Pakistan Kian Parah, Penegakan Hukum Jadi Sorotan

CNN Indonesia
Rabu, 06 Agu 2025 04:59 WIB
Krisis narkoba disebut kian parah di Pakistan, penegakan hukum jadi sorotan lantaran bisnis haram diduga dijalankan secara terang-terangan.
Ilustrasi. Foto: morgueFile/mconnors

'Epidemi tak kasatmata'

Hal yang lebih memprihatinkan, penggunaan narkoba di kalangan pemuda semakin dianggap wajar, terutama di lingkungan perguruan tinggi. Mahasiswa dengan mudah mendapat ganja, ekstasi, hingga sabu di dalam kampus.

Menurut estimasi konservatif, lebih dari 7 juta orang di Pakistan kini kecanduan narkoba-sebagian besar berusia di bawah 30 tahun.

Dua tahun lalu, Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) telah memperingatkan tentang "epidemi tak kasatmata" yang menyebar di kalangan anak muda Pakistan, diperparah oleh kegagalan negara dalam menyediakan program rehabilitasi atau pencegahan yang layak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Provinsi Balochistan, situasinya bahkan lebih parah. Daerah yang dulu dikenal sebagai jalur penyelundupan antara Afghanistan dan Iran itu kini menjadi lokasi produksi sabu-sabu.

Laboratorium sederhana tersebar di wilayah terpencil, dilindungi oleh ikatan suku dan bahkan aparat keamanan lokal. Para penyelundup membayar suap di setiap pos, sementara pejabat setempat-beberapa di antaranya terlibat langsung-memastikan agar tak ada gangguan terhadap aliran narkoba.

Uang narkoba juga mulai merusak struktur ekonomi lokal. Di sejumlah distrik di Khyber Pakhtunkhwa dan Sindh, dana haram ini digunakan untuk membeli tanah, membangun properti, hingga membiayai kampanye politik.

Kandidat yang didukung uang narkoba kemudian menggunakan kekuasaan untuk melindungi jaringan mereka. Ketika sindikat narkoba sudah menyatu dengan kekuasaan, penegakan hukum tak hanya menjadi tantangan logistik-tapi juga misi politik yang nyaris mustahil.

Bagi rakyat miskin dan para pecandu, harga dari pembiaran ini sangat mahal: keluarga yang hancur, masa depan yang pupus, dan kematian di usia muda. Pusat rehabilitasi sangat terbatas dan tak terjangkau. Program edukasi pemerintah pun sekadar tempelan, jarang berjalan konsisten.

Jaringan narkoba dan kekuasaan

Sementara itu, narkoba terus membanjiri jalanan, dijual hampir tanpa takut ditangkap. Banyak pengedar tahu bahwa hukuman terburuk yang mungkin mereka terima hanyalah penahanan singkat-dan dalam banyak kasus, tidak pernah ditahan sama sekali.

Pengamat internasional, termasuk Financial Action Task Force (FATF), telah lama mengkritik Pakistan atas kegagalan dalam memberantas pencucian uang dan pendanaan terorisme dari perdagangan narkoba. Tapi perubahan berarti masih jauh dari jangkauan.

Terlalu banyak pihak yang diuntungkan dari status quo. Terlalu banyak karier dibangun dari diam dan keterlibatan. Dan terlalu sedikit suara di dalam tubuh politik atau keamanan yang berani mengungkap fakta menyakitkan: Pakistan kalah dalam perang melawan narkoba bukan karena musuh terlalu kuat, tapi karena para penjaganya terlalu korup.

Jaringan narkoba dan kekuasaan bukan hal baru di Pakistan, tapi skala dan keterbukaan praktik saat ini menunjukkan krisis yang mencapai puncaknya. Ini bukan lagi sekadar persoalan kriminalitas, tapi ancaman keamanan nasional, bencana kesehatan publik, dan dakwaan moral terhadap sistem yang membiarkan keserakahan dan kelalaian menggilas tanggung jawab.

Selama para pelaku terus dibebaskan, selama para pejabat tetap berpaling muka, satu per satu rakyat Pakistan akan terus jatuh ke jurang, sementara republiknya perlahan-lahan membusuk dari dalam.

(dna)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER