-- Komisi Kepolisian Nasional telah mempersiapkan empat nama baru calon Kapolri. Nama-nama baru itu dijaring sebagai langkah antisipasi apabila Komisaris Jenderal Budi Gunawan batal dilantik Presiden Jokowi sebagai Kapolri, terkait statusnya di Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka kasus rekening gendut.
Empat nama tersebut yakni Wakil Kepolisian RI Komisaris Jenderal Badrodin Haiti, Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Jenderal Budi Waseso, Inspektorat Pengawasan Umum Mabes Polri Komisaris Jenderal Dwi Priyatno, dan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri Komisaris Jenderal Putut Eko Bayuseno.
Mereka semua berasal dari angkatan 82-84. Bagaimana rekam jejak mereka selama di Kepolisian RI?
Komisaris Jenderal Badrodin Haiti merupakan orang yang dipercaya Jenderal Sutarman --saat itu Kapolri-- untuk menggantikan Komisaris Jenderal Oegroseno sebagai Wakapolri pada 4 Maret 2014. Sebelumnya pada 2005, Badrodin juga sempat menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah. Ketika itu ia pun menggantikan Oegroseno yang ditarik ke Mabes Polri.
Badrodin merupakan lulusan terbaik Akademi Kepolisian tahun 1982. Karier kepolisiannya dimulai di tahun 1982 itu dengan menjabat sebagai Danton Sabhara Dit Samapta Polda Metro Jaya dengan pangkat Inspektur Dua.
Setahun kemudian, 1983, karier peraih bintang Adhi Makayasa itu terus menanjak. Ia ditugaskan sebagai Kasubro Ops Polres Metro Depok Polda Metro Jaya, dan kemudian dipindah ugaskan menjadi Kapolsek Pancoran Mas Polres Metro Depok dan Polda Metro Jaya.
Karier ayah dua anak yang dikenal kalem itu bersinar cemerlang. Jabatan strategis terus ia peroleh, misalnya menjadi Kapolda Banten pada 2004, dan Kapolda Sulawesi Tengah pada 2005.
Pada 2009, Badrodin kembali naik jabatan menjadi Kapolda Sumatera Utara, yang diikuti kenaikan pangkatnya menjadi Inspektur Jenderal. Tak lama berselang, Badrodin ditarik ke Mabes Polri untuk menjabat sebagai Kepala Divisi Hukum pada 2010.
Jabatan Kepala Divisi Hukum itu hanya diemban Badrodin dalam kurun waktu beberapa bulan. Setelah itu ia kembali diterjunkan ke lapangan sebagai Kapolda Jawa Timur hingga tahun 2011, dan kemudian ditarik kembali ke Mabes Polri hingga saat ini.
Dinamika jabatan Badrodin pun terus berlanjut sebagai staf ahli Kapolri, asisten operasi Kapolri, sampai Kepala Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri pada 2013.
Saat ini Badrodin yang menjabat sebagai Wakapolri sedang mengemban mandat, wewenang, dan tugas-tugas Kapolri karena masih kosongnya pucuk pimpinan di lembaga penegak hukum tersebut sehubungan dengan penundaan pelantikan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan oleh Jokowi. Budi Waseso kemarin Kamis (5/2) resmi menyandang pangkat bintang tiga, mengikuti jabatan yang diembannya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri. Kabareskrim adalah jabatan bintang tiga, dan untuk itu kepangkatan Budi Waseso menyesuaikan.
Budi Waseso baru 18 hari menjadi Kabareskrim, menggantikan Komisaris Jenderal Suhardi Alius yang dimutasi ke Lembaga Ketahanan Nasional sebagai Sekretaris Utama. (Baca:
Calon Kapolri dari Angkatan 82-84, Suhardi Alius Terlempar)
Karier Budi Waseso di Kepolisian terbilang cukup cemerlang. Kariernya meningkat sejak menjabat sebagai Widyaiswara Utama Staf Pimpinan Polri pada 2013, berlanjut menjadi Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri pada 2014. Hal inilah yang disebut-sebut menjadi alasan kuat terpilihnya Budi Waseso menjadi Kabareskrim.
