Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Curacao sudah menunjukkan kualitas dalam laga pertama melawan Timnas Indonesia dan berpotensi kembali merepotkan tuan rumah pada leg kedua di Stadion Pakansari.
Pada pertemuan pertama Curacao bisa mencetak gol lebih dulu. Ketika laga baru berjalan tujuh menit, gawang Nadeo Argawinata dibobol Rangelo Janga.
Indonesia bisa berbalik memimpin, namun Curacao bisa merespons dan membuat kedudukan menjadi sama kuat berkat gol Juninho Bacuna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Timnas Indonesia mengantongi kemenangan 3-2, tetapi La Familia Azul terlihat memiliki permainan mapan yang tak bisa dianggap remeh pada pertandingan kedua.
Berikut lima senjata Curacao yang bisa bikin Timnas Indonesia kocar-kacir:
1. Ketenangan
Timnas Indonesia memainkan pressing tinggi. Bermain melawan gaya tersebut, Curacao terlihat cukup tenang. Kendati ada satu dua kesalahan, Cuco Martina tetap bisa mengalirkan bola dari kaki ke kaki.
Faktor kemampuan membaca permainan dan pengalaman masing-masing individu berkompetisi di level Eropa membuat pemain-pemain Curacao tidak mudah hilang kendali ketika ditekan.
2. Variasi Umpan Berkualitas Menusuk Pertahanan
Timnas Indonesia meraih kemenangan, namun bukan berarti tidak menemui ancaman pada laga pertama. Khususnya pada babak pertama, variasi umpan pemain-pemain Curacao berkali-kali membuat bola bisa masuk ke daerah pertahanan tim Merah Putih.
Aliran bola Curacao pun tak monoton, terkadang langsung menusuk ke koridor tengah sehingga langsung membuat bek-bek tengah seperti Elkan Baggott, Fachruddin Wahyudi Aryanto, atau Rachmat Irianto berhadapan dengan lawan.
Dalam kesempatan lain lagi bola dikirim ke sisi sayap sehingga membuat Pratama Arhan atau Yakob Sayuri mengejar lawan di koridor kanan dan kiri.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
3. Serangan Balik
Gol kedua Curacao yang dilesakkan Juninho merupakan wujud serangan balik cepat, matang, dan tidak terburu-buru. Padahal sesaat sebelumnya Timnas Indonesia yang mendapat peluang.
Kecepatan pemain Curacao memiliki peranan penting dalam mengorganisasi serangan balik yang tak sekadar bahaya tetapi juga mengubah angka di papan skor.
Dengan demikian seluruh pemain Timnas Indonesia dituntut mewaspadai gerakan eksplosif lawan. Pemain bertahan diharap bisa fokus pada tugas utamanya, sementara gelandang dan penyerang juga diserahkan tanggung jawab untuk menghentikan pergerakan lawan secepat mungkin sebelum memasuki ke area berbahaya.
4. Lini Kedua yang Selalu Terisi
Gol pertama Curacao ke gawang Indonesia diawali pemain yang mengisi second line. Michael Maria berada di area dekat kotak penalti dan berhasil mengambil sapuan Fachruddin Aryanto. Sepakan Maria mengenai tiang dan dituntaskan Janga.
 Michael Maria (kanan) menjadi gelandang Curacao yang rajin mengisi lini kedua. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI) |
Tidak hanya sekali itu Curacao bisa menguasai bola di area second line. Khususnya pada babak pertama ada beberapa momen yang membuat pertahanan Indonesia harus menghadapi serangan bertubi-tubi karena setelah bola disapu kemudian datang lagi serangan lantaran lini kedua Curacao selalu terisi.
Guna menanggulangi hal ini, pemain yang hendak membuang bola harus benar-benar memastikan sundulan atau tendangannya jauh dari area second line. Yang kedua para pemain depan dan tengah harus turut melapisi pertahanan serta siap berduel dengan lawan.
5. Segitiga-segitiga di Sayap
Sama seperti Indonesia, Curacao memiliki pemain cepat. Tak hanya piawai dalam serangan balik, pemain-pemain itu juga bisa membangun skema dari sayap.
Tidak hanya mengandalkan satu pemain, Curacao menggunakan kombinasi tiga pemain sehingga membentuk segitiga untuk memuluskan bola meluncur masuk ke area kotak penalti.
Keunggulan jumlah orang harus dijaga pemain Indonesia tanpa harus terpancing dengan pergerakan-pergerakan dari pemain lawan.
[Gambas:Video CNN]