Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Metro Jaya menyatakan pihaknya sudah mengantongi nama-nama yang diduga menjadi aktor intelektual di balik pemasangan spanduk ujaran kebencian terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Wakil Kepala Polisi Daerah Metro Jaya Brigadir Jendral Suntana mengatakan pihaknya membutuhkan bukti lebih dalam untuk mempidanakan aktor intelektual tersebut.
"Kami sudah kantongi beberapa nama. Saya tidak perlu sebutkan, tapi akan kami selidiki dan olah secara analisa hukum," kata Suntana di Polda Metro Jaya, Selasa (21/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemasangan spanduk itu salah satunya berupa pengumuman bahwa pengurus masjid setempat tak akan mengurus jenazah yang diketahui adalah pendukung Ahok. Ahok sendiri didakwa penistaan agama terkait dengan pidatonya yang mengutip Al-Maidah.
Mengimbau Tak Melakukan
Suntana mengatakan pihaknya sudah berkali-kali mengimbau agar masyarakat dan pengurus masjid tidak memasang spanduk dengan nada yang sama. Dia menuturkan jika hal itu dibiarkan, maka bukan tidak mungkin terjadi konflik horizontal di wilayah ibukota.
"Yang jelas kami imbau agar tak lakukan itu karena bisa timbulkan konflik sosial antarmasyarakat di Jakarta," ucap Suntana.
Suntana mengatakan polisi akan terus memantau aktivitas warga hingga Pilkada DKI putaran kedua selesai. Dia menegaskan akan mengambil tindakan tegas ketika ada warga ataupun pengurus masjid yang masih membandel dalam hal ini.
"Kami tegaskan ke Majelis Ulama Indonesia dan dewan masjid bahwa hal itu tidak dibenarkan. Jadi kami sarankan kepada rekan-rekan untuk diturunkan. Dan kalau tidak turun juga, kepolisian punya kewenangan mencegah," katanya.
Diketahui, pemasangan spanduk ujaran kebencian terhadap Ahok ini pertama kali ditemukan di kawasan Setiabudi, Jakarta Pusat. Hingga kini Pemprov DKI menyatakan pihaknya sudah menurunkan 266 spanduk.
Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Novel Bamukmin sebelumnya menegaskan tidak ada urgensi Pemerintah DKI Jakarta melarang pemasangan spanduk memenangkan gubernur muslim di masjid. Dia mengatakan setiap masjid mempunyai otonominya masing-masing.