Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Tugas Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi Sapto Pribowo menegaskan dirinya tak takut dikiriminalisasi oleh pihak lain apabila terpilih menjadi pimpinan lembaga antirasuah. Pertimbangan tersebut menjadi salah satu pemantik dirinya mendaftar dalam bursa calon pimpinan KPK.
"Saya tidak pernah takut pada sesuatu yang fana, saya hanya takut sama Allah," kata Johan ketika ditanya soal potensi ancaman kriminalisasi kepada dirinya. (Baca juga:
Dapat Restu Ibu, Johan Budi Daftar Seleksi Pimpinan KPK)
Johan mengatakan, dirinya tetap bertahan dalam KPK untuk turut memberantas korupsi. "Saya melihat perkembangan KPK belakangan, ingin mengembalikan marwah," katanya melanjutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait sikap tersebut, Johan mendapat dukungan dari kolega pimpinan lainnya, Taufiqurrachman Ruki, Adnan Pandu Praja, Zulkarnain, dan Indriyanto Seno Adji.
"Sebagai kolega, saya senang kalau ada pimpinan atau mantan pimpinan mendaftarkan diri. Saya harap ada kesinambungan," ujar Ruki saat jumpa pers di kantornya.
Sementara itu, Ruki dan ketiga pimpinan lainnya memutuskan untuk tak mendaftakarkan diri. Beragam alasan mencuat. Zulkarnain dan Adnan Pandu mengaku telah cukup mengabdi pada KPK dan menyerahkan kesempatan kepada orang lain. "Saya ingin back to campus," kata Indriyanto.
Sebelumnya diberitakan, Johan merupakan satu-satunya pimpinan incumbent yang akan mendaftar pada seleksi pimpinan untuk empat tahun mendatang. Johan mengaku kini tengah menyiapkan dokumen yang dibutuhkan dalam seleksi tersebut.
"Saya memutuskan akan mendaftar pada Minggu malam kemarin, setelah bertemu dengan ibu beberapa waktu yang lalu dan mendapat restu beliau. Saat ini sedang menyiapkan dokumen-dokumen untuk persyaratan pendaftaran, semoga waktunya cukup," ujar Johan.
Johan menjelaskan, dukungan juga telah didapat dari istrinya. Sementara itu, si anak yang masih berusia 14 tahun justru tak sepakat bapaknya mendaftar lagi menjadi calon pimpinan komisi antirasuah. "Sementara anak-anakku sebenarnya kurang setuju, terutama yang kecil, karena kalau jadi pimpinan KPK jarang ada waktu untuk mereka," ujarnya. (Baca juga:
Beda Pemikiran Ruki dan Johan Budi Soal SP3 di KPK)
Johan Budi mengawali karier sebagai wartawan di sebuah media di Indonesia. Kemudian, dia memutuskan untuk hijrah ke KPK dan tak berselang lama menduduki jabatannya sebagai Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat. Selanjutnya, pada tahun 2006 hingga tahun 2014, ia mengemban tugas sebagai juru bicara sekaligus Deputi Pencegahan lembaga antirasuah.
Pada tahun 2014, Johan bersama dengan pakar hukum pidana Indriyanto Seno Adji dan mantan Ketua KPK periode 2003-2006, Taufiqurrachman Ruki, ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Pelaksana Tugas Pimpinan KPK. Penujukan ketiganya menyusul pemberhentian sementara dua pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang berstatus tersangka.
(hel)