Pada 2012, Budi Waseso sempat menjabat sebagai Kapolda Gorontalo. Pada saat itulah Budi mulai dikenal sebagai sosok polisi yang tegas karena berani menindak kasus korupsi yang melibatkan Gubernur Gorontalo Ruslie Habibie.
Dua tahun sebelumnya, Budi yang saat itu menjabat sebagai Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri pun sempat ramai menjadi bahan pemberitaan karena kasus penangkapan Komisaris Jenderal Susno Duadji di Bandara Soekarno-Hatta terkait perkara korupsi. Susno ditangkap atas campur tangan Budi Waseso.
Budi yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1985 ini juga sempat menjabat Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Tengah pada 2009.
Mengemban jabatan baru sebagai Kabareskrim saat ini, Budi Waseso mengatakan akan menjaga dan mengkonsolidasikan jajaran Bareskrim. Pekerjaan rumah yang ditinggalkan pejabat lama dijanjikannya akan diselesaikan. "Saya pasti lanjutkan," kata Budi. Komisaris Jenderal Putut Eko Bayuseno menjabat sebagai Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri sejak 18 Maret 2014, menggantikan Komjen Badrodin Haiti yang naik jabatan menjadi Wakapolri.
Bapak dari tiga anak itu juga memiliki karier cukup cemerlang. Dimulai saat menjabat sebagai Kapolres Situbondo pada 2000 selama setahun, kemudian Kapolres Jember periode 2001-2003.
Tik berhenti disitu, pada tahun yang sama dia ditarik ke Mapolda Jawa Timur dan menjabat sebagai Korspripim hingga 2004.
Karier lulusan Akademi Kepolisian 1984 itu terus meningkat seiring naiknya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2004. Dia ditunjuk menjadi ajudan Presiden SBY selama lima tahun.
Usai mengemban tugas tersebut, pangkat Putut naik menjadi Brigadir Jenderal. Ia lantas menjabat Wakapolda Metro Jaya pada 2009-2011.
Pangkat Putut terus naik. Pada 2011, ia naik pangkat menjadi Inspektur Jenderal dan menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat pada 2011.
Putut yang berpengalaman di bidang lalu lintas kemudian ditarik untuk menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada tahun 2012. Perwira tinggi bintang tiga Polri, Dwi Priyatno, merupakan orang kedua yang menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya dalam kurun waktu sangat singkat. Jabatan tersebut dia emban sejak 18 Maret-3 September 2014. Sebelumnya, rekor Kapolda Metro Jaya nan singkat dipecahkan oleh Timur Pradopo yang hanya menjabat 3,5 bulan pada 8 Juni-7 Oktober 2010.
Dwi yang kelahiran 1959 itu merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1982 yang memulai karier sebagai Kapolsektif Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat. Alumnus yang berpengalaman di bidang lalu lintas ini kemudian meniti karier dengan menduduki berbagai posisi di Polda Jawa Timur, mulai dari Kabag Lantas Polwil Bojonegoro hingga Perwira Menengah Polda Jatim.
Kareir Dwi terus menanjak saat ia menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Lalu Lintas Polda Kalimantan Tengah. Saat itu ia diberi mandat untuk menjadi Atase Kepolisian (SLO) KBRI Malaysia pada 1998.
Sekembalinya ke Indonesia, ia langsung menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Kalimantan Barat. Dwi terus dipromosikan pada jabatan-jabatan strategis di Mabes Polri seperti Kepala Bagian Pembinaan Latihan Operasi Biro Pembinaan Operasional Polri, Dir Sabhara Baharkam Polri pada 2010, dan Karomisinter Div Hubinter Polri pada 2011.
Dwi juga sempat menjabat sebagai Kapolda Jateng pada 2013. Selanjutnya ia dipromosikan menjadi Kapolda Metro Jaya pada 2014, menyusul menjabat sebagai Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, menggantikan Komisaris Jenderal Anton Bachrul Alam yang pensiun.