Jakarta, CNN Indonesia -- Kartu Jakarta Pintar belum (KJP) bebas masalah. Gara-gara kartu sakti ini, Yusri Isnaeni menggugat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyebutnya maling lantaran dia mencairkan dana KJP lewat tawaran seorang calo di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara.
Yusri, ibu dua anak yang tinggal di Koja, mengaku terpaksa mencairkan dana KJP karena sudah lima hari berturut-turut sistem KJP di kios yang ia sambangi untuk membeli seragam dan sepatu sekolah,
offline. Alhasil Yusri tak bisa membeli barang-barang kelengkapan sekolah anaknya dengan KJP.
Perempuan 32 tahun ini menceritakan keluhannya soal KJP yang berujung petaka ke wartawan CNNIndonesia.com, Lalu Rahadian, di kediamannya di Jalan Mahoni, Koja.
Saat Anda mencairkan dana KJP, di mana itu tepatnya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Pasar Koja. Awalnya saya mau ke Toko Harapan. Kemudian di pasar itu ada yang bilang sistem KJP
offline di Toko Harapan. Jadi katanya KJP tak bisa digunakan, dan kata orang kalau mau belanja di sana harus dicairkan dulu uang KJP-nya, baru bisa membeli secara tunai.
Dana KJP dicairkan di mana?
Di toko berbeda.
Jadi Anda mencairkan dana KJP di toko lain, dan belanja di Toko Harapan?Belinya justru di toko lain. Saya juga kesallah soalnya.
Anda yang mencairkan dana KJP?Bukan. Orang mungkin berpikir saya yang mencairkan sendiri ke ATM begitu kali ya. Maaf ya, tidak. Sampai sekarang banyak oknum di sana (Pasar Koja). Sekarang ditutup tokonya karena kejadian ini benar. Banyak intel berjaga di sana.
Makanya itu saya memberanikan diri supaya terbongkar. Tujuan saya hanya biar KJP bisa lebih baik. Jadi bukan saya sendiri yang menggunakan mesin ATM dan menggesek.
Jadi Anda tinggal menerima uang KJP dari calo?Iya.
Di mana calo itu mencairkan uang KJP?Enggak tahu. Pokoknya di sana ada yang menyediakan mesin pencairan itu.
Dari pencairan itu, Anda mendapat Rp300 ribu?Iya, dengan struk. Uangnya saya terima Rp300 ribu, tapi di struknya itu tertulis Rp330 ribu. Karena itu saya merasa saldo dikurangi. Dia mengambil keuntungan Rp30 ribu kan.
Setelah uang Rp300 ribu didapat, langsung Anda belanjakan ke Toko Harapan?Enggak karena di toko tersebut ternyata tidak menjual seragam sekolah. Saya kemudian belanja di toko berbeda karena saking kesalnya saya dipersulit di sana (Toko Harapan). Saya belanja di toko lain dan di pasar lain. Saya belanja seragam, alat tulis, sepatu, itu saja.
Bukti penggunaan KJP ada kok, untuk pembayaran uang sekolah anak saya juga. Saya sampai lima bulan nunggak bayaran sekolah anak loh, sejak Agustus.
Uang sekolah anak Anda kapan dibayarkan?Pas pengambilan rapor (Sabtu). Itu saya bayar langsung lima bulan karena belum dibayar.
Ada orang tua murid lain yang juga mengalami hal serupa dengan KJP?Saya hanya cerita garis besarnya saja ya. Intinya dengan KJP yang sekarang ini, banyak yang bilang tidak enaklah, sulitlah, begitu. Itu juga saya alami.
Sampai terakhir kemarin ada yang datang ke pasar dan dia bertanya, “Kok toko ini tutup ya?” Orang lain lalu bertanya, “Ibu mau ngapain?” Dijawab, “Saya mau cairin dana KJP.” Nah, itu dia.
Jadi di Pasar Koja Baru memang banyak calo semacam itu?Iya. Toko Harapan itu ternyata juga. Ada yang belanja dan mencairkan dana Rp500 ribu, tapi dia hanya terima Rp450 ribu, dan cuma belanja satu pakaian saja. Sisanya tidak tahu digunakan untuk apa.
Di tengah wawancara, CNNIndonesia.com melihat bukti transaksi yang sudah dilakukan Yusri dengan uang Rp300 ribu dari KJP anaknya. Dari Rp300 ribu, hanya Rp95 ribu yang digunakan untuk membeli sepatu. Sementara pembelian seragam dilakukan dengan pembayaran nontunai melalui KJP di toko pada pasar berbeda pada 25 November. Bagaimana dengan sisa uang kontan yang Anda terima waktu di Pasar Koja?Itu untuk bayaran sekolah anak saya. Saya harus bayar Rp150 ribu untuk lima bulan tunggakan.
Kegiatan Anda sehari-hari apa saja?Saya ibu rumah tangga dan aktif di kegiatan Gemapana (Gerakan Masyarakat Peduli Antinarkoba). Saya sedang kampanye darurat narkoba melalui kegiatan olahraga, kegiatan sosial.
Anak kelas berapa?Anak ada dua. Yang sulung di pesantren sudah setingkat kelas empat SD. Yang bungsu di SD kelas tiga.
Tinggal di Koja ini bersama suami dan keluarga besar?Saya sudah pisah dengan suami. Ini saya ikut nenek, dari kecil di sini bersama keluarga lain juga.
 Suasana rumah Yusri di Koja, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Lalu Rahadian) |
Pendapatan sehari-hari bagaimana?Kalau ada rezeki ya bisa untuk makan, dapat dari kegiatan di Gemapana.
Ikut aktivitas organisasi dibayar?Ya sedikit-sedikit dibantulah begitu. Kalau enggak ada ya paling dibantu keluarga.
Siapa pengacara yang ditunjuk mendampingi Anda selama proses hukum gugatan terhadap Ahok berjalan?Saya belum bisa menunjuk kuasa hukum karena tidak punya biaya. Dengan segala kerendahan hati, saya minta dari mana saja lembaga bantuan hukum yang prihatin dengan kasus ini, untuk membantu tanpa bayaran, untuk membela jika berkenan.
Kalau Ahok minta maaf, apakah akan melanjutkan gugatan?Itu saya serahkan kepada lembaga hukum karena saya sendiri tidak mengerti hukum. Biar hukum yang berbicara. Kalau sampai ke pengadilan, ke pengadilanlah.
Kalau gugatan diterima, uang Rp100 miliar itu akan dipakai untuk apa?Jangan berandai-andai. Tuhan yang mengatur.
(agk)