Jakarta, CNN Indonesia -- Bekas Menteri BUMN Dahlan Iskan, tidak menggelar konferensi pers atau tindakan lain yang biasa dilakukan untuk menjelaskan duduk perkara, terlebih perkara hukum. Cukup dengan rangkaian kata, Dahlan membeberkan bagaimana kasus hukum menimpa dirinya, tentunya versi dari bos media Jawa Pos tersebut.
Dalam proyek PLN pengadaan gardu induk yang dibiayai APBN, Dahlan menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), meski kemudian Dahlan pun telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kajati DKI Jakarta. (Baca juga:
Dahlan Iskan Klarifikasi Tudingan pada Mesin Twitter)Keterangan yang ia unggah dalam blog pribadinya, www.gardudahlan.com , wewenang P2K luar biasa besar karena P2K lah yang menentukan pemenang tender dan menandatangani kontrak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk melakukan itu semua, P2K tidak perlu meminta persetujuan KPA/Dirut PLN. Ketentuannya memang begitu," kata Dahlan, dalam sebuah tulisan yang ia unggah hari ini (10/6). (Baca juga:
Jadi Tersangka Korupsi, Dahlan Tak Jadikan Jawa Pos Corong)Dahlan mengaku tidak mencampuri lelang, pesertanya, pemenangnya dan bagaimana pengadaan barangnya, memang karena mereka tidak perlu minta persetujuan Dahlan yang saat itu menjabat sebagai Dirut PLN. Demikian juga saat tidak perlu minta persetujuan KPA/Dirut PLN.
"Apalagi saya hanya 22 bulan di PLN. Dengan demikian, saya sudah tidak di PLN ketika kontrak-kontrak ditandatangani. Saya juga sudah tidak di PLN ketika pembayaran-pembayaran dilakukan." (Baca juga:
JK: Pak Dahlan Iskan Terbuka dan Bertanggung Jawab)P2K itu, jelas Dahlan, setiap bulan sekali melakukan rapat koordinasi dengan kementerian ESDM yang mengharuskan kehadiran Dirut PLN. Namun Dahlan mengaku belum pernah ikut hadir. "Ini karena sudah menjadi kebiasaan sejak lama bahwa dalam rapat koordinasi seperti itu cukup dihadiri pejabat setingkat di bawah direksi," ungkap Dahlan.
Namun demikian, Dahlan mengaku berterimakasih kepada PLN karena telah menjelaskan duduk perkaranya. Meski demikian, Dahlan mengaku merasa bersalah juka terjadi apa-apa dengan P2K, karena mereka berada di naungan Dahlan.
"Seperti juga saya akan merasa bersalah kalau anak saya nakal," papar Dahlan, seakan memperlihatkan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin. (Baca juga:
BPK: Korupsi Cetak Sawah Tanggung Jawab Kementerian BUMN) (pit)