Jakarta, CNN Indonesia -- Rekaman telepon yang dilakukan oleh Menteri Bappenas Sofyan Djalil dengan Direktur Utama Pelindo II RJ Lino saat Bareskrim Polri melakukan penggeledahan memancing reaksi. Politikus PDIP Masinton Pasaribu menilai bahwa dari percakapan itu, RJ Lino menunjukkan arogansi.
“Kalau saya lihat rekamannya di televisi, lalu intonasi suaranya, yang dia minta Menteri Sofyan Djalil untuk jelaskan ke presiden lalu ancam-ancam mundur, saya menilainya itu bentuk dari arogansi Lino. Sepertinya dia orang yang paling berkuasa di pelabuhan,” kata Masinton saat berbincang dengan CNN Indonesia, Minggu (30/8).
Masinton yang anggota DPR itu melanjutkan, arogansi Lino juga ditunjukkan dalam pembicaraan itu dengan menyatakan bahwa dirinya telah mengirimkan pesan singkat ke Menkopolhukam Luhut Pandjaitan perihal penggeledehan ini. Lino, lanjut Masinton, juga mengaku bahwa dirinya telah menelepon Menteri BUMN Rini Soemarno atas penggeledahan ini dan kemudian sebutnya bahwa Rini telah menelepon Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. (Baca juga:
Menko Rizal Ramli Bentuk Tim Khusus Perbaikan Dwelling Time)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya ini, papar Masinton, adalah upaya yang menunjukkan bahwa RJ Lino juga tidak mau berurusan dengan hukum. Maka, Lino kemudian menelepon orang-orang penting dan mengadukan penggeledahan yang dilakukan Bareskrim di Kantor Pelindo II, pada Jumat (28/8) kemarin. “Karena arogansi itu, Lino tampaknya tidak mau berurusan dengan hukum,” tutur Masinton yang juga anggota Komisi III (Hukum) DPR ini.
Yang menjadi kejanggalan dari RJ Lino, sambung Masinton, adalah dia tidak juga mengundurkan diri. Padahal, dalam ancamannya, Lino menyebutkan bahwa dirinya akan mundur jika Presiden Jokowi tidak menjelaskan masalah ini di hari penggeledehan, yakni Jumat (28/9). “Mengapa dia tak juga mengundurkan diri? Ini kan jadi pertanyaan,” tutur Masinton. (Baca juga:
SP JICT Laporkan RJ Lino atas Tuduhan Pencemaran Nama Baik)
Kejanggalan kedua, terang Masinton, adalah Menteri BUMN Rini Soemarno yang menjadi atasan RJ Lino tidak memberikan teguran terhadap anak buahnya itu yang menunjukkan arogansi. Padahal, Masinton menyebutkan bahwa salah satu tugas menteri adalah menjaga marwah presiden. “Kasihlah Lino teguran atau apa. Jangan dibiarkan saja,” kata mantan aktivis 98 ini.
Sebagaimana diketahui, pada Jumat (28/8), Bareskrim Mabes Polri melakukan penggeledahan di Kantor Pelindo II. Polisi mencari dokumen terkait dengan kasus dwelling time (bongkar muat). Presiden Jokowi saat melalukan sidak ke Pelabuhan Tanjung Priok sempat marah-marah karena lamanya waktu dwelling time. Jokowi pun mengancam akan memecat semua pejabat yang menyebabkan lambannya dwelling time. Kasus dwelling time ini pun tengah ditangani oleh Polda Metro Jaya. (Baca juga:
RJ Lino Menolak Dikaitkan Dalam Kasus Suap Bongkar Muat)
Saat penggeledahan di Pelindo II terjadi, Menteri Bappenas Sofyan Djalil menelepon RJ Lino. Oleh Lino, volume telepon genggamnya dikeraskan sehingga terdengar oleh para wartawan.
Berikut sebagian cuplikan percakapan telepon antara Sofyan Djalil dengan RJ Lino yang mengancam akan mengundurkan diri jika kasus yang terkait dengan dirinya tidak dijelaskan oleh presiden.
Sofyan: Ditelepon Pak Tito? Pak Kapolda? (Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian-red).
RJ Lino: Enggak, tadi saya telepon Pak Luhut. Bukan Kapolda, Pak. Tadi dari Bareskrim Polri yang ke sini. Pak Sofyan ya, kalau Presiden tidak bisa clear hari ini, besok berhentilah.
Susah negeri ini seperti ini. Kita kayak dihukum media. Begitu datang, media begitu banyak. Saya seperti dibuat seperti kriminal. Come on Pak. I'm make this company so rich. Kok malah saya dihukum begini. Enggak fair Pak. Bapak tolong kasih tahu Presiden deh, kalau caranya seperti ini, saya berhenti.
Sofyan: Ibu Rini Sumarno (Menteri BUMN) gimana?
RJ Lino: Ibu Rini sudah telepon Kapolri. Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu Presiden, Pak, kalau caranya begini saya berhenti saja besok. Saya sama sekali disappointed. Saya sama sekali disappointed.
Sofyan: Dasarnya apa?
RJ Lino: Dasarnya katanya ada korupsi sama money laundering. Come on. Jadi Pak Sofyan tolong kasih tahu Presiden, kalau tidak clearkan hari ini, saya berhenti besok. Saya tidak mau kerja seperti ini. Negeri ini tidak bisa seperti ini.
(hel)