IDI: Covid Desember-Januari Terburuk, Krisis Sistem Kesehatan

CNN Indonesia
Rabu, 06 Jan 2021 15:51 WIB
IDI menyebut situasi pandemi Covid-19 pada akhir 2020 dan awal 2021 menjadi yang terparah sejauh ini karena krisis sistem kesehatan.
Ilustrasi ruang perawatan pasien Covid-19. (Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Halik Malik menilai kondisi pandemi Virus Corona (Covid-19) pada Desember 2020 hingga awal Januari 2021 ini merupakan yang terburuk. Sistem kesehatan pun mengalami krisis.

"Bisa kita katakan kondisi terburuk ya di bulan Desember [2020]-Januari [2021] ini," kata Halik kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/1).

Halik mengatakan kondisi itu tak lepas berbagai parameter kesehatan yang mengkhawatirkan belakangan ini. Salah satunya terlihat dari tingkat angka pasien positif virus Corona yang makin meningkat sebulan terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data Kementerian Kesehatan mencatat akumulasi kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 743.198 pada Kamis (31/12).

Per 5 Januari, ada tambahan kasus harian sebesar 7.445 pasien positif. Hal itu membuat total kasus mencapai 779.548. Dari jumlah tersebut, tercatat 645.746 orang sembuh dan 23.109 orang meninggal dunia. Sementara itu, jumlah kasus aktif mencapai 110.693.

"Bukan hanya lonjakan kasus yang kita hadapi, lonjakan kematian juga, di mana tempat orang yang menghadapi kematian aja jadi masalah sendiri karena susah dapat tempatnya," kata Halik.

Diketahui, TPU khusus lahan makam Covid-19 yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seperti TPU Pondok Ranggon dan Tegal Alur sudah terisi penuh.

Selain itu, Halik mengatakan sistem kesehatan di Indonesia juga mengalami krisis. Pasalnya, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) ICU dan Isolasi di rumah sakit sudah semakin penuh. Banyak pasien Covid-19 yang tak tertangani.

"Situasi krisis yang dihadapi oleh sistem kesehatan di Indonesia dalam penananganan Covid-19 ini ditandai dengan lonjakan kasus yang membutuhkan perawatan intensif dan kesulitan akses ruang perawatan Covid-19 yg terjadi di berbagai daerah," tuturnya.

"Bagaimana keterisian ICU, ruang isolasi, itu sudah sementara terpakai, susah dapat ruangan kosong. [Pasien] sampai ngantri di perawatan IGD," lanjut dia.

Data IDI menunjukkan bahwa tingkat keterisian tempat tidur di ruang ICU rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur mencapai 100 persen. Data ini tercatat per 4 Januari 2021 pukul 18.00 WIB.

Sementara itu, data Lapor Covid-19 memaparkan kondisi keterisian tempat tidur ICU di Rumah Sakit rujukan pasien covid-19 Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) sudah terisi 100 persen.

Data dari Satgas Penanganan Covid-19 per 2 Januari 2020 lalu mencatat rata-rata tingkat keterisian ICU dan ruang isolasi di seluruh Provinsi Indonesia mencapai 67,61 persen.

Provinsi dengan tingkat keterisian ICU tertinggi ada di Provinsi DKI Jakarta dengan 87,74 persen. Lalu, empat provinsi tertinggi lainnya adalah Provinsi Banten dengan (84,52 persen), Provinsi Yogyakarta (83,36 persen), Provinsi Jawa Barat (79,77 persen) dan Sulawesi Barat dengan (79,31 persen).

"Rumah sakit itu kan bed occupacy rate idealnya kan di bawah 60 persen. Ini kan udah ada yang 70, 80, 90 persen bahkan lebih keterisian RS ini. Maka sekarang cari rujukan aja sistem yang ada, rujukan berjenjang dan rujukan terpadu kesulitan terakomodir," kata dia.

Infografis Insentif dan Santunan Kematian untuk Tenaga MedisInfografis Insentif dan Santunan Kematian untuk Tenaga Medis, (Foto: CNNIndonesia/Fajrian)

"Tampaknya situasi overload/overcapacity saat ini adalah yang terparah sepanjang pandemi Covid-19 di Indonesia," tambahnya.

Terakhir, Halik mengatakan kondisi mengkhawatirkan juga terlihat dari banyaknya tenaga kesehatan yang kelelahan hingga meninggal dunia akibat virus Corona.

Data IDI mencatat sejak Maret hingga akhir Desember 2020 terdapat total 504 petugas medis dan kesehatan yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid. Data itu terdiri dari 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga laboratorium medik.

Bahkan, IDI mencatat Bulan Desember 2020 merupakan bulan dengan angka kematian tenaga medis dan kesehatan tertinggi selama pandemi berlangsung. Sepanjang bulan Desember 2020, IDI mencatat 52 tenaga medis dokter meninggal akibat Covid.

"Jadi bukan cuma kelangkaan alat dan fasilitas dan obat-obatan, tapi tenaga medis dokternya," cetus dia.

"Pasien-pasien kritis yang berat kan butuh dukungan ventilator dan alat perbantuan pernafasan lainnya. Juga obat-obatan, obat pasien kritis itu ga semua rumah sakit punya. Nah itu yang dihadapi sampai di awal 2021 ini," katanya.

(rzr/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER