Arahan Menteri Tedjo Untuk BIN, Menteri Agama Soal Tolikara

Noor Aspasia Hasibuan | CNN Indonesia
Senin, 20 Jul 2015 18:05 WIB
Menteri Koodinator Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno telah mengadakan rapat koordinasi ihwal insiden yang terjadi di Tolikara, Papua.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat mengunjungi warga di Tolikara, Papua. (Wilpret Siagian/detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koodinator Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno telah mengadakan rapat koordinasi dengan beberapa pimpinan lembaga negara ihwal insiden yang terjadi di Tolikara, Papua.

Ia yakin rapat yang dilakukannya dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifiddin, Kapolri Badrodin Haiti, Kepala BIN Sutiyoso, Mendagri yang diwakili Dirjen Pol Pum Kemendagri Soedarmo, Panglima TNI yang diwakili oleh Koorsahli Panglima TNI Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, bisa melahirkan solusi bagi warga Tolikara usai dilanda prahara.

Dalam rapat, kata Tedjo, dibincangkan bentuk penyelesaian dan peredaman gejolak serta langkah antisipasi kejadian di Tolikara tak terulang kembali. (Baca juga: Rhoma Irama akan Bantu Pembangunan Masjid di Tolikara)

Saat ini menurut Tedjo situasi dan kondisi di Tolikara sudah kondusif, aman dan terkendali. Tokoh-tokoh adat dan agama dan aparat keamanan setempat telah menyepakati pembangunan kebersamaan dan perdamaian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, biaya kerusakan-kerusakan akibat insiden seperti kios dan mushalla yang terbakar akan ditanggung oleh pemerintah, "Pemerintah juga akan melakukan perawatan terhadap para korban insiden," kata Tedjo saat ditemui di Jakarta, Senin (20/7).

Tedjo mengungkapkan telah menginstrusikan kepolisian untuk melalukan penegakan hukum terhadap para pelaku dan aktor intelektual di balik insiden. Selain itu kepolisian juga diminta untuk memeriksa prosedur penyelidikan aparat keamanan dalam menindak insiden ini.  (Baca seruan Rhoma Irama: Umat Islam-Kristen, Jangan Terprovokasi Tolikara)

Tak hanya itu, Menteri Agama Lukman Hakim juga dimintanya untuk berkoordinasi dengan ormas-ormas keagamaan, FKUB, dan tokoh agama serta tokoh masyarakat untuk terus menjaga dan memelihara kerukunan hidup antar umat beragama.

Sebelumnya, pada Jum'at pekan lalu bertepatan pada Idul Fitri, telah terjadi sebuah insiden di Tolikara, Papua. Ketika itu umat islam yang hendak melaksanakan salat ied diserang oleh kelompok tak dikenal. Penyerang kemudian membakar sejumlah bangunan rumah dan kios yang ada di wilayah itu, yang akhirnya merembet ke sebuah musala.

Dengan dalih mengamankan situasi, polisi menembak tiga orang pelaku penyerangan yang tidak mengindahkan peringatan petugas. Tiga orang tersebut kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Jayapura. (Baca juga: Polri Telusuri Dugaan Aktor Intelektual Insiden Tolikara)

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Suharsono menyebutkan Gereja Injil di Indonesia (GIDI) memang mengeluarkan surat edaran yang melarang umat muslim di Kabupaten Tolikara untuk melakukan aktivitas keagamaan. "Ada edaran pemberitahuan soal menolak kegiatan salat Id," kata Suharsono.

Sejauh ini, Polda Papua telah memeriksa 15 saksi yang terdiri atas sembilan warga dan enam anggota polisi yang bertugas saat kejadian. Selain itu, lima saksi lain juga diperiksa untuk mendalami terjadinya tembakan dalam insiden pembubaran paksa jemaat salat Id tersebut. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER